Haiii..
Happy reading 🍒•••
Siang ini cuaca sangat panas sampai-sampai Fira mengelap keringatnya yang bercucuran, Pina duduk santai di kursi sambil meminum jus jeruk sedangkan Billa sedang bermain handphone.
Hari ini mereka sedang di rumah Pina, sudah lama Fira tidak berkumpul seperti ini bersama Pina, rasanya senang sekali ketika melihat sahabatnya pulih kembali.
"Aduh panas banget, berasa di sauna gue." ucap Fira. cuaca siang ini begitu terik, tidak seperti biasanya.
Sebentar lagi mereka akan lulus, semuanya teman Fira sudah ada rencana untuk melanjutkan kuliah, sedangkan Fira, ia belum tau melanjutkan pendidikan nya atau bekerja.
Di sisi lain pasti Aksel akan segera menikahi nya, sebenernya nikah muda bukan target Fira, tetapi jika sudah jodoh mungkin Fira akan menikah.
"Pina, lo jadian sama si Gavin?" Fira bertanya, Pina yang sedang meminum minumannya seketika tersedak ketika mendengar pertanyaan Fira.
"Gak kok, kata siapa?" tanyanya balik, jelas sekali raut wajah Pina sedih memerah, Fira tertawa sangking lucunya.
Billa menyimak semuanya, malas untuk bergabung. di belakang halaman rumah Pina semakin ramai dengan celotehan Fira.
Fira suka sekali jika sudah menggoda Pina tentang Gavin, sebagi sahabat yang baik Pina hanya tersenyum meskipun ia malu.
"Sudahlah, gue capek." ucapnya.
Fira melirik ke arah Pina yang sedang tiduran, tiba-tiba Fira teringat bahwa chat dia belum di bales sama Aksel.
Saat membuka handphone nya, tidak ada satupun chat dari Aksel. hatinya seperti di remas begitu menyakitkan, Fira tahu mungkin Aksel marah kepadanya.
"Gue pergi dulu bentar." ucap Fira, sontak Billa yang sedang asik dengan handphone nya langsung menatap Fira.
"Mau kemana? tumben aja tiba-tiba pergi, pasti mau ketemu sama Aksel ya?" tanyanya. Pina hanya mengiyakan saja mungkin ada keperluan mendadak.
Fira mengangguk lalu berpamitan kepada mereka berdua, mereka tidak berani menghalangi Fira jika ada keperluan mendadak, bisa-bisa khodam nya keluar.
"Gue pamit undur diri, eaaa." Pina dan Billa saling melirik satu sama lain sambil menahan tawanya.
...
Orang-orang berlalu lalang di jalanan, kemacetan kota begitu panjang sehingga orang-orang berkeluh kesah, andai saja mereka bisa terbang pasti tidak akan macet.
Seperti sekarang yang di alami oleh Leo, sebenernya ia ingin mengajak Sayla jalan-jalan mengelilingi kota indah ini, sayang di pertengahan jalan ia terjebak macet.
"Kamu gerah gak?" tanya Leo, ia khawatir jika orang di sukai nya merasa tidak nyaman.
Sayla hanya menggeleng, pandangan nya hanya tertuju ke luar jendela. sepertinya Sayla bosan, atau memang kebiasaannya seperti itu.
"Kalo lo bosen bilang aja, gue akan ajak lo ke rumah gue." ucap Leo.
Sayla langsung menoleh kearah Leo, ia menatap heran kepadanya. Leo yang sedang fokus melihat jalanan menatap ke arah Sayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy Lover (End)
Teen Fiction"Mencintai mu itu bagaikan menguras air laut." . . . Kisah Fira yang membenci seorang laki-laki bernama Aksel askara adytama, semua ini berawal dari Aksel yang tidak sengaja menabrak Fira. Fira terjebak dalam cinta segitiga antara Aksel atau Marvend...