[BL] Enter The World of Novels Through Dreams [Fast Wear]

--13--

Semuanya berjalan sesuai rencana. Orang bodoh itu menerima semua ucapanku. Setelah orang-orang Lembah Damian pergi, kita bisa kembali merebut posisi penting di pemerintahan.

Surat itu tidak hanya berisi berita sederhana, tetapi juga rencana pembunuhan .

Mereka akan pergi hari ini. Dipastikan tidak membawa pengawal satu pun. Seperti katamu, mereka terlalu banyak memberi kontribusi yang mengancam kedudukan kita. Jadi, aku tidak akan membiarkan mereka hidup.

Kertas kecil itu lantas ditalikan di kaki seekor burung, begitu dia melepaskannya, bibirnya langsung menyeringai jahat.

Dia adalah August Roman, seorang pria tua yang bekerja sebagai salah satu penasehat Raja, dan merupakan mata-mata para bangsawan. Semenjak Raja tidak sadarkan diri, dia tidak bisa berbuat apa pun, tidak bisa juga mencuci otak Edmund yang penuh pendirian. Tetapi sekarang, Raja telah siuman. Kekuatannya akan segera pulih, dan dia akan membuat para bangsawan yang telah pergi, datang kembali untuk mendukungnya.

Selain mengurus orang-orang Lembah Damian, dia juga harus memperhatikan Swen. Swen sebenarnya adalah anak seorang Marquis, tetapi keluarganya telah jatuh dalam kemiskinan karena gagal dalam berbisnis, beruntung Edmund bisa melihat potensi Swen dan membawanya. Meski begitu, August tidak pernah menyukainya, selain karena keluarganya sudah bukan siapa-siapa, dia juga telah menjadi salah satu penyebab Edmund sulit sekali dia dekati.

Saat ini Swen sendiri sedang memohon kepada Raja agar membatalkan pengusiran orang-orang Lembah Damian.

"Yang Mulia, tanpa mereka, kita mungkin akan mati kelaparan. Bahkan berkat mereka, satu persatu masalah di kerajaan kita teratasi dengan baik."

"Swen, apa kau bodoh?" Raja yang masih terbaring di tempat tidur, berdesis. "Lembah Damian terkenal dengan rumah para penyihir, dan para penyihirlah yang mengutuk kerajaan Aquila menjadi terpuruk seperti ini. Lalu tiba-tiba ada sekelompok orang yang mampu membereskan masalah hanya dalam beberapa bulan saja? Apa kau tidak berpikir, hah? Mungkin itu hanya akal-akalan mereka untuk mendapat kekuasaan, dan karena tahu usaha mereka kurang, salah satu di antaranya mulai merayu anakku."

Swen memang sempat berpikir seperti itu, tetapi para penyihir cenderung tidak memiliki bayangan di dalam air, bahkan jika orang itu memakai sihir menggunakan artefak, mereka masih bisa dicirikan dengan tidak memiliki bayangan di bawah sinar matahari. Tetapi orang-orang Lemah Damian tidak keduanya. Artinya mereka bukan penyihir dan tidak sedang terpengaruh oleh sihir. Sayangnya, sikap keras kepala Raja masih belum hilang, menyebabkan dia mundur dengan kecewa.

Dia berpapasan dengan August saat keluar. Pria itu menyeringai sebelum membuka mulutnya yang licik.

"Bagaimana? Sudah kubilang, bukan, itu tidak akan berhasil. Orang-orang Lembah Damian tidak sebaik yang kau kira. Jadi sebaiknya kau diam saja daripada kau sendiri mengalami pengusiran nantinya."

Swen tidak menjawab dan hanya memberi anggukan sopan sebagai basa-basi. Sama halnya dengan August yang tidak menyukainya, Swen juga sangat tidak menyukai pria tua itu. August terlalu sering berhubungan dengan para bangsawan yang memberontak, setiap ucapan yang dia sampaikan kepada Raja, semuanya selalu untuk kepentingan orang-orang yang mendukungnya, bukan rakyat. Sebenarnya Putra Mahkota juga sudah mencurigainya dan mengamatinya diam-diam, tetapi dia masih belum mengambil tindakan yang berarti, selain karena kurangnya bukti, sepertinya Edmund juga memiliki rencananya sendiri.

Swen menuruni tangga dan berpapasan dengan salah satu kesatria tanpa interaksi apa pun, tetapi itu menurut seseorang yang sedang mengintip dari atas. Sebenarnya, dia memberikan interuksi diam-diam dengan tangannya; Pergi dan lakukan.

Yuvio dan Ian sendiri sudah mengepak barang-barang mereka yang tidak sampai memenuhi kereta kuda yang akan mereka naiki. Dahulu, mereka datang dengan sambutan yang cukup meriah, sekarang kembali dengan terusir.