CHAPTER 24 | OBSESSION

10.3K 2.6K 970
                                    

Sebelum baca vote dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum baca vote dulu.

Minimal 1k komen dan 1k vote dulu buat update ke chapter selanjutnya.

Yang udah baca chapter ini minta tolong tag aku di Instagram ya

⚠️ Harap bijak ketika membaca ⚠️

Are you ready?

® Happy reading ®

---000---

Playlist-Usai


Zalisha membuka mata pelan-pelan. Kepalanya seketika terasa berdenyut nyeri. Ia menyapukan pandangan ke sekeliling dan mendapati dirinya berada di ruangan serba putih. Sudah seharian penuh ia tidak sadarkan diri.

Pandangan Zalisha bergerak turun. Dilihatnya laki-laki yang sedang tertidur dengan kepala di sandarkan pada sisa space tempat tidurnya. Dia adalah Cakrawala Sadawira.

Ada beragam pertanyaan di benak Zalisha. Sejak kapan cowok itu ada di sini? Kenapa hanya ada dia di sini? Kemana ayah?

Zalisha mengembuskan napas lelah. Ia menunduk menatap Cakrawala. Cowok itu tampak damai ketika sedang tertidur. Telapak tangan Zalisha bergerak lembut menyentuh puncak kepala Cakrawala. Merasakan sentuhan di pucuk kepala membuat Cakrawala membuka matanya. Ia kemudian mengangkat kepalanya.

"Za." Cakrawala melihat gadis yang telah ia temani sejak semalam itu kini membuka mata.

"Lo nggak papa? Mana yang sakit?" Tanyanya khawatir.

Zalisha menggeleng lemah. Tubuhnya terasa lemas. Namun ia mendadak gelisah ketika mengingat ujiannya yang belum terselesaikan.

"Ujian, ujian gue-" Zalisha mencoba untuk bangkit.

Cakrawala menahan pundak Zalisha supaya gadis itu tidak turun dari ranjang UKS karena kondisinya masih lemah.

"Za, bisa-bisanya lo kepikiran ujian waktu kondisi lo kayak gini. Nyawa lo hampir aja lewat tau nggak?!" Seru Cakrawala tidak habis pikir.

"Gue harus gimana...," Ucapnya lirih.

Mata Zalisha berkaca-kaca kemudian air matanya turun disusul sebuah isak tangis.

"Segitu berartinya nilai buat lo, hm?"

Bagi Zalisha kalau dia ingin disayang oleh ayahnya maka ia harus mendapatkan nilai tinggi. Kalau ia ingin dipedulikan sang ayah, ia harus mendapatkan nilai tinggi.

3. SAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang