Bab 3

318 20 2
                                    

HAPPY READING.
.
.
.

Dimas duduk dengan tidak tenang ia beberapa kali melihat jam tangannya hingga apa yang ia tunggu datang dengan tergesa-gesa.

Ziya berlari dengan buru-buru menghampiri Dimas yang sudah menatapnya tajam.

"Hah hah..maaf hah.." ucap Ziya terengah-engah

"Kamu terlambat" ucap ketus Dimas bangun dari duduknya dan menyerahkan surat pindah Alzaya.

"Zaya.. kamu akan pindah ke SMA lentera di Indonesia.. semuanya sudah diatur.." jelas Dimas

"Zaya siapa?" tanya Ziya menatap bingung Dimas

"Jangan bertele² Zaya.. itu namamu" jawab Dimas menatap Ziya jengkel

Duh..kok bisa lupa sih kalo aku Zaya bukan Ziya lagi..tapi tunggu sebentar SMA Lentera?

"Maaf.. " ucap Ziya menundukkan kepala meminta maaf

Dimas menghela nafas dan mengelus kepala Ziya
"Jaga dirimu baik-baik..."

Ziya mengangkat kepalanya dan tersenyum "oke.. aku akan menjaga diri.. tapi di Indonesia aku akan tinggal dimana?"

Dimas menarik tangannya dan membuang nafas gusar "kamu tidak tahu?" tanyanya dibalas anggukan oleh Ziya

"Huh kenapa kamu sangat bodoh.. tidak seperti yang dikatakan tuan.." keluh Dimas memijit keningnya

B-bodoh? Ihh dasar ga sopan awas aja aku doain kamu terpeleset kulit pisang!

Ziya menggerutu didalam hati karena dikatain bodoh oleh Dimas, kan dia jadi tersinggung soalnya bener.. karena sebenernya Ziya hanya fokus pada husbu-husbu yang tidak nyata serta haluannya mana sempat memikirkan duniawi.. karena menurutnya husbu-husbunya adalah dunianya.

"Jadi.. paman dimana saya akan tinggal?" tanya Ziya sekali lagi memberanikan diri

"Ditempat tantemu.. atau lebih tepatnya adik dari ibumu" jawab Dimas

"Tapi kenapa aku tinggal disana?"

"Ternyata kamu memang bodoh.. jelas-jelas didalam dokumen wasiat tertulis bahwa kau akan tinggal ditempat bibimu jadi jangan menolak atau mencoba tinggal ditempat lain."

B-bodoh lagi... kenapa pria tua ini sangat menyebalkan.. tadi saja baik sekarang nyebelin.

"Itu karena ak—"

Belum selesai Ziya bicara panggilan untuk segera masuk kedalam pasawat membuat Ziya berhenti bicara.. ia memasukkan surat pindahnya kedalam koper.

Disaat ia ingin berlari Dimas menahannya, Dimas memberikan Ziya sebuah kartu debit / black card dan berucap " ini hadiah dariku.. pergunakan baik-baik.. dan kelola perusahaan dengan benar, mengenai harta ayahmu.. semua ada didalam dokumen itu.. pelajari dan gunakan dengan bijak".

Setelah mengatakan itu dia pergi dari hadapan Ziya yang diam mematung memikirkan ucapan Dimas.... sungguh beban yang berat.

Ziya menggelengkan kepalanya dan mengepalkan tangan keatas memberi semangat pada dirinya.. segera Ziya berlari untuk melanjutkan perjalanannya ke Indonesia.

***

Sekarang Ziya kita panggil Zaya okey..

Zaya turun dari pesawat dan menginjakkan kakinya di Bandara Indonesia. Ia melihat sekeliling dan berjalan lurus mengikuti orang-orang, pandangannya terus menatap luasnya Bandara dengan kagum.

Indonesia memang keren.. hanya ketikan dan mulut para penghuninya saja yang tidak keren.

Zaya sampai didepan Bandara menunggu jemputan, ya sebenarnya ia tidak tahu dijemput atau tidak.. ia hanya pede kan siapa tau tantenya itu pengertian.

Who is the Protagonist here?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang