❥ Temenan Part 3

281 64 4
                                    

Akhirnya karena tak boleh membeli makanan lagi hingga mangkuknya diganti, Matthew mengajak Zihao makan satu mangkuk berdua.

Romantis.

"Tapi minumnya lu beli sendiri, ya, soalnya kan gue lagi flu kalau lu minum digelas yang sama sama gue nanti lu bisa ketularan flunya—"

Oke, Zihao tarik kata-kata romantis yang tadi.

Zihao memotong perkataan Matthew, "Iya, iya, gua udah paham. Makasih, ya ... mattchu?"

“Mattchu?”

“Iya, kalau gue kan suka dipanggil Zao atau Jujube sama mama, katanya nama panggilan spesial, terus orang-orang jadi pada ikut-ikutan. Masa lo gak punya nama panggilan spesial juga, sih?”

“Tapi kenapa harus Mattchu? Kedengarannya kayak lagu bersin tahu, hatchuuuu gitu—achu!”

“Soalnya Mattchu itu artinya Matthew Lhucu.” Zihao menoel dagu Matthew.

Yang dipuji malah hanya mengangguk sambil menunduk, lalu fokus sendiri mengambil mi dan menyuapkannya ke dalam mulut.

“Oke, Mattchu, Mattchu, Matthew Lucu,” gumam Matthew.

Zihao memakai garpu sementara Matthew lebih suka memakai sumpit, keduanya makan dipiring yang sama sambil menunduk, membuat keduanya bisa melihat wajah masing-masing dengan begitu dekat dan intim.

"Pipimu merah kayak badut, tuh," goda Zihao berusaha menyembunyikan senyumnya.

"I-ini karena baksonya terlalu pedas!" balas Matthew ngegas, "juga kuahnya yang masih panas!"

"Ohh, kirain karena apa."

"Emangnya lu mikir karena apa, Zao?"

"Deg-degan karena deket-deket sama gua gitu misalnya?" Mata Zihao mendelik, menggoda laki-laki yang begitu dekat posisi duduknya dengan dia.

"Nggak mungkin! Jangan fitnah, ya. Kita bahkan udah sering mandi bar ... eng-uhuk! Uhuk! Uhuk!" Matthew menyesal dia memiliki mulut terlalu ringan hingga dengan mudah mengatakan apa yang tidak seharusnya dia katakan terlebih di tempat umum.

Zihao malah tertawa puas melihat temannya mati-matian menahan malu dilihatin orang anak-anak lain yang mendengar ucapannya.

Memang benar mereka sering mandi berdua bahkan Matthew pernah memegang milik Zihao, tapi itu dulu waktu masih SMP, sejak masuk kelas 2 SMA mereka sudah jarang melakukannya lagi.

Ketika dulu Zihao tanya kenapa gak mau mandi bareng lagi, Matthew hanya bilang kalau sekarang mereka sudah besar dan dia merasa malu jika harus melihat milik Zihao dan memperlihatkan miliknya pada orang lain. Karena sudah beranjak dewasa jadi harus mulai memiliki privasi.

Zihao membantu Matthew untuk minum, dia tersedak bakso yang masih bulat utuh ditenggorokan.

"Udah nggak apa-apa? Mau minum punya gua?"

"Udah jauh lebih baik," ucap Matthew dengan mata berair. "Makasih."

"Mau ganti makan bubur?"

"Lu pikir gue bayi?"

"Iya, lo masih kayak bayi dugong dimata gua."

Sekarang Matthew benar-benar ingin pulang ke rumah lalu menangis sepuasnya. "Gue aduin lu ke Tante Victoria."

"Yee, beraninya ngadu ke nyokap gua-AW! Sorry! Sorry! Bercanda, doang, gua!"

Lagi-lagi, Zihao dengan sengaja memancing Matthew agar menganiayanya, meminta ampun ketika habis-habisan dipukuli padahal dia sendiri justru menikmatinya.

CUMA TEMAN | Wang Zihao - Seok MatthewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang