Aku termenung menatap langit senja, dengan panorama matahari tenggelam yang turut ada di langit itu. Angin membelai seluruh tubuhku, menerbangkan rambut-rambutku. Aku menghela napas panjang, membaca untaian kata yang tertoreh di buku tersebut.“Seseorang akan melakukan apapun agar mereka disukai banyak orang.”
Dan ini merupakan kalimat paling valid dalam sejarah hidup manusia. Bohong jika ada manusia yang tidak ingin disukai orang lain. Pasti kebanyakan dari mereka akan membuat dirinya menjadi versi yang terbaik, agar disukai dan disenangi orang-orang disekitarnya.
Aku merasa iri hati, ketika ada seseorang yang lebih memiliki kemampuan dariku, lebih berbakat dariku, dan multitalenta. Aku tak bisa menyaingi mereka, dikarenakan kelebihan yang aku punya terbatas. Tentunya aku tak bisa memaksakannya.
Orang itu dan aku adalah orang yang berbeda, hanya dengan penampilan yang sama, yaitu manusia. Manusia tetaplah manusia, bukan Tuhan sang pencipta. Manusia tidak sepenuhnya sempurna, manusia tidak selamanya abadi, dan manusia tidak akan bisa menandingi Tuhan, dengan kata lain manusia tidak ada yang sempurna.
Untuk apa memaksakan diri kita sendiri hanya untuk disenangi oleh orang lain? Jadilah dirimu sendiri, versi terbaik menurut dirimu. Sekalipun jika orang lain menentang kamu. Teguhkan pendirian mu. Kamu layaknya pohon besar dan rindang, yang tentunya tak akan tumbang begitu saja diterjang oleh badai. Jangan tumbang hanya karena mulut seseorang.
Biarkan saja, mulut mulut mereka. Mereka bebas mau berkomentar apapun tentang kita. Lagipula, memangnya kita bisa mengatur omongan kita sendiri? Tidak. Berhenti menyakiti dirimu sendiri. Sesuatu tidak menyakitimu, melainkan itu adalah ulah mu sendiri. Kita tidak akan sakit, jika kita membiarkan diri kita sendiri untuk sakit.
Jadi, berhentilah kali ini saja untuk terlalu peduli dengan omongan orang lain tentang kita. Kalian tidak berhak menghentikan mereka. Biarkan saja, itu hak mereka. Cukup biarkan dan diam.
22/02/2023