Sanji...mungkin catatan kali ini akan panjang, semoga kamu berkenan membacanya.
Sanji..
Kamu itu sepesial, kamu itu satu satunya.
Kamu satu satunya orang yang mau temenan sama aku tanpa peduli latar belakangku. Kamu adalah teman pertamaku.
Mungkin aku jatuh cinta pada pandangan pertama saat kita ospek, dan aku baru berani berinteraksi sama kamu akhir akhir ini, dulu aku enggak yakin sama perasaanku.
Dulu aku masih denial sama perasaanku, tapi aku sadar, seberapa aku menolakpun...aku tetep sayang kamu.
Aku selalu pingin liat kamu, apalagi senyummu. Tapi aku gak suka kamu yang selalu tersenyum lebar untuk para wanita cantik, aku ingin kamu senyum lebar hanya untuk aku.
Tapi aku lebih enggak suka saat kamu enggak tersenyum, seperti dihari ulang tahun mu tahun ini. Sesuatu yang buruk menimpamu dan merenggut senyummu.
Aku ingin memelukmu erat dan mengatakan "tak apa, semuanya akan baik baik saja" tapi aku rasa, ayahmu adalah sosok paling berharga bagi mu. Aku mengerti.
Dan karna aku mengerti, aku semakin ingin memelukmu lebih erat. Mengelus punggung mu yang naik turun tak beraturan.
Saat itu, aku benar benar khawatir karna aku tidak menemukanmu dimanapun aku mencari mu. Saat aku datang ke kos kosan mu, disana aku benar benar hancur melihatmu yang sedang terpuruk.
Terutama saat aku melihat wajahmu yang tak lagi tersenyum, wajahmu saat itu sangat menyayat hatiku, rasanya aku ikut terluka dalam luka yang kau rasakan.
Sanji.... kehilangan keluarga memang adalah hal yang paling menyakitkan di dunia, tapi ingatlah, seseorang tidak akan pernah mati jika kau terus mengingatnya. Ayahmu akan selalu hidup di hatimu Sanji.
Aku tau betapa berharganya ayahmu untuk dirimu, dan itu sama seperti berharganya kamu untukku.
Ayahmu adalah pria beruntung yang bisa memiliki anak seperti kamu, dan seandainya aku bisa memilikimu, aku akan menjadi pria paling beruntung kedua setelah ayahmu.
Sayangnya...aku tidak bisa, calon istrimu yang akan mendapat posisi itu. Betapa irinya.
Tapi aku masih bersyukur, karna aku bisa menghabiskan waktu bersama mu dalam beberapa semester. Walau sekarang tak lagi bisa.
Keberuntungan ku telah berakhir saat kita berakhir. Saat aku menulis ini dalam tangisku.
Haha aku memang pecundang.
Jaga dirimu Sanji, maaf aku tak bisa lagi mengantarmu pulang, maaf selalu membuatmu terganggu.
Aku akan selalu merindukanmu.
Tertanda
Zoro(^^).To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
November Rain
Fanfic"Keberuntungan ku telah berakhir saat kita berakhir. Saat aku menulis ini dalam tangisku. Haha aku memang pecundang"