Kita /3/

8 4 3
                                    

selamat datang kembali

selamat membaca part ini...

-----------------------------------------------------------------------------------

Selesai dengan pembicaraan medis mereka, dokter pun mulai menangani kaki kiriku yang keseleo sampai satu jam kemudian dokter itu baru selesai berkutat dengan kaki kiriku yang kini terbalut perban, selama penanganan itu aku hanya bisa meringis dan memejamkan mata menahan rasa sakit di kaki kiriku

"sudah selesai, supaya kakinya cepat pulih kamu tidak boleh terlalu memakai kaki kirimu dulu untuk beberapa hari kedepan yaaa" dokter laki-laki itu memberihan arahan kepadaku

"baik dok" jawabku seadanya karena aku masih tidak nyaman dengan kaki kiriku yang terbalut perban, dokter itu hanya tersenyum dan kemudian berbalik menghampiri dokter perempuan dan dua kakak panitia tadi yang kini masih menunggu di kursi tunggu UGD, aku bisa melihat mereka karena gorden penutup di brankar ku sudah di buka dan aku kebetulah berada di brankar paling pojok kanan tidak terlalu jauh dari kursi tunggu itu.

aku melihat mereka ber empat berbincang serius, sampai kemudian kakak panitia perempuan tadi menghampiriku.

"eumm, kakak boleh minta KTP kamu untuk ngurus adminstrasi dulu, nanti kakak balikin" kakak panitia perempuan yang aku lupa namanya itu meminta kartu KTP milikku, para panitia memang sempat diperkenalkan saat technical meeting namun karena dasarnya aku sedikit susah menghafal nama orang membuatku lupa nama kakak ini.

Dan untung saja aku membawa dompet yang ku letakkan di dalam kantong rok yang kupakai, tadi setelah makan siang aku berniat untuk membeli air mineral karena minum yang kubawa sudah habis namun ternyata panitia sudah memberikan air mineral botol membuatku mengurungkan niat untuk membeli minum, namun saat akan mengembalikan dompet ke tasku yang dikumpulkan di satu tempat bersama tas peserta MOS yang lain, kakak panitia sudah menyuruh kami untuk berbaris.

"ini kak" aku menyerahkan kartu tanda penduduk milikku kepada kakak panitia ini.

"terima kasih, oh iya kami dari panitia sudah berdiskusi bahwa kamu diperbolehkan pulang setelah ini , apa ada keluargamu yang bisa dihubungi untuk menjemputmu disini, atau perlu kami antar ?" jujur saja aku sama sekali tidak terpikirkan untuk mengabari keluargaku karena pikiranku fokus ke kaki kiriku yang sangat saki,

Aku sedikit menengok ke arah jam digital yang terletak di dinding belakang kakak panitia ini waktu sudah menujukkan setengah tiga sore, sedangkan acara orientasi akan berakhir pukul empat sore.

"maaf kak, handpone saya tertinggal di tas saya, apa boleh saya pinjam handpone kakak?" tanpa menjawab kakak panitia itu mengambil handpone miliknya yang berada di saku almamater yang dia pakai.

"ini, ada kuota sama pulsanya kok, pakai aja!" ucap kakak panitia perempuan itu dengan senyum manisnya, kemudian dia meninggalkanku dan berjalan menuju resepsionis UGD untuk mengurus andministrasi.

Aku segera membuka handpone milik kakak panitia tadi yang ternyata tidak di kunci dan mulai mendial nomor kakak laki-lakiku yaitu Raden Mas Narendra Rama Bratadikara.

"halo?" setelah menunggu beberapa saat akhirnya sambungan itu terhubung.

"halo Mas" setelah mengucapkan itu terjadi keheningan selama beberapa detik

"Puspa?, ini kamu dek?" dengan suara kebingungan kakak laki-lakiku ini menjawab

"ngiih mas, ini Puspa, Puspa mau minta tolong jemput puspa ke UGD rumah sakit X bisa ndak" aku langsung to the point, jujur saja aku tidak enak kepada kakak panitia tadi jika aku menggunakan handponenya terlalu lama.

"rumah sakit X?, kamu kenapa dek?" dengan suara khawatir mas Naren kembali berbicara.

"nanti Puspa ceritakan, tapi Mas bisa segera jemput adek kan?" aku kembali mendesak Mas Naren untuk segera mengiyakan mermintaanku, sebenarnya sedari tadi aku sudah tidak betah dengan bau obat-obatan di rumah sakit ini rasanya membuat perutku seperti di aduk-aduk hingga mulas,

"okay Mas segera kesana" akhirnya Mas Naren meniyakan untuk menjemputku, dan tanpa menuggu jawaban dariku Mas Naren sudah lebih dulu menutup sambungan telepon kami. Dan aku tebak kakak laki-lakiku itu sangat panik dan buru-buru segera kemari.

Bertepatan dengan aku yang selesai menghubungi Mas Naren, kakak panitia perempuan tadi juga telah selesai dengan urusan administrasi di resepsionis, aku pun segera menyerahkan handphone kakak itu dan berterima kasih

"terima kasih banyak kak" dengan senyum tulus aku berterima kasih kepada kakak panitia ini.

"santai aja dek, btw aku belum tahu namamu, kalau nama ku Dita" kakak panitia yang akhirnya ku ketahui bernama Dita ini mengulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan dengan ku.

"salam kenal kak Dita, namaku Puspa" aku menjawab sembari menjabat tangan kak Dita,

"kalau yang cowok duduk di sana itu namanya Jonathan, kali aja kamu lupa namanya hihihi" memang sii aku pun lupa nama kakak panitia laki-laki tadi. Kak Dita pun kemudian duduk di kursi yang tersedia di samping brangkar yang ku tiduri

"iya kak, makasih ya kak udah bawa aku ke rumah sakit" mau bagaimana pun aku harus berterima kasih kepada mereka yang sudah membawaku ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

"santai aja dek, udah tanggung jawab kami sebagai panitia" dengan senyum lucunya Kak Dita menjawab santai, Kak Dita ini memiliki wajah bulat yang lucu dengan mata yang tidak bergitu sipit, hidung yang sedikit mancung khas orang Indonesia, dan pipi bulat yang cukup chubby dengan kulit kuning langsat namun lebih muda sedikit,

Kami berdua pun menjadi cukup akrab dan kami berbincang kecil membahas beberapa hal tentang kampus dan hal-hal lain, di tengah pembicaraan kami kakak panitia laki-laki yang ku ketahui dari Kak Dita bernama Jonathan itu menghampiri kami.

"maaf menggangu perbincangannya ladies" sapa Kak Jonathan dengan ramah saat sampai di dekat aku dan Kak Dita

"kenapa Jo?" tanya kak Dita menanyakan maksud kak Jonathan menghampiri kami.

"ada kabar dari Andra, katanya untuk besok adek ini di liburkan dahulu, tapi di hari ketiga atau hari terakhir harus masuk karena jadwal hari ketiga kan hanya pengarahan dan perkenalan dosen per fakultas jadi ngga akan banyak jalan" Kak Jonathan pun menjelaskan maksud kedatangannya.

"tapi kak aku ngga enak sama yang lain, aku besok berangkat aja ngga papa" aku merasa tidak enak hati dengan maba yang lain jika aku diizinkan walau hanya satu hari.

"ngga papa cantik, dari pada besok kaki kamu tambah sakit kan lebih baik kamu libur dulu, lagian jadwal kita besok kan kunjungan ke museum jadi harus banyak jalan nah nanti kaki kamu malah tambah sakit jadi masuknya hari rabu aja yaa" jelasnya lagi yang akhirnya membuatku pasrah.

-----------------------------------------------------------------------------------

haii terima kasih sudah membaca...

cerita ini pure imajinasiku jadi jika ada salah kata atau informasi di atas

bisa dikoreksi di kolom komentar yaa...

bye-bye sampai jumpa di part selanjutnya

Apakah Pada Akhirnya Kita Bersama?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang