Reyna berlari kecil mengejar Gavin yang sudah berjarak beberapa meter di depannya. Langkah kaki pria itu benar-benar lebar hingga membuat Reyna kesulitan ketika harus menyeimbangi langkah kakinya.
"Gavinn! Mau pergi ke mana?" tanya Reyna dengan sedikit berteriak.
Membuat beberapa murid yang sedang berada di dalam kelas langsung menoleh ke arah jendela kelas mereka. Melihat Reyna yang sedang berdiri di koridor dengan nafas yang terdengar tidak beraturan.
Reyna menoleh ke arah kirinya, melihat beberapa murid kelas XII yang sedang memperhatikan dirinya dari dalam kelas mereka. Reyna menunduk singkat seolah-olah meminta maaf karena sudah membuat mereka terganggu. Kemudian kembali berlari mengejar Gavinn yang sudah entah pergi ke mana.
"Lo bertiga liat Gavin?" tanya Reyna kepada Melinda, Keysa, dan juga Della yang kebetulan berpas pasan dengannya di koridor.
"Tadi gue liat dia lagi jalan ke taman belakang sekolah," jawab Melida seraya meminum minuman yang ada di genggaman tangannya.
"Abis lari maraton lo," ejek Keysa ketika melihat keringat yang bercucuran di sekitar pelipis perempuan itu. Reyna menggeleng cepat dan langsung pergi begitu saja dari hadapan teman-temannya.
"Lo mau ke mana?" teriak Della dengan suara yang lumayan kencang. Membuat Melinda dan Keysa yang berada di samping kanan serta kiri tubuhnya.
Secara spontan menutup salah satu telinga mereka. "Nyusul cowok!" balas Reyna ikut-ikutan berteriak tanpa menoleh sedikit pun ke arah belakangnya.
"Gini nih kalo manusia biasa hidupnya di hutan. Senang banget teriak-teriak," celetuk seseorang membuat mereka bertiga menoleh. Melihat Agatha dan juga beberapa temannya yang sedang berjalan mendekat ke arah mereka.
"Lo pikir ini hutan bisa seenak jidat lo teriak-teriak kayak tadi!" seru Angel melipat kedua tangannya di depan dada. Menatap ketiga perempuan itu sekaligus dengan tatapan sinisnya.
"Sorry, kalo emang lo merasa terganggu sama suara gue," ujar Keysa membalas tatapan tajam Angel dengan tatapan santainya.
"Sebentar lagi pelajaran Bu Hana mau di mulai. Gue belum selesai ngerjain tugas dari dia. Ayo balik ke kelas," ajak Melinda kepada Keysa dan juga Della.
Sebenarnya la sudah menyelesaikan semua tugas yang di berikan oleh Bu Hana kemarin. malam. la hanya ingin mencari alasan saja karena merasa sangat malas Jika harus ribut bersama Angel dan teman-temannya itu.
"Di mana teman lo satu lagi?" tanya Angel saat Melinda, Keysa, dan juga Della baru saja akan masuk ke dalam kelas mereka.
"Pentingnya buat kita apa? Kalo sampai kasih tahu lo soal keberadaan Reyna," cetus Melinda melempar minuman yang ada di genggaman tangannya. Hingga masuk ke dalam tempat sampah yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri.
"Kelakuan lo semakin lama semakin ngelunjak ya ternyata," sindir Aleta berdiri tepat di samping tubuh Angel.
"Kenapa? Lo merasa terganggu sama kelakuan gue?" sahut Reyna.
"Asalkan lo tahu ya Cewek kayak lo itu nggak pernah pantas ada di sini," ujar Audrey menatap sinis ke arah Melinda.
"Lo itu lebih pentas ada di club malam. Lo tahu jadi apa?"
"Jalang!" jawab teman-teman Angel secara bersamaan.
Membuat Audrey tersenyum lebar ketika mendengar Jawaban itu. "Maksud lo apa ngomong kayak gitu?" seru Della merasa tidak terima jika temannya di hina seperti tadi.
Melinda seketika terdiam di tempatnya. Jari-jari tangannya tanpa ia sadari sudah meremas kencang rok yang sedang di gunakannya. Akhirnya kata hinaan itu. kembali terdengar di kedua telinganya. Setelah beberapa lama ia tidak pernah lagi mendengar kata itu. Kata yang mampu membuat dirinya teringat akan masa lalunya yang kelam.
![](https://img.wattpad.com/cover/252857136-288-k499647.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny ( SUDAH TERBIT )
Teen FictionGavin Kalandra, pria dengan aura sedingin kulkas 35 pintu, selalu menampilkan wajah datar yang tak beranjak, seperti meja yang baru saja disapu. Selama 18 tahun, ia melangkah di jalan kehidupan yang lurus dan datar, tanpa berkelok, seolah tak pernah...