--2--

702 111 5
                                    

Kim Mu Han dan Shin Tae Kyung telah berpacaran selama tiga tahun lebih, hanya beberapa orang saja yang mengetahui hubungan mereka. Di antara mereka ada yang pernah berkata jika hubungan mereka bagai langit dan bumi, mungkin karena status keduanya yang berbeda jauh. Shin Tae Kyung berasal dari keluarga berada, sedangkan Kim Mu Han begitu miskin dengan ibu yang sudah mati, dan ayah yang kabur sejak dia SMA. Bahkan ada yang pernah memperingati Shin Tae Kyung jika Kim Mu Han mungkin hanya ingin uangnya saja. Masalahnya, jika sudah cinta buta, siapa yang akan percaya?

Baek Shi Yoon salah satu teman yang meragukan Kim Mu Han, tetapi dia tidak banyak bicara dan tidak terlalu suka ikut campur masalah orang lain. Apalagi, Shin Tae Kyung bukan lah anak kecil, dan dia bukan orang yang bodoh, tidak perlu terus dinasehati. Orang bebal yang terus diberi nasehat hanya akan keras kepala. Biarkan dia menilai sendiri pada akhirnya. Masalahnya, setelah dia berhasil menilai, ternyata kenyataan tidak seperti itu.

Baek Shi Yoon memperhatikan Kim Mu Han yang tertidur di sofa. Setelah membersihkan diri dan makan semangkuk ramen, dia tidak banyak bicara apa-apa lagi selain meminta selimut. Anehnya, Shi Yoon tidak bisa melihat bayangan Mu Han yang selalu ingin terlihat tinggi, seolah apa yang dia lihat selama ini hanyalah ilusi semata.

Pandangannya kemudian jatuh pada kasa yang penuh darah di atas meja. Darah itu mungkin memang bukan darah milik Kim Mu Han, tetapi dia juga terluka. Ada beberapa lebam dan lecet di buku-buku jarinya. Dilihat sekilas saja pertarungan yang dia hadapi bukan lah pertarungan yang mudah. Shi Yoon lalu mengambilnya dan membuangnya ke tempat sampah, setelah semuanya beres, dia mematikan lampu dan kembali ke kamarnya sendiri.

Saat itu Kim Mu Han membuka matanya dan mengubah posisi tidurnya menjadi terlentang. Dia memang tidak tidur sejak tadi. Jika tidak begitu, bagaimana kalau Shi Yoon banyak bertanya sedangkan mulutnya sedang malas untuk menjelaskan. Selain itu, pikirannya sedang rumit, bukan hanya karena tidak ada uang, rokoknya yang tadi masih tersisa, hilang entah kemana. Dia... ingin merokok.

Bahunya bergetar, dan rasanya menyedihkan karena dia begitu miskin sampai-sampai tidak bisa merokok satu batang pun.

Di balik pintu kamar yang sedikit terbuka, Shi Yoon melihat pemandangan itu dan hatinya merasa sedikit pahit. Dia pasti sangat sedih karena orang tua satu-satunya yang dia miliki malah ingin menjualnya karena hutang, ditambah dengan masalah Shin Tae Kyung....

Kesalahpahaman itu berlalu sampai selamanya.

Keesokan harinya, Mu Han bangun dengan sarapan yang sudah tersaji ala kadarnya di atas meja. Si pemilik rumah sendiri sudah tidak ada di tempat. Sembari menikmati makanan itu, Mu Han bergumam, "Apa pria itu seorang malaikat?"

Shi Yoon bahkan tidak mengusirnya, buktinya ada catatan cukup perhatian di samping piring saji di atas meja.

–Tinggal lah untuk sementara jika kau belum memiliki tujuan–

Tetapi Mu Han sedikit menyayangkan sikap terlalu baik hati Shi Yoon. Orang seperti itu akan mudah dimanfaatkan. Termasuk dimanfaatkan olehnya.

Setelah menghabiskan makanan, Mu Han mandi dan mencuci pakaiannya, lalu dengan tidak tahu diri mencari pakaian Shi Yoon untuk digunakan.

"Maaf, Shi Yoon, aku akan mencucinya nanti."

Dia harus keluar dan mengambil barang-barangnya di rumah sewaannya sendiri dan mencari pekerjaan sampingan. Dia tidak mungkin terus-terusan merepotkan Baek Shi Yoon, dia juga harus mengembalikan uang milik Shin Tae Kyung yang dia berikan kepada rentenir. Memikirkannya membuat Mu Han ingin menangis lagi. Padahal dia sudah membayangkan akan menjadi second male lead yang kaya dan baik hati. Nasibnya benar-benar sial. Lebih sial lagi ketika dia sampai di rumah sewaannya dan melihat barang-barang Mu Han banyak yang tidak berharga, kecuali satu hal....

[BL] Enter The World of Novels Through Dreams [Fast Wear]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang