Sudah menjadi rutinitas Daris selama satu minggu ini untuk menemani Darshell menyantap sarapannya.
Jujur saja sikap perhatian Daris yang seperti ini sering kali membuat Darshell terenyuh hingga rasanya ingin langsung menjadikan sosok pria dengan kesabaran seluas samudra itu kekasihnya. Tapi Darshell tetaplah Darshell, dia tidak akan menyatakan lebih dulu sebelum Daris yang berinisiatif terlebih dahulu. Dengan kata lain sosok cassanova kampus ini sudah sangat siap menjadi pihak penerima.
"cel, nanti sore ke cafe dekat pertigaan kampus ya"
Iris Darshell berpindah dari layar ipad yang menampilkan kartun ke arah Daris yang sepertinya sedang sibuk mencatat materi.
"boleh. lo mau nugas?"
Hanya anggukan yang didapatkan sebagai jawaban.
Karena sarapan yang sedari tadi disantam telah tandas, Darshell mengembalikan ipad milik Daris lalu bangkit dan membersihkan alat makan yang tadi ia gunakan.
"ris, lo nyatet apa sih?"
Darshell telah kembali langsung menaruh kepalanya pada bahu lebar laki-laki yang sudah hampir 10 menit berkutat dengan pena dan kertas.
Rambut kecokelatan Darshell diusap pelan lalu usapan itu turun pada alis tebal miliknya.
"nyatet materi kemarin"
Tak lama setelah ucapan itu akhirnya Daris menyelesaikan kesibukannya. Ditangkupnya kedua pipi laki-laki di sampingngnya, lalu secara tiba-tiba sebuah kecupan mendarat mulus pada bibir Darshell.
"aku berangkat dulu ya. see you nanti sore"
Bahkan untuk kecupan-kecupan ringan seperti tadi bukanlah hal baru bagi mereka. Seiring bergantinya hari perlakuan keduanya semakin sulit untuk dijelaskan.
Jujur saja Darshell semakin gelisah karena Daris tidak pernah menyatakan cintanya lagi. Apakah pria di sampingnya itu berniat menjalani hubungan tanpa status dengannya? jika iya Darshell akan menolak keras hubungan tersebut.
🫐🫐🫐
Sudah hampir 15 menit Darshell menunggu di taman samping gedung fakultasnya tetapi sosok yg ia tunggu tak kunjung terlihat. Beberapa kali dia memeriksa ponsel di tangannya guna memeriksa apakah ada pesan dari Daris. nyatanya? nihil, pria itu tidak mengabari sama sekali.
Saat Darshell hendak bangkit dari tempat duduknya, bisa ia lihat dari kejauhan dua orang yang sedang berjalan beriringan dan nampaknya mereka sedang membicarakan sesuatu dengan cukup serius.
"cel, maaf banget ya buat kamu nunggu lama", ucap Daris ketika sampai tepat di hadapan Darshell.
Sebenarnya ia ingin merajuk sedemikian rupa, tapi rasa gengsi pada dirinya jauh lebih besar.
Tas yang tersampir pada bahu Darshell diambil dengan halus oleh Daris untuk dia bawa. Sekali lagi perlakuan seperti ini yang selalu melemahkan Darshell.
"kalian berdua tunggu di sini ya, gue ambil mobil dulu di parkiran"
"berdua?"
Akhirnya Darshell tersadar jika ada sosok lain diantara mereka. Batinnya bertanya-tanya apakah perempuan itu akan ikut bersama mereka? jika boleh jujur Darshell sangat berharap jika jawabannya adalah tidak. oh ayolah, Darshell ingin menghabiskan waktunya dengan Daris walaupun niat mereka sore hari ini untuk mengerjakan tugas di cafe.
🫐🫐🫐
Harapan Darshell pupus sepersekian detik setelahnya. Kini dia berdiri di belakang si perempuan yang lebih pendek dari dirinya itu.
Tadinya Darshell ingin duduk di kursi penumpang yang terletak tepat di samping Daris yang mengemudi, tapi ia merasa tidak enak hati harus membiarkan perempuan tadi duduk sendiri di kursi belakang.
"hai, temannya daris ya? boleh tau namanya ga nih??", perempuan itu berbicara dengan nada yang sangat ramah dan cukup riang kepada Darshell.
"gue Darshell, temannya Daris", dua kata terakhir dengan sengaja ia tekankan.
Nada sindiran dari Darshell sepertinya tidak tersampaikan oleh pihak tertuju. nyatanya orang tersebut malah asik bersenandung kecil menikmati lagu yg di putar oleh radio mobil.
🫐🫐🫐
Baru saja menduduki kursi cafe, Daris langsung menyodorkan ipad miliknya kepada Darshell. Sebenarnya yang hendak mengerjakan tugas hanya Daris dan teman perempuannya, jadi guna menghindari Darshell merasa jenuh inisiatif meminjamkan ipad itu datang begitu saja.
Jangankan ipad milik Daris, ponsel milik mahasiswa kedokteran itu pun berpindah tangan layaknya milik Darshell secara pribadi.
"eh??", ucap Darshell dengan pelan setelah melihat galeri si pemilik ponsel.
Ada sebuah album yang bertulisan "collywobbles". Isinya benar-benar hanya jepretan random Darshell. mulai dari pap random dari chat mereka atau momen saat mereka sedang menghabiskan waktu berdua.
Tanpa melunturkan senyumnya Darshell ikut membuat album khusus pada galeri ponsel miliknya dengan nama yang sama.
"hey, senyam senyum sendirian. lagi liatin apa??"
Ucapan itu sedikit mengejutkan Darshell. Ternyata perempuan di hadapannya yang bertanya. Dia bahkan tidak menyadari jika Daris tidak ada di tempat duduknya semula.
"gapapa, tadi liat konten tiktok lucu"
Perempuan itu mengangguk paham.
Tak lama Daris kembali dengan camilan yang sepertinya baru saja ia pesan.
"ris, ngaku deh. dia cowok lo kan?", telunjuk ramping si perempuan mengarah pada Darshell.
Tak butuh waktu lama untuk Daris menjawab pertanyaan tadi.
"bukan pacar gue kok"
Darshell yang tadinya fokus memainkan game pada ipad Daris seketika berhenti dan langsung menegak minuman yang ada di sebelahnya dengan terburu - buru.
"— kalau sekarang, ga tau kalau besok bisa jadi pacar gue", lanjut Daris.
Jangan tanya keadaan Darshell sekarang.
[TBC]
Lanjut kalau yang ngevote 10 orang🧟♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
COLLYWOBBLES [DODAM]
Teen Fictionkisah Daris yang berjuang memikat hati seorang Darshell yang memiliki julukan cassanova kampus. Start : 26-02-23 Finish : -