🦋11

14 4 1
                                    

Setelah Gus adam memergoki dirinya dengan kang amin,safira langsung di bawa kerumah ndalem,berbeda dengan kang amin, gus adam malah memerintahkan kang amin untuk membuat kopi seperti tidak ada yang terjadi apa-apa.safira duduk diatas sofa atas perintah Gus adam.suara jangkrik memenuhi keheningan suasana,seusai membawa fira ke ndalem Gus adam belum bicara sepatah kata pun,gus adam sibuk membaca kitab kuning yang berada di tanganya,itu sangat menyiksa safira. karna dirinya hanya bisa diam sambil memainkan jari tanganya.

"maaf Gus" Safira memulai pembicaraan.

Gus adam menghembuskan nafasnya kasar"Ning! tahukan batasan laki-laki dan perempuan yang bukan mahram?"ledak Gus adam. lalu menutup kitab kuning yang sedari tadi ia baca.

"saya tahu Gus"

"lalu apa yang kamu lakukan malam malam begini di bawah belimbing itu?"ucap Gus Adam memojokkan.

Safira bergeming,tidak mungkin dirinya akan mengatakan bahwa mbak rara lah yang memerintahkan dirinya bertemu kang amin,karna sebelum Safira pergi mbak rara juga meminta tolong untuk tidak mengatakan ke siapapun.

"ah sudah lah,mungkin kamu tidak sengaja berpas-pasan dengan kang amin saat kesini kan?" putus Gus adam.melihat Safira diam membisu membuat Gus adam lebih takut Safira mengucapkan sesuatu yang membuat dirinya sakit hati.

"Gus adam kenapa manggil Fira kesini?"tanya safira mengalihkan pembicaraan.

"punggung saya sakit Ning,tadi habis ikut ngecor di bangunan baru"tutur nya.

Safira mengerutkan alisnya bingung."trus Fira harus apa Gus.?"

"masa kamu gak tau sih?"Gus adam menggerakkan bahunya sebagai jawaban.

"i-ih ma-malu Gus! nanti kalau ada kang kang atau mbak mbak yang lewat gimana!? bisa jadi fitnah nanti!"ujar Fira dengan gugup.dirinya sekarang faham apa yang di mau gus yang menjabat suaminya itu.

"kamu gak mau disini kan?"tanya Gus adam.Safira menganggukan kepalanya.

"kalau begitu ikut saya"dengan cepat Gus Adam menarik pergelangan tangan Safira,lalu membawanya kesebuah ruangan yang bernuansa putih.

saat masuk keruangan Safira disambut dengan bau aroma mint yang sangat memabukkan.
Safira mengedarkan pandangannya,kamar ini sangat rapi di pojok ranjang terdapat meja kecil kitab-kitab dengan lampu belajar.ia juga melihat lemari putih yang menjulang tinggi yang berisi kitab serta buku buku.

dan apa foto pernikahan dirinya terpampang jelas diatas bad kasur putih itu! dengan ukuran yang sangat besar,Safira menggelengkan kepalanya.jelas jelas ini pasti kamar Gus adam sendiri.

"Gus ngapain sih pajang foto gitu!"

"kalo ada yang lihat gimana! duh copot aja deh,lagian besar banget gitu,apa gabisa yang kecil aja?"semburnya.

foto putih yang berisi foto dirinya dengan Gus Adam saat pernikahan,Gus adam yang tersenyum sumringah berbeda dengan fira yang tersenyum canggung didepan kamera.saat Gus adam pergi memang dirinya memerintahkan kang amin untuk membingkai dengan ukuran yang besar dan menempatkannya di atas kasur king size putihnya.

"bagus gitu,apa yang di permasalahkan ning?"

"lagi pula siapa yang bisa lihat selain istri saya dan keluarga ndalem?"tantang Gus adam.safira salah tingkah mendengarnya,betul juga kata Gus adam siapa yang bisa melihat foto ini jika tempatnya dikamar Gus adam?

"sudah berdiri lama gak cape?"ucap Gus adam yang sudah berbaring tengkurap sedari tadi.

"ini nih duh pegel ning!"beo gus adam meng kode.
safira menatap malas kearah Gus adam.

HATI UNTUK SAFIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang