❥ Temenan Part 4

248 59 3
                                    

"Makasih udah anterin gue pulang sampai depan rumah, Zao."

"Sun dulu, dong?" Zihao lagi-lagi nyengir.

Matthew membuka aplikasi Google translate. "Sun? Maksudnya matahari? Ada apa sama matahari?" Dengan polos dia kemudian mendongakkan kepalanya dengan mata menyipit.

Senyum secerah matahari Zihao hilang, dia menepuk keningnya lelah, setelah membuang napas kekesalan, dia kemudian menarik kedua bahu Matthew dan menghadapkannya padanya.

"Sun. Ci-um pi-pi." Dengan percaya diri, Zihao mendekatkan pipi berisinya pada Matthew sambil memejamkan mata.

Matthew tahu, Matthew tahu, Matthew tahu! Tapi mana boleh teman melakukan yang seperti ini? Ini serius atau bercanda, sih? Batinnya.

Tiba-tiba saja satpam komplek perumahan yang mereka tinggali melintas, Pak Daesung sedang berpatroli. Matthew melambaikan tangannya, menyuruhnya mendekat. Setelah sampai, Matthew menyuruh Pak Daesung berdiri di tempatnya tadi berdiri di hadapan Zihao yang masih memejamkan matanya.

Setelah dirasa pas, tanpa mengatakan apa pun, Matthew langsung melesat masuk ke dalam rumahnya.

Bibir Zihao mulai monyong-monyong, Pak Daesung yang telah beristri melihatnya jadi jijik, karena muka Zihao makin lama makin dekat, satpam tersebut pun memukul kepala Zihao dengan tongsis yang selalu dibawanya untuk nge-vlog setiap kali sedang bertugas. Tuk!

“Loh, kok Mattchu jadi Bapak Satpam, sih?!”

Zihao dan Matthew selalu memiliki waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaan mereka, tapi tak ada satu pun dari keduanya yang melakukannya.

Mereka sama-sama berpikir, jika kata cinta itu akhirnya terucap, jika akhirnya tertolak pertemanan mereka yang hangat ini bisa-bisa jadi canggung. Parahnya lagi jika seandainya mereka putus, itu akan menjadi hal paling kacau untuk menghancurkan pertemanan yang sudah mereka bangun selama ini.

Setidaknya itu yang masih Zihao pikirkan sampai akhirnya dia mendengar rumor di sekolah bahwa Matthew ditembak oleh teman sekelasnya, sekarang Zihao merasa benar-benar telah kehilangan Matthew sebagai teman dan calon pendamping hidupnya.

“Matthew, siapa?” tanya Zihao buru-buru.

“Siapanya yang siapa?” tanya Matthew balik, dia kebingungan dengan pertanyaan Zihao.

“Cowok yang katanya lagi deket sama lo itu, siapa?” ulang Zihao lebih jelas.

“Maksudnya lu, Zao? Cowok yang deket sama gue, kan, lu, doang.” Tanoe peduli dengan raut kesal Zihao, Matthew fokus pada bukunya.

“Gua serius, aelah.” Zihao mengacak-acak rambutnya kesal.

“Lu pikir gue lagi bercanda, gitu?” Matthew menutup bukunya dan menatap Zihao kesal.

“Muka lo, tuh, lawak.”

“Apaan, sih? Wang Zihao udah bosen hidup lu, ya?”

Sudah sejak lama beredar rumor konyol dikalangan anak-anak bahwa Wang Zihao dan Seok Matthew itu berpacaran, Matthew sih kayaknya tak tahu karena dia lebih suka menyelam dengan dunianya sendiri membaca buku sambil mendengarkan musik lewat headset dan sama sekali tak begitu mempedulikan dunia luar.

Tetapi, bagaimana dengan Zihao? Si cowok populer yang telinganya lebih sensitif daripada pantat tetangga kala mendengar tetangganya ada yang beli selusin kancut sutra?

Zihao bahkan hafal bagaimana cara rumor itu beredar, siapa saja anak-anak yang bersemangat dan muak dengan pembahasan tersebut, tapi nampaknya sejak beredar foto-foto Matthew yang tengah berciuman dengan laki-laki lain di atap sekolah, rumor antara Zihao dan Matthew pun seketika terbantah dan langsung beredar rumor lain yang rasanya ingin membuat Zihao menenggelamkan diri di tengah samudra.

“Udah ah gue laper, byee. Zao!”

Zihao belum sempat mendengar jawaban dari laki-laki yang membuat hatinya gelisah itu ketika kini Matthew justru sudah dimonopoli kedua teman barunya diklub paduan suara, Zhang Hao dan Jay Chang.

Zihao berkacak pinggang, wajahnya mendongak menatap langit-langit sekolah. “Masa harus wawancara anak-anak satu per satu, sih?” Zihao mengusap wajahnya kasar. “Okay, ide bagus. Kalo nanya langsung kan gengsi, mau ditaruh mana wajah ganteng gua ini? Ahak.”

Cowok yang memakai celana abu-abu kependekan karena salah ambil celana milik adiknya itu benar-benar menanyai anak-anak satu per satu seperti orang gila, yah kecuali Matthew nya sendiri tentu saja.

Sambil menunjukkan foto yang dengan sangat berat hati harus Zihao simpan, Zihao terus bertanya, “Lo tahu cowok yang cium—yang berdiri sama temen gua ini nggak?”

Dan jawaban yang Zihao dapatkan selalu sama:

“Sori, Zihao. Gue nggak kenal.”

“Ini siapa? Gue kira cowok yang ciuman sama Matthew itu elo, Zao?”

“Nggak kenal, maaf.”

“Mampus! Wkwkw kena tikung juga, kan, lo, Sialan! Wkwkw!”

“Kayaknya dia bukan anak sini, dah. Gue belum pernah lihat mukanya.”

“Nggak kenal, nggak kenal.”

“Kenapa nggak lo nanya ke Matthew nya langsung aja? Kalian berdua kan deket banget udah kayak bagaikan tuyul sama majikannya, tuh.”

“Bukan jodoh lo, tuh, Zao. Udah ikhlasin aja.”

Zihao jongkok di WC dan membuka aplikasi santet untuk dikirim ke mereka semua.

Bonus pic!

WANG ZIHAO & SEOK MATTHEW

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WANG ZIHAO & SEOK MATTHEW


***

Notes. Gimana ceritanya sejauh ini? Yah, kalau bagus dan kalian suka bakalan gue tambah judul baru setelah yang ini tamat.

Remake ChenFanfic921

CUMA TEMAN | Wang Zihao - Seok MatthewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang