Hari berganti hari, Minggu berganti Minggu, bulan pun telah silih berganti.
Tak aku sadari, Nenek yang merawatku sedari aku kecil, hingga kini ku beranjak besar, bukanlah seorang manusia yang akan bisa sehat dan kekal abadi.
Ketika aku kecil, selalu aku beranggapan bahwa aku akan selamanya bersama Nenek, tak pernah kubayangkan akan hidup sebatang kara, membersamai hari didunia tanpa Nenek tercinta.
Hari yang seakan akan tak pernah aku harapkan, dan tak pernah aku rindukan, datang dengan cepat dan menghujam hati.
Pagi itu, sepertinya adalah pagi seperti hari hari sebelumnya, tak ada yang berbeda, Ayam Jantan masih berkokok merdu, angin berhembus dingin, bulan masih terlihat indah.
"Nek, bangun sudah Jam 03:00 Am, Nenek gak tahajjud"
Lebih dari tiga kali aku, membangunkan Nenek, namun tidak ada respon, akupun tidak menganggap ada sesuatu yang aneh, aku hanya beranggapan mungkin Nenek letih.
Tanpa berpikir yang aneh, aku melanjutkan aktivitasku, hingga Masjid mulai mengeluarkan suara lantunan ayat suci Al-Quran.
"Nek bangun, sudah mau Shubuh"
Namun tidak ada respon dari Nenek,saat ini aku mulai merasa aneh, dengan dinginnya tubuh Nenek.
" Kenapa pula dingin tubuh Nenek",gumamku dalam hati.
Nenek saat itu sedang tidur dengan memeluk guling seperti biasanya, aku sedari awal membangunkannya tidak memperhatikan wajah Nenek.
Akhirnya aku memberanikan diri memeriksa keadaan nenek, aku lihat wajahnya masih tertidur, kemudian aku cek napasnya sudah tidak ada lagi udara yang keluar dari lubang hidungnya.
Seakan akan dunia saat itu berhenti berputar,ntah apa yang aku bayangkan seakan semua datang begitu cepat.
Aku lantas segera menuju Masjid dan meminta tolong kepada Imam Masjid untuk memeriksa Nenek.
"Assalamualaikum"
"Waalikumsallam, ada apa Ibrahim"
Dengan tenang aku memberitahukan kepada Pak Imam Masjid.
"Pak saya rasa Nenek sudah meninggal".Dengan tatapan aneh Pak Imam merasa bingung, tanpa menunggu lama aku langsung tarik tangan Pak Imam, langsung aku mengajak Pak Imam untuk kerumah dan melihat kondisi Nenek.
"Innailaihi wa innailaihi rojiun, Ibrahim Nenek sudah meninggal, yang sabar dan tabah kau ya"
Ucapan yang keluar dari mulut Pak Imam membuat aku seketika terdiam, sebab menegaskan bahwa Nenek benar benar telah meninggal.
"Jangan melamun kau, ambil kain tutup dulu Nenek ini, terus Sholat Subuh dulu kita, lepas Sholat nanti kita umumkan di Masjid, dan kita urus Jenazah Nenek, kau jangan lupa kasih tau keluarga ya".

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kau Dan Mereka
AdventureKisah sebuah perjalanan seorang Pria yang menjalani hidup dengan penuh perjuangan, tanpa pernah mengenal lelah. Kisah Cinta menjadi warna warni dalam kehidupannya, yang membawa menuju sebuah pertarungan sesungguhnya dalam episode kehidupan. Bukan te...