3.

6 4 0
                                    

"Gue."


Zeaa dan Aura pun mendongak kan kepala nya.

"sorry, ga sengaja."ucap pria itu datar.

"Tanggung jawab sat." ucap Aura dengan kesal.
"Bawa sahabat gue ke UKS."

"E-eh, gausah anjay, gue bisa sen-" perkataan Zeea terpotong, saat pria jangkung itu menggendong nya ala Bridal style. Zeea pun otomatis mengalungkan pergelangan nya pada leher pria itu. Zeea yang terkejut dengan sikap pria di depan nya ini, hanya bisa keheranan seperti orang yang linglung.

Zeea sedikit mengintip ke arah belakang dan menatap sahabat nya itu seolah-olah meminta pertolongan.
Aura yang membalas tatapan Zeea, hanya mengangguk, seolah mengatakan semua nya akan baik-baik saja.

.

.

.

.

.

.

.

.

Di perjalanan menuju UKS, banyak sepasang mata yang mentap mereka berdua dengan tatapan tidak suka. Ada juga yang berbisik-bisik melihat mereka berdua. Zeea yang melihat itu semua merasa risih dan tidak  nyaman dengan tatapan orang-orang di sekitar nya, ia pun sedikit menyembunyikan muka nya di dada bidang pria itu. Sedangkan pria jangkung yang sedang menggendong Zeea, ia terlihat tidak peduli dengan orang-orang di sekitar nya. Seolah-olah orang-orang yang ada di sekitar nya tidak ada.

Sesampai nya di UKS, pria itu segera membaringkan Zeea di atas brankar yang tersedia di sana. Di dalam ruangan tersebut, hanya ada mereka berdua saja. Biasa nya ada anak PMI yang berjaga di UKS dan 1 dokter yang tersedia di sekolah ini, tapi aneh nya sekarang tidak ada. Yang membuat dua insan itu mengalami kecanggungan yang luar biasa.

Zeea yang di landa kecanggungan seperti ini, hanya bisa ber komat kamit sambil memikir kan sesuatu. Apa yang harus ia ucapkan kepada pria di hadapan nya? Apakah dengan kata terimakasih cukup? Atau tidak usah berkata apa pun sampai pria itu membuka suara? Arghhh Zeea tidak bisa berfikir jika sedang di landa kecanggungan seperti ini. Tapi Zeea tidak mau diam saja, pria di hadapan nya sudah menolong nya dengan baik hati, masa ia tidak berucap terimakasih kepada pria tersebut yang sudah baik bertanggung jawab membawa nya ke UKS.

"T-thanks, udah bantuin gue." ucap Zeea yang akhirnya berucap terimakasih kepada pria itu.

Pria itu hanya membalas nya dengan deheman. Yang membuat Zeea sedikit kesal dan mengumpat di dalam hati nya. 'cih, cuman deheman doang? bisu ni orang? untung cakep ga jadi gue babuk'.

"Lo kalo masih pusing, bisa diem di sini sampe lo bener bener udah ga pusing lagi. Gue mau balik ke lapang, gapapa kan gue tinggal?" ucap pria itu memastika jika Zeea tidak apa apa saat ia tinggal.

Zeea sempat terdiam sambil menatap pria di hadapan nya sambil mencerna ucapan pria itu.
Pria itu yang merasa gadis yang di depan nya tidak menjawab pertanyaan nya pun berdehem cukup keras.

"E-eh iya, g-gapapa ko. Thanks ya, maaf udah nge repotin lo."

"Hm, Sorry juga."

Zeea pun mengangguk mendengar perkataan maaf dari pria itu.
Pria itu pun langsung meninggalkan Zeea seorang diri setelah berpamitan.
Zeea pun berbaring dan meregangkan tubuh nya yang terasa pegal. Ia menatap langit-langit ruangan UKS tersebut sambil berfikir sesuatu, ia merasa jika kehidupan nya berbeda, seperti memiliki 2 kehidupan. Dan itu terasa aneh, tetapi Zeea menepis pemikiran nya itu dan perlahan menutup mata nya dan terlelap.








______________________
TBC

Segitu dulu ygy, nanti aku update lagi kalo ga males ngetik mwehehehehe

Dadahh gaess..

OHH IYA

Jangan lupa vote sama komen nyaaaa

See you next time(⌒o⌒)

We meet in a dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang