Chapter 1

13 1 0
                                    

Calluela, nama yang saat ini tak asing di dunia karya seni. Seorang seniman yang sedang naik daun karna kemampuan melukis yang begitu memukau. Di usia yang tergolong masih muda, Caluella sudah memiliki puluhan penghargaan dan menciptakan banyak hasil karya yang beragam dan tentunya bernilai hingga triliunan. Tak heran jika karyanya selalu menjadi incaran bagi para pencinta lukisan dan didokumentasikan di berbagai buku seni.

Pameran yang diadakannya pun tak pernah sepi pengunjung sehingga banyak para seniman lainnya sangat ingin mengajaknya bekerja sama. Sayangnya hal itu sangat sulit didapatkan dikarenakan Caluella dikenal juga sebagai seniman yang sangat selektif menerima tawaran kerja yang berkaitan dengan hasil karyanya.

Terbukti seperti saat ini dimana seorang pria yang sedang mencoba membujuk seorang Caluella agar memilih salah satu dari lima tawaran yang diberikan dan memohon padanya untuk tidak menolaknya namun gadis itu tetap bersikeras tidak mau mengambil dengan alasan hanya karena tidak tertarik.

"Kau sudah gila? Bagaimana bisa lima proposal yang ku ajukan ini tak ada satu pun yang kau minati?!"

"Itu artinya kau harus lebih berusaha lagi dalam bekerja, Sam. Selektiflah sedikit sebelum kau menerima. Semua yang kau ajukan itu terlihat sangat membosankan dan tidak menarik."

Sam mendengus kesal setelah mendengar perkataan Caluella yang seenaknya menilai seperti itu seolah-olah dirinya hanya asal mengambil pekerjaan. Dia tidak tau saja kelima proposal yang diajukan tersebut sudah hasil seleksi dari sekian banyaknya tawaran yang masuk.

"Kau saja belum membaca keseluruhannya bagaimana bisa sudah menyimpulkan tidak menarik."

"Dilihat dari awal yang tidak menarik saja itu sudah cukup bagiku untuk menyimpulkan bahwa itu tidak layak jadi untuk apa membuang waktu membacanya sampai akhir?"

"Aku sudah tidak tau lagi harus seperti apa menghadapimu."

"Kalo begitu silahkan tinggalkan ruanganku" ucap gadis itu dengan senyum yang menjengkelkan bagi Sam.

Oh god! Kalo saja tidak mengingat susahnya mencari pekerjaan di zaman sekarang mungkin Sam sudah memilih resign dari pekerjaannya saat ini juga.

"Ayolah Cal project-project yang ditawarkan padamu merupakan peluang yang besar untuk namamu sendiri dan nilainya pun tidak sedikit kau bisa mendapatkan banyak keuntungan. Jika kau terus menolak seperti ini bagaimana kau bisa membayarku untuk kedepannya?"

"Hey kau meremehkanku?! Kau lupa satu lukisanku saja itu bisa menghidupi kau selama berpuluh tahun! Jadi kau tak perlu khawatir." jawabnya dengan nada sombong membuat Sam semakin frustasi padahal dirinya hanya ingin menggertaknya sedikit namun Caluella tetap tidak terpengaruh.

"Baiklah aku memang tidak pernah menang debat denganmu tapi kau harus ingat dengan citramu. Baru sebulan lalu ada yang dendam padamu dengan membuat article buruk tentang mu setelah ditelusuri yang memposting adalah orang yang kau tolak untuk bekerja sama. Jika terjadi seperti itu lagi kau akan semakin buruk dimata publik."

"Sam dengar aku tidak peduli dengan hal-hal seperti itu. Mau seberapa banyak orang diluar sana membicarakanku tanpa bukti yang berdasar bagi mereka yang benar-benar menyukai karyaku pasti tidak akan mempercayai dan menerimanya dengan mentah-mentah. Aku pun tidak pernah meminta mereka untuk menyukaiku cukup cintai dan nikmati saja hasil karyaku."

Penjelasan Caluella begitu mengena hati Sam membuatnya tak bisa berkutik lagi. Sam benar-benar sudah kalah telak. Melihat raut wajah Sam yang berubah membuat Caluella merasa iba. Ia menghela nafasnya sebelum mengatakan, "Bawakan saja padaku opsi lain aku akan menerimanya hanya untuk sekali ini saja. "

"Benarkah? Kau tidak akan menarik ucapanmu kembali?!" tanya Sam tak percaya dan diangguki oleh Caluella dengan malas.

"Kalo begitu berikan tanda tanganmu dulu untuk dokumen ini." Sam menyerahkan dokumen yang berisi selembar kertas pada Caluella kemudian langsung di tanda tangani tanpa bertanya.

"Tidakkah kau mau membacanya terlebih dahulu?"

"Untuk apa bukan sesuatu yang penting kan?"

Sam terkekeh lalu mengambil alih map tersebut dari tangan Caluella dan berkata, "Sudah ku sarankan untuk membacanya dulu tetapi karena kau sudah menganggap ini bukan sesuatu yang penting its okay but kau salah Cal. I'm so sorry sebenarnya yang kuserahkan padamu adalah sebuah kontrak."

Caluella menyerngitkan kedua alisnya berpikir sejenak dan baru menyadari, "Sial!" umpatnya seraya ingin mengambil kembali map tersebut namun Sam dengan gesit segera menghindari Caluella yang akan menerjangnya. Alhasil mereka saling kejar-kejaran seperti anak kecil yang tengah merebutkan sesuatu.

"Stop Sam! Cepat berikan kembali padaku. Aku ingin membacanya."

Sam menggelengkan kepalanya tidak mau. "Baiklah cukup beritahu aku tawaran apa yang kau ambil?" tanya Caluella dengan nafas yang terengah-engah.

"Tenang saja ini bukan kelima tawaran yang kuajukan. Untuk project kali ini hanya sekedar kau collabs dengan salah satu brand fashion dan juga mengunjungi sebuah pameran yang mana kau berpartisipasi melukis disana."

"Maksudmu? Dimana itu akan dilakukan?"

"Indonesia."

"What?! Are u kidding me?!" teriak Caluela membuat Sam tersentak disertai kebingungan.

"Apakah aku terlihat bercanda?"

"No. I can't." tolaknya mentah-mentah.

"Kau tidak bisa membatalkannya Cal. Kau sudah berjanji tidak akan menarik ucapanmu kembali."

"Kalo begitu tukar saja dengan tawaran yang kau berikan padaku. Asal aku tidak melakukannya disana."

"Sejak awal aku sudah menduganya kau pasti akan menolak kelima tawaran tersebut karena itu aku menyimpan ini sebagai opsi lain dan kau sendiri yang meminta padaku opsi ini. Aku tidak bisa mengalah lagi karena kesempatan project ini tidak akan datang dua kali. Peluang dari keuntungan ini sangat besar untuk dirimu dan bisnis kita Cal"

"Aku tidak peduli Sam. Aku tidak ingin kembali kesana kumohon" ucap Caluella memelas pada Sam. "Berikan alasan padaku kenapa kau tidak ingin melakukannya?"

"Tidak ada alasan aku hanya tidak mau kesana!"

"Siena Caluella berhenti untuk bersikap tidak professional!"

"Jangan memanggil namaku seperti itu!"

"Hey itu kan namamu sendiri mengapa kau begitu sangat kesal setiap kupanggil lengkap. Ada apa denganmu? Aku tau kau hanya tak suka disaat orang memanggil mu sebagai Sienna tapi dimana salahnya lagipula Caluella kan hanya nama belakang yang kau ambil kemudian dijadikan nama panggungmu jadi tidak ada bedanya kau Sienna atau Calluela pun dan sekarang kau sangat menolak pergi ke tempat dirimu berasal seolah seperti ada yang kau hindari disana.."

"Tidak ada yang ku hindari Sam-"

"Lalu? Tidak ada alasan lagi kan? Sudahlah Cal untuk kali ini saja kau menurutiku. Bukankah kau juga merindukan seseorang disana?"

"Tak ada yang kurindukan."

"Really? Lantas nomor siapa yang selalu ingin kau hubungi namun berujung selalu kau matikan. Bukankah kau menyimpan kontak itu hampir memiliki nama yang sama denganmu Sheila.. Serra..Sena?" ucap Sam sambil mengingat-ingat nama kontak tersebut.

"I..itu bukan siapa-siapa. Nama yang kau sebutkan tadi tidak ada yang benar."

"Yasudah kalo begitu ku anggap tidak ada masalah besar disana jadi tak ada alasan lagi kau menolaknya. Kalau kau memang tidak suka sebagai Sienna its okay tak perlu khawatir karena kau datang kesana pun sebagai sebagai Caluella seorang pelukis yang dikenal banyak orang. Kita pun disana hanya satu minggu setelah urusan selesai kita bisa kembali lagi. So kesimpulan dari obrolan ini ku anggap kau setuju."

"Aku belum mengatakan setuju?!"

"Tapi kontrak yang sudah kau tanda tangani sendiri menjadi bukti bahwa kau setuju. Bersiaplah h-3 kita akan segera berangkat." Ucap Sam dengan senyumnya yang terkesan licik kemudian meninggalkan Caluella yang tengah menyumpah serapahi dirinya.

"Sial!" umpatnya.

UsaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang