Kita /8/

8 2 1
                                    

hai-haii

welcome againn

selamat menikmati cerita ini.....

enjoyyy...

---------------------------------------------------------------------------------------

Berkumpul untuk sarapan bersama merupakan salah satu keharusan di keluargaku, dikarenakan terkadang saat makan siang dan makan malam kami tidak bisa full team membuat bapak dan ibu sepakat bahwa kami harus dan wajib sarapan bersama.

Namun karena kaki kiriku yang masih tidak boleh terlalu banyak digerakkan, membuat aku terpaksa absen untuk sarapan bersama kemarin.

dan kini kami sekeluarga ditambah Ratih dan Budhe Ratri menikmati nasi goreng buatan ibu dan Budhe Ratri, sedangkan Ayah Ratih yang kerap ku sapa Pakdhe Guntur sedang tidak bisa bergabung bersama kami karena harus menengok sawah milik bapak yang memang digarap Pakdhe Guntur akan dipanen hari ini.

Selesai sarapan kini kami mulai membubarkan diri dari meja makan satu persatu, dimulai dari bapak yang akan berangkat ke kantor, ibu yang mengantar bapak kedepan rumah, Budhe Ratri yang kembali ke dapur untuk membersihkan alat makan yang kami gunakan.

Dan hanya tersisa aku, Ratih, dan Mas Naren di meja ini," kalian berangkat bareng Mas saja, lagian kaki mu kan belum sembuh betul dek, kalo naik bus nanti susah" kata Mas Naren setelah dia meminum habis air di gelasnya.

"njih Mas" ucapku menurut, aku pun merasa akan cukup kesulitan jika naik bus dengan kondisi kaki kiriku, walau aku bisa berjalan dibantu dengan kruk namun sepertinya itu tidak begitu membantu.

Setelah berpamitan kepada ibu dan Budhe Ratri kini aku, Ratih dan Mas Naren kini berada di dalam mobil milik Mas Naren yang melaju membelah jalanan kota jogja yang mulai padat pagi ini.

Tak butuh waktu lama untuk Kami sampai di tempat orientasi hari ketiga sekaligus hari terakhir ini.

"kami masuk dulu ya Mas, sampean hati-hati dijalan" ucapku sembari menyalimi tangan Mas Naren bergantian dengan Ratih.

"iya, kamu juga baik-baik, kalo ada apa-apa nanti hubungi Mas saja, Ratih tolong jagain Puspa ya" nasihat Mas Naren kepada kami.

Mendengar perintah Mas Naren, Ratih dengan tangan yang membentuk posisi hormat menjawab perintah Mas Naren "siap Mas !!" jawab Ratih dengan tegas yang membuatku mendengus geli melihat kelakuannya.

"yaudah, Mas pamit ya" Mas Naren kemudian kembali masuk ke dalam mobil, dan melajukan mobilnya menuju tempat kerjanya.

Dengan bantuan Ratih dan kruk yang aku pakai, kini Ratih menuntunku menuju tampat yang akan digunakan untuk Mos hari ketiga ini, yaitu di sebuah ruangan serbaguna di Gedung ini.

Baru sampai di depan ruangan aku dan Ratih sudah di sambut oleh kakak- kakak panitia termasuk Kak Dita yang duduk di depan ruangan sebagai pendata mahasiswa yang datang, karena Kak Dita sendiri kemarin bercerita kalau dia berada di divisi Public Relation maka tidak heran dia bertugas mengabsen peserta yang datang.

karena tempat duduk diatur menurut kelompok jadilah aku harus berpisah dengan Ratih yang duduk agak di bagian tengah, sedangkan kelompokku mendapatkan jatah di bagian agak depan.

Salah seorang kakak Panitia yang menjadi penanggung jawab kelompokku dan ku tahu bernama Haekal, langsung mengarahkan ku untuk duduk di tempat dimana kelompokku berada, aku pun melihat Catherine sudah duduk disana dan sedang melambaikan tangan ke arahku yang ku balas dengan lambaian tangan juga.

"terima kasih kak" ucapku kepada Kak Haekal saat aku sudah berhasil duduk dengan nyaman di samping Catherine.

"sama-sama adik manis, kruknya kakak taruh di sini ya, kalau ada apa-apa bisa minta tolong temannya untuk panggil kakak di depan ruangan yaa" kata Kak Haekal dengan ramah, dari yang ku amati sejak hari pertama kak haekal ini memang tipikal orang yang humble dan suka menjadi penghangat suasana pun suka sekali melucu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Apakah Pada Akhirnya Kita Bersama?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang