3. Pandangan pertama

110 86 21
                                    

Hai...
Happy reading 🍒

•••

Aksel menetralkan ekspresi nya yang sudah tertekan, lalu membenarkan posisinya yang kurang nyaman karena dari tadi sibuk menyetir.

"Bukan. maksudnya sama Leo." ucap Aksel.

"Bang, kan tadi Saa bilang sama Bang Aksel bukan sama Bang Leo, gimana sih?" kesalnya.

Satu..dua..tiga...

Hening, satu sama lain hanya berdiam biasanya Saputri selalu ceria sambil bercerita tetapi sekarang tidak dikarenakan sedang marah.

Sesampainya di rumah temennya juga Saputri tidak seceria tadi pagi, sampe ia tidak berpamitan dengan abangnya.

"Aaaa Putri lo lama amat, hampir aja gue tinggalin tadi, soalnya si Sasya udah mau otw ke mall." ucap Zahra.

"Hemm, iya maafin." ucap Saputri.

"Masa yang ultah duluan kesana, jelas kita yang harus kesana duluan."

"Iya-iya Zahra bawel amat, kayak Bang Leo." kesalnya.

"Gue maunya Bang Aksel deh, gak papa gue ridho di jodohin sama dia. langsung aja ke pelaminan aja gue mau banget." ucapnya senang.

Saputri menutupi mulut Zahra yang amat bawel, membuat sang empu memberontak untuk melepaskan nya.

"Huhhh, untung gue gak mati." kesalnya. napasnya naik turun karena tadi Saputri membekapnya.

"Sutt. Bang Aksel udah punya pacar."

Zahra membulat kan matanya tak percaya, kesempatan untuk mendekatinya sudah gugur.

"Serius?!! gue gak nyangka padahal niatan nya mau deketin Bang Aksel." keluhnya, Saputri tersenyum lalu ia mengusap bahu Zahra.

"Udah, mending lo sama Bang Leo aja. dia tampan cuma kelakuan nya aja kayak cacing kepanasan." lalu Saputri membawa kue yang ia tadi simpan di meja, mereka berdua memutuskan untuk pergi mall untuk merayakan ulang tahun Cika.

...

"Fira bangun nak, ada Pina katanya anter dia beli buku." ucap Nira.

"Aduh shh sakit." lenguh nya.

"Makanya kalo tidur itu di kasur, bukan di sofa." tegur Nira, Pina yang sedang duduk sambil memainkan handphone nya lantas ia memotret Fira yang sedang menguap.

Penampilannya seperti gembel, rambutnya acak-acakan seperti singa dan juga bajunya kusut, tetapi bukan nya jelek malahan Fira terlihat seperti bayi yang baru bangun tidur.

"Ihh, apaan sih Pina poto gue sembarangan." kesalnya.

"Kepedean, sana mandi cepetan nanti anter gue beli buku." titahnya.

"Nyuruh-nyuruh, lagian lo gk bilang dari tadi kek minta di anter malah ngedadak gini."

"Udah tadi gue nge'dm lo."

"Kan gue lagi tidur, kenapa sih---"

"Gak ada waktu untuk nyeramahin gue." potong Pina, Fira menghembuskan napasnya kasar lalu ia beranjak dari posisi duduknya.

Enemy Lover  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang