melupakan?

60 7 3
                                    

Tahun tahun berlalu, Sanji menjalani hari hari nya dengan biasa.

Dia lulus dari perguruan tinggi 2 tahun lalu, kini ia bekerja menjadi koki di restoran ayahnya di Jogja.

Sanji sampai saat ini masih memikirkan Zoro yang entah berada dimana. Sebetulnya ia tak tau bahwa ayahnya memiliki sebuah restoran di Jogja.

Saat ia ditawari pekerjaan oleh salah satu karyawan ayahnya di Semarang ia menyetujuinya dan di antarkan ke Jogja.

Sanji ingin mencari Zoro tapi...ia tak bisa.

Ia tak bisa mengorbankan egonya hanya untuk memohon pada Zoro agar ia kembali padanya. Terlebih lagi ia tak tau bagaimana keadaan Zoro sekarang.

Mungkin ia telah menikah atau telah pergi ke luar negri seperti yang ia katakan saat mereka masih kuliah.
.
.
Sanji sedang istirahat merokok di samping restoran saat ini. Entah mengapa restoran hari ini lumayan sepi, jadi Sanji memiliki banyak waktu untuk beristirahat.

Terdengar suara lonceng pintu tanda seseorang masuk ke dalam resto. Sanji bergegas mematikan rokoknya dan masuk ke restoran lewat pintu belakang.

"Onigiri" sebut salah satu karyawan yang mengambil pesanan orang tersebut.

"Itu saja?" Sanji heran. Mengapa orang ini makan onigiri di restoran? Bukankan bisa ia beli di minimarket?

Tapi sudahlah, Sanji tetap membuat pesanan itu.

Sanji teringat memori lama saat ia membuat onigiri untuk Zoro. Ia kembali mengingat momen momen indah mereka.

Air mata hampir menetes membasahi makanan, tapi Sanji dengan sigap mengelap air mata itu.

Kali ini Sanji sendiri yang mengantarkan makanan ke meja pelanggan. Ia penasaran siapa orang yang berani beraninya membuat ia hampir merusak makanan.

Ia membeku, terdiam di ambang pintu. Menatap pria dengan surai hijau indah yang sedang duduk menghadap jalanan yang sepi.

Dengan balutan jas hitam rapi membuat siapapun segan untuk mengajaknya bicara. Sosok yang sedikit berbeda dari yang sanji kenal.

Tapi Sanji tau pria itu adalah orang yang selama ini ia rindukan, pria yang selama ini ia nantikan kehadirannya, pria yang Sanji rindukan kehangatannya.

"Nji?" Panggil salah seorang karyawan yang bertugas menjaga kasir.

"Eh, iya?" Sanji tersadar dari segala pemikirannya.

"Itu makanannya mau dibawa sendiri?" Tanya pria itu. Sanji hanya mengangguk kecil dan melanjutkan kegiatannya.

Dia berjalanan dengan jantung berdegup kencang dan badan yang gemetaran.

Apa yang harus ia lakukan? Pura pura tidak kenal? Atau sok akrab? Sanji ingin berlari dan memeluk pria itu seerat yang ia bisa.

Tanpa Sanji sadari ia sudah berada di depan pria itu. Pria itu mengalihkan pandangannya ke arah Sanji begitu tau Sanji datang.

"Ji..?" Zoro dengan suara seraknya menyapa Sanji yang masih termenung.

"Eh.." Sanji menatap manik coklat gelap itu. Air mata tak lagi tertahankan oleh Sanji.

Ia menatap Zoro dengan penuh kelegaan. Lega akhirnya ia bisa bertemu dengan Zoro kembali.

Zoro beranjak dari duduknya dan memeluk Sanji. "Maaf ji, maafin aku" ucapnya pelan.

Sanji hanya terdiam sambil membalas pelukan Zoro. Ia menangis sejadi jadinya di pelukan Zoro.

Rasa nyaman menyerbu ke dalam tubuh Sanji maupun Zoro. Nyaman seakan pulang ke rumah dengan beribu kenangan manis didalamnya.

"Aku..pulang" ucap Zoro masih dalam pelukan hangat mereka.

"Hiks...selamat datang.. kembali" Sanji semakin mengeratkan pelukannya.

"I love you, that's all I can feel. I miss you, that's all I can say"

"I'm sorry ji, I'll never leave you again"

The end

The end

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
November Rain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang