2 : AIR PUTIH DINGIN

140 20 0
                                    

Daris berlari dengan tergesa-gesa dikarenakan dia terlambat 15 menit dari waktu dimulainya kelas pagi ini. Peluh mulai menetes dari dahi miliknya. Dia berlari dari parkiran fakultas teknik hingga gedung fakultasnya. Kenapa harus di teknik? Karena parkiran fk tidak pernah lenggang jika di jam pagi.

Saat sampai di kelas Daris ingin berteriak dengan segala sumpah serapah. Bayangkan dia sudah berlari hingga berkeringat deras, tapi dosennya memberi kabar jika tidak bisa menghadiri kelas tepat waktu.

Bahkan Mikko belum sampai di kelas, padahal sahabatnya itu yang berisik mengabari jika dia terlambat. Dimana koala gembul itu sekarang? Daris sudah siap untuk menarik pipi gembilnya dengan seluruh emosi yang memuncak.

"Darisssssss"

Mikko memasuki kelas sembari berteriak dengan suara cemprengnya. Saat si gembul mulai mendaratkan bokongnya di bangku, dengan cepat Daris mencubit pipi gembil Mikko tanpa ampun.

"Awwwww Daris bangsattt sakiit, lepaass"

"Lo bilang gue telat anjing. Mana udah lari-lari"

Mikko masih sibuk mengusap pipinya yang memerah dan panas.

"Padahal gue mau ngasih titipan Darshell buat lo. Tapi karena lo jahat, yaudah ini buat gue aja"

Sontak Daris menyatukan kedua tangannya guna memohon ampun pada Mikko.

"Ko serius ko. Maafin gue, lagian lo sih"

Sebelum memberikan barang titipan Darshell pada sahabatnya, Mikko meraih ponsel Daris lalu mengetikka sesuatu disana.

"Nih dari Darshell", ucap Mikko sambil menyerahkan sebotol air putih dingin dan ponsel milik Daris.

"Itu udah gue kasih kontaknya Darshell juga"

Tanpa aba-aba Daris langsung menyambar tubuh Mikko untuk dia peluk erat.

"Gembulku makasih banget anjing"

"Iiiiihhhhh najiisss"

🫐🫐🫐

🫐🫐🫐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🫐🫐🫐

Kembali lagi dengan kantin teknik yang tidak ramai tapi tidak juga sepi. Di sana nampak dua anak adam yang sibuk dengan makan siang mereka. Tidak ada pembicaraan yang keluar dari mulut mereka hingga makanan itu benar-benar tandas.

Saat Darshell baru saja meletakkan sendok dan garpunya, Daris dengan cepat membukakan tutup botol air minum yang masih tersegel milik Darshell agar pria itu tidak kerepotan saat hendak meneguk minumannya.

"Makasih ris"

Hanya anggukan sebagai jawaban Daris.

"Tadi pagi gue liat lo lari-lari kayak lagi dikejar setan. Telat ya? Bangun kesiangan?"

Sepertinya hari ini menjadi hari paling menyebalkan untuk Daris. Dia sangat malu mengetahui fakta jika gebetannya ini melihat kondisinya yang sedang kacau seperti tadi pagi.

"Iya gue kira telat, taunya dosennya lebih telat"

Sekarang Daris tahu mengapa Darshell menitipkan sebotol air putih dingin kepada Mikko untuknya. Perlakuan seperti ini benar-benar membuat Daris jatuh semakin dalam. Pesona Darshell tidak bisa dianggap remeh. Siapa saja bisa jatuh bertekuk lutut untuk pria yang duduk di hadapannya ini.

"Eh btw, gue minta maaf karena udah minta nomer lo sama naufal tapi ga izin dulu"

"Gapapa, justru gue senang kok"

Darshell mengumpat dalam hati. Menagapa sangat canggung untuk berinteraksi dengan Daris?

"Sorry kalau gue garing banget orangnya", Daris berucap sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Lo baru pertama kali pdkt ya?"

Dang! Tepat sasaran. Sikap kaku Daris cukup menjelaskan segalanya.

"Ris, seandainya gue ga berakhir nerima perasaan lo setidaknya belajar dari pengalaaman pdkt sama gue ya"

Telinga Daris menangkap perkataan Darshell seperti menyiratkan jika perasaannya tidak akan terbalas. Masih awal saja Darshell nampak sangat yakin jika usaha mahasiswa kedokteran itu tidak akan berujung sesuai harapan.

"Cel, gue emang ga akan maksa perasaan lo. Gausah ngomong sesuatu yang lo pikir bakal bikin tekad gue menciut. Makin lo kayak gini, gue juga semakin gencar buat deketin lo"

Setelah mengatakan itu Daris mengambil tasnya dan tanpa pamit pergi meninggalkan Darshell.

Air putih dingin yang meluruhkan embunnya menjadi pusat perhatian mata hazel milik Darshell.

"Jangan salahin gue kalau lo bakalan sakit hati karena orang yang lo taksir ini belum selesai sama masa lalunya"

🫐🫐🫐

Dua orang mahasiswa kini sedang menikmati tiap isapan dari rokok elektrik di tangga darurat kampus. Mereka sibuk denagn pikiran masing-masing.

Naufal akhirnya memutuskan untuk memecah keheningan.

"Sel, lo mainin Daris doang?"

Darshell mengerutkam dahinya mendengar penuturan sahabat sejak SMA nya itu.

"Kagak. Gue mau ngajarin dia cara pdkt yang bener aja. Lagian lo tau sendiri gue orangnya gimana"

"Karena gue tau lo orangnya gimana makanya gue nanya"

Darshell menunjukkan raut tidak suka. Dia memang brengsek, tapi entah kenapa dia menjadi sensitif karena tuduhan Naufal terhadap perilakunya kepada Daris.

"Kenapa lo? Gausah sok tulus lah. Sel lo masih stuck sama yang kemarin. Beresin dulu hati lo baru welcome buat yang lain. Atau lo emang naksir Daris?"

Darshell secara tiba-tiba berdiri dan membuang sebotol air putih yang sedari tadi dia pegang dengan tidak santainya.

"Pal gue GAK naksir sama Daris"

"Belum kali. Kalau nanti lo jadian sama Daris gue sumpahin lo yang ditusuk"

Darshell melepas sepatunya dan melemparkannya tepat pada wajah tampan Naufal.


























[TBC]

Maaf kalau updatean kali ini kurang menarik buat dibaca😅 authornya lagi buntu berimajinasi.















COLLYWOBBLES [DODAM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang