02~SPESIES YANG SAMA

12 2 0
                                    

Sejujurnya,selama pelajaran berlangsung Tissa sadar murid-murid di kelas terus memperhatikannya dengan tatapan heran.awalnya gak mau peduli,tapi kelamaan Tissa juga merasa risih.dengan tatapan dan bisikin ketus dari mereka.ada yang bilang Tissa. Itu anak dari seorang dukun.ada yang bilang tisa itu alien yang di kirim ke bumi(?) Ada yang bilang kalo Tissa itu murid yang bikin geger satu sekolah.

Iya,belum lama tuh sekolah sempet geger karena rumor aneh yang mengatakan;salah satu murid di sekolah ini memiliki keturunan darah iblis,yang berarti kesialan di sekolah ini ada di atas kendali tangannya.

Nah,ngeri kan? Tapi rumor itu cepat-cepat di kubur oleh pihak kepala sekolah.

"Beneran dia nolong si Jean kemarin?"udah hampir lima menit Naura terus menatap Tisa di pojok sana dengan rasa penasaran dan takut menjadi satu.

Devan menjawabnya dengan anggukan singkat."hm,kayanya Tissa emang punya kelebihan deh."tuturnya mereka seraya menyandarkan kepala di tembok dari semalem tuh Devan juga penasaran sih,tapi yaudahlah gak terlalu di ambil pusing sama dia.

"Gua liat jidat si Jean cuma di usap doang,terus udah deh sadar."Rafi ikut nimbrung sambil noleh ke arah Tissa sekilas.

Di kursi depan ada joy dan Jean, yang masih diam bisu Tampa suara,masih mikirin siapa sebenarnya Tissa?kenapa hantu yang ngerasukin Jean terus ngarah padanya kemarin.?

"Joy,bahu gue kenapa pegel banget ya?" Jean memiringkan kepalanya kekanan dan kekiri bisa terlihat jelas kalau bibir Jean pucat pasi seperti kemarin.

Joy menghela napas berat ketika matanya beradu tatap dengan Tissa sekilas,"lu balik ke asrama aja kalau emang gak enak badan."agak khawatir juga si Joy,takut kejadian kemarin terulang lagi.

"Mahluk kredil di bahu kanannya,dan bayi Korban aborsi di bahu kirinya.aneh? Cowo itu pernah hamil?" Tissa bergumam di tempat duduknya sambil terus mencatat beberapa manteri.

'kamu bisa lihat kami?

'kenapa kamu diam saja,kami berlima bisa masuk ke dalam tubuh cowok itu bersamaan.'

Lagi-lagi hantu sialan itu menghampiri Tissa, dengan ancaman yang sama kenapa Tissa harus terlibat dengan manusia seperti Jean sih? Kesel banget tapi harus gimana?

   Tissa langsung berdiri sambil meraih tisu dari dalam tasnya,langkah Tissa langsung terhenti tepat di sebelah Jean.

"Iga kamu harum dan renggang, mereka suka."tuturnya lembut kemudian meraih jangka di kotak pensil nya Jean.

Srekkkhh

"Woy gila lu ya?!"Jean menahan tangan Tisa yang kini sudah melukai tangannya sendiri sampai bercucuran darah.

Tissa menepis,"kamu rawan kerasukan."katanya sukses membungkam bibir jean.demi apapun baru kalo ini Tisa rela ngelukain dirinya demi menolong orang lain,Tampa menunjukan ekspresi kesakitan,Tissa mengusap luka darah nya dengan tisu."kamu simpan ini,saya jamin kamu gak akan kerasukan lagi."Tissa menyodorkan Tisu berdarah itu pada Jean.

Agak jijik,tapi gak tahu kenapa Jean percaya dengan omongan Tissa pas Jean mau Nerima tissu itu.....

"Apaan sih?! Lu ngapain ngasih hal menjijikan ini ke cowok gue,"dari arah belakang karin menepis tangan Tissa hingga tisu itu jatuh ke lantai.alis Karin menukik tanda tidak suka akan kehadiran Tissa.

Tissa menatap karin dingin."maaf saya cuman mau nolong cowok kamu.saya risih karena hantu di tubuhnya terus mengganggu saya."kalimat Tissa kembali membuat mereka tak bisa berkata apa-apa.

"Jadi Tissa itu beneran anak dukun."batin Devan

"Saya bukan anak dukun,saya anak yatim piatu,"sahut Tissa menatap Devan sekilas.ketika hendak pergi tubuh Jean menegang.gak tahu kenapa Jean tidak bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali.kaya ada sesuatu yang nahan.

Asrama Terkutuk [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang