bab 6

253 14 1
                                    

Happy reading
.
.
.

Angin sepoi-sepoi berhembus masuk kedalam kelas melalui jendela dan membuat orang yang duduk didekat jendela tidak bisa berhenti menguap.

"Ngantuk banget..." ucapnya seraya menguap.

Sudah seminggu Zaya disini dan tidak banyak yang ia lakukan selain menghindari konflik antara para tokoh dengan tidak pergi kemana-mana.

Aneh memang, tapi Zaya tidak mau melihat semua adegan novel yang membuatnya mengingat jika nyawanya akan tiada sebentar lagi, lebih baik ia mencari aman.

Zaya membaringkan kepalanya dimeja dilihatnya teman sekelas yang masih mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Untung saja pemilik tubuh asli pintar jadi saat Zaya melihat soal itu seketika ia tau semua cara pengerjaannya, hebat setidaknya otaknya masih milik Zaya asli.

"Aku bosan.." gumam Zaya kembali menguap

Zaya memejamkan mata dan hampir tertidur jika saja tidak ada yang bertanya padanya.

"Zaya.. lo udah selesai?" tanya teman sebelahnya dengan suara yang cukup keras sehingga yang lain menoleh ke arah Zaya.

Zaya membuka matanya dan tersenyum
"Sudah.." ucapnya lalu kembali memejamkan mata.

Seisi kelas diam mereka cukup terkejut karena Zaya yang notabe murid baru sudah selesai dengan cepat apalagi soalnya sangat susah.

"Zay.. gue boleh nengok punya lo gak?" tanya teman sebelahnya lagi.

Zaya membuka mata dan melihat nama orang itu yang tertulis diseragam sekolah. Maya Wulandari gadis dengan wajah yang cukup imut dengan rambutnya yang dikepang satu.

"Boleh.." jawab Zaya memberikan bukunya pada Maya lalu kembali memejamkan mata.

Maya menerima buku itu dengan baik diperhatikannya dengan seksama jawaban milik Zaya yang menurutnya sangat berbeda dengan yang diajarkan guru.

Maya menoleh ingin bertanya tapi saat melihat wajah damai Zaya yang tertidur membuatnya membatalkan niatnya. Maya memutuskan menyalin jawaban milik Zaya daripada tidak mengerjakan sama sekali.

Teman sekelas yang lain melihat ke arah Maya yang sedang menyalin buku Zaya dengan tenang hal itu membuat mereka bangun dari bangku masing-masing lalu memfoto jawaban Zaya.

"Heh.. kalian udh minta izin belomm enak aja tinggal nyalin.." ucap Maya menutup buku

"Nanti kami bilangnya.. lo ga liat si Zaya tidur nyenyak gitu?" ucap salah satu dari mereka.

Maya menoleh ke arah Zaya dan membuang nafas kesal lalu membuka kembali buku milik Zaya.
"Awas aja kalo nanti ga bilang"

Kelas hening karena semua sibuk menyalin jawaban milik Zaya hingga tidak terasa bel istirahat berbunyi.
Mengumpulkan buku tugas di meja ketua kelas lalu mereka keluar kelas untuk pergi ke kantin.

Maya mengumpulkan bukunya dan milik Zaya dan saat ingin pergi ke kantin Maya teringat pada Zaya. Berjalan mendekat ke arah Zaya dan menepuk pelan bahunya.

"Zay.. bangun udah istirahat.."

Tidak ada pergerakan dari orang didepannya membuat Maya kembali menepuk bahu Zaya tapi dengan sedikit kuat.

"Zaya. Bangunn"

Zaya membuka matanya perlahan dan tersenyum ke arah Maya.
"Kenapa Maya?"

"Udah istirahat nih.. yok ke kantin" ajak Maya penuh semangat

"Engga may.. duluan aja aku mau dikelas ajaa" tolak Zaya tersenyum

Maya sedikit ragu tapi ia memutuskan meninggalkan Zaya dan pergi ke kantin sedangkan Zaya tinggal dikelas yang sepi tidak ada siapapun selain dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Who is the Protagonist here?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang