Kita /1/

13 5 2
                                    

haii, selamat datang di cerita ini..

selamat membaca semoga enjoy

____________________________________________________


Suasana sebuah lapangan di depan Gedung rektorat sebuah perguruan tinggi ternama di kota Yogyakarta sangat ramai pagi ini, suara orang berbincang saling bersahutan, juga banyak suara orang saling memperkenalkan diri dan banyak tawa terdengar, waktu masih menunjukkan pukul enam lebih sedikit namun lapangan itu sudah seperti lautan manusia,

hal ini karena sedang diadakan masa orientasi untuk para mahasiswa baru. Dan aku Raden Rara Puspa Bratadikara adalah salah satu mahasiswa baru yang akan menjalani masa orientasi untuk tiga hari kedepan, ditilki dari namaku, aku memang berasal dari keluarga yang masih kerabat jauh dengan keraton, hal ini membuat gelar Raden Rara tersemat di depan namaku.

kini aku sedang duduk sendirian di salah satu kursi panjang yang terletak di pinggir lapangan untuk menunggu satu-satunya sahabatku sedari kecil yang bernama Ratih, kami dekat sedari kecil karena ibu Ratih yang sering ku panggil Budhe Ratri sudah bekerja dan mengabdikan diri di kediaman Bratadikara yaitu kediaman keluargaku sejak aku kecil.

Hal ini menjadikan aku dan Ratih selalu bersama sedari kecil, kami juga selalu bersekolah di sekolah yang sama atas permintaanku , hingga kini saat kami berdua sudah tumbuh menjadi remaja, kami memutuskan untuk berkuliah di universitas yang sama, namun dengan jurusan yang berbeda walau masih di fakultas yang sama yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Aku memilih berada di jurusan manajemen dan kebijakan publik sedangkan ratih berada di jurusan ilmu komunikasi.

Aku memilih berada di jurusan ini di karenakan, kebanyakan keluargaku temasuk orang tuaku bekerja di instansi pemerintahan, ini membuatku terinspirasi untuk mengikuti jejak mereka.

"huhh kenapa Ratih lama sekali padahal aku sudah memberitahunya kalau aku sudah berangkat" memang kebiasaanku sedari kecil untuk memilih berangkat lebih awal dari pada terlambat, namun berbeda dari Ratih sahabatku sedari kecil itu dia terbiasa untuk berangkat mepet dengan waktu acara dimulai, bahkan saat SMP dan SMA dia sudah menjadi langganan guru konseling karena terlalu sering terlambat.

rumah kami memang berdekatan, bahkan rumah keluarga Ratih terletak di belakang kediamanku, namun karena aku malas menunggunya yang membutuhkan waktu lama untuk bersiap, membuatku lebih memilih meninggalkannya dan berangkat lebih dulu.

Padahal tadi aku sudah menyuruh Ratih untuk segera menyusulku agar aku memiliki teman untuk berbicara, namun sampai kini acara orientasi ini akan di mulai, sahabatku itu belum juga terlihat batang hudungnya,

"dorr" kaget sebuah suara dari samping kananku yang hampir membuatku terjungkal ke belakang.

"hahahaha... maaf mbk, maaf, ekspresi muka sampean lucu sekali" lanjut suara itu, yang tak lain adalah sahabatku Ratih yang baru saja datang,

"kamu ini, hobi sekali mengagetkan aku, kalau tadi aku sampai njungkel pie?, kamu mau tanggung jawab?" omelku kepada Ratih namun dia hanya tertawa ringan dan kembali meminta maaf.

Aku memang lebih tua beberapa bulan dari Ratih, awalnya aku melarangnya untuk memanggilku mbak, namun dia tetap kekeh untuk memanggilku dengan panggilan itu, dia berkata itu karena dia mengghormatiku dan keluargaku yang sudah banyak membantu dia dan keluarganya, maka dari itu aku hanya bisa pasrah menerima panggilannya Mbak darinya.

Tiba-tiba sebuah suara laki-laki terdengar dari pengeras suara menginterupsi perbincangan kami berdua, suara itu menyuruh kami para mahasiswa baru untuk segera berbaris di lapangan sesuai dengan fakultas masing-masing.

Apakah Pada Akhirnya Kita Bersama?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang