Bab 2

419 21 0
                                    

HAPPY READING.
.
.
.

Eughh..

Seorang gadis membuka matanya perlahan menyesuaikan cahaya yang ada pada ruangan, mata berwarna brownnya menatap ruangan putih dengan bingung, ia mengedip beberapa kali dan pemandangan itu masih ada.

"Ini dimana?.." tanyanya entah pada siapa

Ia melihat sekeliling dan hanya dia sendiri dalam ruangan putih kosong tanpa apapun.

"Ini dimana sih..."

"WOI!" suara gadis itu menggema dalam ruangan itu dan seketika ruangan itu bergetar dan dalam sekali kedipan semuanya berubah.

Gadis itu sekarang sedang duduk dan didepannya ada seorang pria dengan pakaian rapih berjas.

"Ada apa nona?" tanya Pria yang berada didepannya

"Hah?" tanya balik gadis itu tidak mengerti

Pria didepannya menghela nafas dan membuka dokumen yang berada dimeja dan menyerahkannya pada gadis tersebut.

"Ini adalah surat wasiat yang tuan atau ayah anda tinggalkan untuk anda... semua harta keluarga dan bisnis sekarang milik anda... sesuai dengan isi surat wasiat tersebut" ucap Pria itu menjelaskan dan meminta gadis itu untuk bertanda tangan.

Gadis itu diam dan membaca isi surat tersebut dan benar apa yang dikatakan oleh pria itu semua harta dan bisnis diserahkan pada putrinya, putri satu-satunya ALZAYA MAHVIKA DIRGANTARA.

Saat membaca nama itu ia membulatkan matanya dan menoleh kearah pria yang berada didepannya "Alzaya mahvika Dirgantara itu siapa?" tanyanya bingung

"Bukankah itu nama anda? Jangan bercanda." jawab pria itu dengan tegas.

Bukannya mengerti gadis itu malah tambah bingung, ia memutuskan menyelesaikan apa yang ada didepannya dan baru memeriksa apa yang sebenarnya terjadi.

"Saya harus tanda tangan dimana?" tanya gadis tersebut mengambil pena dimeja.

Pria didepannya menunjukkan tempat yang harus gadis itu tanda tangani, setelah menandatangani surat tersebut, surat itu ia masukkan kedalam tas dan menyerahkannya pada gadis tersebut.

"Jaga apa yang ditinggalkan beliau, saya tau ini terlalu cepat karena baru kemarin beliau tiada... sekali lagi saya ucapkan turut berduka cita dan satu lagi kelola dengan baik perusahaan ayahmu" ucapnya bangun dan ingin pergi tapi gadis itu mencegahnya.

"Tunggu sebentar... boleh saya bertanya?"

Pria tersebut menangguk sebagai jawaban bahwa ia  mengizinkan gadis itu bertanya apapun.

"K-kenapa ayah mempercayai perusahaan ini padaku?" tanya gadis itu sedikit gugup.

Pria tersebut tersenyum dan mengelus kepala gadis itu " karena dia tau kamu bisa.. dan satu hal lagi saya akan selalu membantumu karena itu janji saya pada ayahmu" ucapnya menjelaskan lalu pergi meninggalkannya.

"Janji?" gumam gadis itu lalu melihat sekeliling, ia baru menyadari jika rumah ini sangat besar dan saat matanya terus menyusuri pandangannya membeku pada sebuah foto besar dekat perapian.

Ia berjalan mendekat dan tidak bisa tidak takjub dengan apa yang ia lihat, foto keluarga yang terlihat bahagia dan wajah mereka yang tampan dan cantik.

"Gila sih.. tu om-om ganteng banget" serunya takjub

"Istrinya juga sama anaknya cantik-cantik"

Saat terus menatap foto itu, pantulan dari kaca foto tersebut membuatnya membeku.

Who is the Protagonist here?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang