PART 04

207 9 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


※※


Beberapa bulan berlalu, Alaska sudah cukup menguasai tembak jarak jauh dan ilmu bela diri. Akhirnya Jordan akan mulai mencari indentitas orang tuanya, Alaska sangat tak sabar akan hal itu.

"Apa kamu siap untuk pergi ke panti asuhan?" tanya Jordan.

Alaska mengangguk. "Alaska siap tuan," ucapnya.

"Saya akan memberi mu misi hari ini, apa kamu sanggup?" tanya Jordan yang membuat ekspresi Alaska langsung berubah.

"Maksud tuan, misi untuk membunuh?" tanya balik Alaska.

"Memangnya misi apalagi?" balas Jordan.

Tubuh Alaska langsung bergetar, kenapa ia lupa kalau selama ini tujuannya untuk menjadi seorang pembunuh bayaran.

"Ternyata kamu belum siap!" Cetus Jordan.

"Alaska harus membunuh siapa?" tanyanya memberanikan diri.

"Semua anak di panti asuhan yang pernah kamu tempati." Jawab Jordan dengan tegas. Mendengar itu rasanya Alaska langsung terlempar ke dimensi lain, pikirannya kosong dan tubuhnya terasa lemas.

"Ke-kenapa harus membunuh mereka?" tanya Alaska.

"Perintah dari seorang client dengan bayaran yang cukup mahal. Jika berhasil, semuanya untuk kamu." jawab Jordan.

Alaska tak habis pikir dengan seseorang yang menginginkan hal itu. "Alaska harus membunuh semuanya termasuk pengurus panti itu?" tanya Alaska.

Jordan mengangguk. "Ya," jawabnya singkat.

Alaska masih belum percaya kalau misi pertamanya untuk membunuh teman lamanya. "Apa gue sanggup?" Tanyanya pada diri sendiri.

"Kamu tidak berani atau tidak tega?" tanya Jordan yang melihat Alaska hanya melamun. "Apa kamu tidak ingat semua perbuatan jahat yang mereka lakukan padamu?" Jordan memanasi Alaska.

"Alaska siap tuan!" ucapnya, apapun akan ia lakukan untuk mencari indentitas orang tuanya.

Jordan tersenyum sambil mengusap rambut Alaska. "Saya akan menemani misi pertama mu," ucapnya. Tak lama setelah itu mereka segera berangkat.

Di perjalanan menuju panti asuhan hanya ada keheningan, Alaska sedang memikirkan bagaimana caranya menghilangkan rasa kasihan pada mereka saat bertemu nanti. Jika dipikir-pikir Alaska hanya kasihan pada almarhum Bu Vina karena dirinya sebagai salah satu anak yang pernah menempati panti harus membunuh temannya sendiri.

"Ingat, tidak ada rasa empati untuk mereka. Dan jika ada saksi jangan biarkan mereka hidup!" ujar Jordan yang di angguki Alaska.

Beberapa jam kemudian mereka sampai, kini jam menunjukkan pukul satu malam yang artinya situasi sudah sepi. Sebelum keluar dari mobil Alaska dan Jordan menutupi wajahnya dengan topeng, selain itu mereka berdua memakai baju khusus untuk melakukan misi.

SAMUDRA ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang