Bryan masuk kedalam salah satu kelas yang diatasnya bertulisan kelas XI MIPA 4. saat melihat itu nyawanya langsung terasa melayang, bukan hanya mentalnya yang akan diperas tetapi juga otaknya ia benar-benar akan mengutuk Bryan ketika berhasil bertemu dengan pemuda itu nanti.
ia menghela nafas pelan lalu masuk dengan percaya diri kedalam kelas, biasanya di kehidupannya dulu ketika ia baru saja masuk ke kelas teman-temannya akan bersorak ria untuk menyambut manusia tampan membahana sepertinya dirinya.
namun apa sekarang? mereka malah tertunduk takut tanpa berani menatapnya. Bryan tak menghiraukan itu ia langsung saja mendudukkan dirinya di bangku paling depan karena itu memang tempat Bryan asli.
"gue udah bego mana duduk didepan lagi. si Bryan emang bener-bener perlu gue bejek-bejek" ucapnya dalam hati.
•
•
•
waktu pembelajaran telah usai Bryan langsung saja berlalu untuk pergi ke kantin, sesampainya di sana ia melirik kekanan dan kekiri untuk mencari keberadaan kakaknya.
tak ada yang dapat ia lakukan selain memperbaiki semua kesalahan yang telah diperbuat oleh Bryan asli.
ketika melihat sosok yang dikenalnya Bryan langsung berlari kesana dan tanpa ba-bi-bu lagi ia segera duduk di samping farell.
Farell yang melihat seseorang tiba-tiba duduk di sebelahnya tentu saja kaget apalagi yang duduk bukan orang asing melainkan adiknya, Bryan. farell menampar pipinya sendiri guna menyadarkannya dari mimpi tetapi malah sakit, ini bukan mimpi!.
sedangkan Bryan hanya tersenyum kecil melihat kelakuan farell. "pesenin gue makan dong, gue lupa bawa duit tadi" ucapnya kepada farell.
"lu-lupa?" farell benar-benar tak percaya atas apa yang didengarnya sekarang, sebenarnya ada apa dengan adiknya ini?
"Lo gamau bayarin dulu?" Bryan bertanya dengan wajah sedih yang dibuat-buat. melihat itu farell langsung saja mengangguk hal itu tentu membuat Bryan kesenangan dalam hati, dirinya benar-benar lupa membawa uang lebih tepatnya ia tak punya uang disini.
BRAKK!!
seluruh atensi siswa di kantin terfokus pada orang yang baru saja mengebrak meja. Bryan menaikkan satu alisnya akibat bingung dengan tingkah teman dari kakaknya itu.
tiba-tiba ia teringat akan sesuatu, Bryan langsung saja merutuki dirinya. sial! benar-benar sial! pemuda yang mengebrak meja itu adalah orang yang pacarnya selalu dibully oleh Bryan asli.
Lewis Sebastian atau lebih akrab disapa Tian, teman dekat dari farell sekaligus pacar dari korban bully Bryan. pemuda itu pasti berpikir bahwa dirinya bermuka tebal sekarang.
Tian hanya menatap nyalang ke arah Bryan tanpa mengeluarkan sepatah katapun, puas menatap penuh permusuhan ke Bryan pemuda itu langsung pergi meninggalkan kantin diikuti oleh ketiga temannya. sekarang hanya tersisa Bryan dan juga farell di meja tersebut.
farell yang melihat itu hanya menghela nafas perlahan, ia tahu bahwa semua temannya sangat tidak menyukai Bryan. tidak salah juga sih, memangnya siapa yang akan menyukai pemuda pembuat onar seperti bryan?.
"maaf" gumam Bryan namun masih bisa didengar oleh farell. farell menyodorkan makanan yang baru ia makan beberapa suap kehadapan Bryan. melihat itu Bryan hanya menggelengkan kepalanya.
"makan aja gue ga laper" ucapnya lalu segera pergi dari sana. lagi dan lagi farell sungguh merasakan perbedaan yang amat jauh dari sikap Bryan.
•
•
•
Bryan tersenyum senang saat memasuki rumahnya, setelah kejadian yang tidak mengenakan tadi di sekolah ia tak makan hingga pulang, Bryan hanya mengganjal perutnya dengan air keran yang berada di halaman sekolah. itupun ia terpaksa meminumnya.
"pokoknya gue bakalan makan banyak sekarang, bodoamat sama rasa malu" monolog Bryan sembari membayangkan makanan-makanan yang akan disantapnya nanti.
baru saja kakinya melangkah ke dapur kepalanya langsung tertoleh ke kiri saat seseorang menampar pipi kanannya dengan sangat keras.
Bryan memegangi pipinya yang sudah memerah ia menatap penuh permusuhan ke arah seorang pria yang baru saja menamparnya barusan.
"Lo apa-apaan main nampar pipi gue? LO GILA?" tanya Bryan sedikit berteriak diakhir kalimat.
"Siapa yang gila? Lo yang gila! selama ini gue udah nahan diri sama tingkah kurang ajar Lo ya bangsat." Bryan mengeryitkan dahinya ketika mendengar perkataan dari pria yang diketahui bernama Alan itu.
sebenarnya Alan sempat tertegun dengan respon Bryan ketika mendapat tamparan darinya pasalnya selama ini Bryan hanya akan berlutut sembari mengatakan maaf berkali-kali. Alan tahu bahwa Bryan tak ingin sekalipun terlihat salah dimatanya.
"ini keknya si Alang-alang ini tahu kelakuan si Bryan deh makanya sekarang dia marah-marah kek gini, tapi masalahnya kelakuan yang mana? Banyak banget kelakuan Bryan yang kek setan" batin Bryan menerka-nerka akibat dari kemarahan Alan.
"Maksud Lo apa?" Rahang Alan semakin mengeras, baru kali ini ia mendengar adiknya itu sangat berani padanya.
"berani-beraninya tangan busuk Lo itu nampar wajah nyokap gue!"
Deg!
Bryan langsung terdiam, ia tak tahu harus mengatakan apa lagi jika menyangkut kejadian itu. dimana si pemilik tubuh dengan kasar menampar pipi mulus ibunya sendiri serta tak lupa cacian yang dilontarkannya pada wanita cantik yang hanya bisa menangis akibat perlakuan dari anaknya.
"g-gue---"
Plak!!
belum sempat melanjutkan ucapannya, satu tamparan mendarat lagi di pipi kanannya namun Bryan hanya menatap sayu kearah Alan tanpa niat untuk membalas.
menurutnya dua tamparan tak akan cukup untuk memaafkan perlakuan kasar Bryan pada ibunya sendiri, perlu digaris bawahi kalau Bryan a.k.a Haikal sangat menghormati ibunya.
akibat suara gaduh di dapur orang-orang rumah langsung menghampiri mereka, farell yang kebetulan sudah pulang juga langsung melangkahkan kakinya ke dapur begitu juga dengan Helen ibu dari empat anak itu juga buru-buru ke dapur saat mendengar teriakan dan suara tamparan dari arah sana.
Helen ingin sekali memeluk putra bungsunya yang terlihat sedang menahan tangis itu namun ia takut jika nantinya Bryan akan semakin membencinya.
melihat kehadiran Helen, Bryan langsung menjatuhkan badannya kelantai untuk berlutut menghadap ke arah Helen.
"M-maaf" hanya kalimat itu yang mampu keluar dari mulutnya, hanya untuk menatap mata wanita yang berstatus sebagai ibunya itu saja ia tak berani.
bahunya semakin gemetar setelah matanya tak sengaja melihat ibunya yang memegangi dadanya sembari terisak kecil, ia tahu pasti ibunya mengira ia meminta maaf hanya untuk mencari muka pada Alan.
tak kuat menahan tangisnya Bryan langsung berlari keluar meninggalkan mereka semua.
nama karakter:
• Bryan Nero Tyger (anak 4)
•Farell Osman (anak 3)
•Deon Neor (anak 2)
•Alan Mogasta (anak 1)
•Helen Mercel (ibu)
•Xibra vatama (ayah)
•Lewis Sebastian (farell friend)
• Ragas Pratama (farell friend)
•Galang Anggala (farell friend)
•Ezra Liox (farell friend)seiring bertambahnya chapter maka karakter akan ikut bertambah
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Story
Teen FictionKecelakaan yang merenggut nyawanya sungguh sebuah takdir buruk bagi Haikal. pemuda itu masih ingin hidup! ia tak mau merenggang nyawa di usianya yang baru 18 tahun. entah keajaiban darimana tetapi dirinya hidup kembali di tubuh yang berbeda, ia tiba...