Chapter 04

1 0 0
                                    

Kekacauan yang terjadi tiga hari lalu mengakibatkan semuanya berantakan. Agenda yang seharusnya dilaksanakan sesuai jadwal terpaksa dibatalkan dan sebagian harus di pending. Hal tersebut tentu membuat Sam menjadi lebih sibuk berkali lipat dari sebelumnya. Satu sisi dirinya harus memikirkan cara mengatasi masalah ini sebagai manager dan disisi lain Sam juga mengkhawatirkan Caluella yang sekarang sedang mengurung diri di dalam kamar hotel.

Sam tidak tahu apakah gadis itu sudah makan atau belum bahkan bagaimana kondisinya saja tak tahu. Terakhir kali bersama Caluella pada saat pasca kejadian, saat itu memang Caluella memohon padanya untuk tidak diganggu dulu. Sam mencoba untuk memahami kondisi Caluella yang sedang butuh ruang sendiri.

Sepertinya kejadian kemarin membuat Caluella trauma. Ya, wajar saja orang waras mana yang tidak trauma jika tiba-tiba diserang oleh orang asing. Namun setelah ditelusuri Sam mendapat kabar bahwa pelaku penyerangan Caluella adalah seorang pasien dalam gangguan jiwa.

Kabar ini tentu membuat dirinya terkejut karena bagaimana bisa seorang wanita yang sedang mengalami depresi berat itu bisa masuk ke dalam ruangan, bukankah untuk masuk membutuhkan sebuah tiket undangan?
Sam pun masih bingung dengan hal tersebut.

Drrt.. Drrt..

Sebuah notif pesan masuk berasal dari nomor  tak dikenal. Sam ingin megabaikan namun ia menyerngitkan dahinya ketika membaca pesan tersebut menyebut Caluella.

Tak mungkin ini hanya sekedar orang iseng, haruskah dia membalasya? Mungkin yang mengirim pesan padanya ini mengenal Caluella tapi bagaimana jika sebaliknya. Ah Sam jadi sangat ragu.

Tak lama pesan dari nomor yang sama muncul kembali. Sang pengirim pesan mengajaknya bertemu di sebuah Caffe terdekat dari hotel Sam dan Caluella stay saat ini.

Sam menjadi penasaran siapa orang yang mengirim pesan ini. Untuk itu Sam memutuskan menyetujui pertemuan dengan orang tersebut. 

Sam telah sampai di caffe tempat pertemuan mereka. Ia mengedarkan pandangannya dan dari kejauhan melihat seorang wanita yang sedang melambaikan tangan ke arahnya.

Sam melirik kanan, kiri dan sekitarnya memastikan tak ada orang lain selain dirinya.  Sepertinya memang benar lambaian itu tertuju padanya.

“Kau Sam?” tanya wanita yang sudah ada dihadapannya, Sam mengangguk canggung.

Ketika pertama kali melihat wanita ini, Sam terkejut karena wanita ini sangat mirip dengan Caluella. Mungkinkah Caluella memiliki saudara kembar? Sebuah pertanyaan spontanitas dalam benaknya.

"Hai salam kenal" ucapnya seraya mengulurkan tangan, Sam pun langsung membalas dan berkata "Nice to see u.. I’m Sam."

“Ku kira kau tidak akan membalas pesanku tak disangka kau mau meluangkan waktumu untuk bertemu denganku. Terima kasih sudah membalas pesanku.”

“Awalnya aku sangat ragu membalas pesanmu tetapi karena kau menyebut Caluella aku jadi penasaran denganmu. By the way darimana kau mendapatkan nomor ponselku?”

“Caluella pernah memberikan nomormu padaku. Oh ya, sampai lupa aku belum memperkenalkan diri padamu. Aku kakaknya Sienna tepatnya Caluella yang kau kenal.”

“Ah rupanya kau kakaknya pantas saja wajah kalian sangat mirip sekali. Aku sempat mengira jika Caluella memiliki kembaran. Jangan bilang kau itu Sheila, eh, bukan, maksudku Serra ya?”

“Lebih tepatnya Seira..”

“Ahh itu maksudku jadi kau orang yang dirindukan Caluella”

Seira menyerngit, “Maksudnya?’

“Selama disana Caluella selalu memandangi foto yang kurasa itu foto kalian berdua. Aku tak tahu pasti karena Caluella tak pernah mengizinkanku melihat foto itu. Dia juga selalu menahan diri untuk menghubungimu. Apakah hubungan kalian tidak baik?” tanya dengan sungkan, "Ah maaf sepertinya aku terlalu lancang menanyakan ini. Jadi kau tak perlu menjawabnya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UsaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang