Malam sebelum aku memenuhi panggilan untuk kalrifikasi di Masjid prihal tuduhan yang di tuduhkan kepadaku, aku duduk di teras rumah sambil merenung.
Hujan gerimis menemani kesendirianku di balik remang cahaya lampu teras rumah, Nenek datang menghampiriku sembari menguatkan aku.
"Nenek yakin dan percaya, tuduhan yang ditujukan kepadamu tidak benar"
"Yakinlah, semua akan terungkap esok Ibrahim."
Sambil mengelus kepalaku Nenek menguatkan aku.
Lantunan ayat suci Al - Qur'an terdengar dari Masjid, yang memecah keheningan pagi, aku segera beranjak dari tempat tidurku, membersihkan diri dan segera bersiap ke Masjid.
Tatapan sinis terpancar dari beberapa orang yang aku jumpai di Masjid, seakan akan aku telah di vonis bersalah, namun aku tidak mengacuhkannya.
Seperti biasanya, aku selalu menegur siapapun yang aku temui di Masjid, sambil berwudhu aku mendengar sayup sayup anak seusiaku yang membincangkan kesalahan yang ditujukan kepadaku.
Lagi lagi aku tidak mempedulikannya, "ah, ada waktunya aku membela diri," gumamku dalam hati.
Adzan berkumandang, pertanda waktu Subuh telah dimulai, aku kemudian melaksanakan sholat Sunnah Fajar, setelah semua jemaah selesai Sholat Sunnah, aku seperti biasanya melantunkan Iqamat pertanda akan dilaksanankannya Sholat Subuh.
Waktu yang aku tunggu akhirnya tiba, selesai Sholat Subuh, persidangan untuk menghakimi kesalahan yang di tuduhkan kepadaku akhirnya dimulai.
"Hari ini tidak ada pengajian Subuh dikarenakan akan dilangsungkan penyelidikan atas rusaknya kotak Infaq Masjid."
Terdengar dari pengeras suara, Imam Masjid memberitahukan kepada seluruh Jemaah yang hadir.
Raut wajah Pak Salim terlihat sumringah melihat diriku yang akan segera di cap sebagai seorang pencuri kotak Infaq.
Saksi yang diduga melihat aku membongkar dan mencuri kotak Infaq di hadirkan, 5 orang saksi hadir memberikan pernyataan yang memberatkanku.
"Jamal, coba kau ceritakan apa yang kau ketahui mengenai terbongkarnya kotak Infaq Masjid."
Imam Masjid mempersilahkan Jamal untuk memberikan kesaksiannya."Ibrahim sudah lama saya pantau, hampir setiap hari sejak tiga tahun ini ia selalu pergi ke Masjid pada saat semua orang belum ada yang bangun"
"Coba Bapak dan Ibu pikirkan apa yang dia rencanakan dengan kebiasaannya datang ke Masjid pagi pagi buta."
Mendemgar kesaksian Jamal Jamaah yang hadir menatap sinis ke arahku, sementara aku hanya bisa tunduk terdiam tanpa sepatah katapun.
Kemudian giliran Andre seorang anak yang seumuranku dimintai kesaksiannya.
"Ibrahim sering aku lihat memandang kotak Infaq, setiap selesai habis Sholat,"
Kesaksian Andre semakin membuat aku terpojok dan menambah wajah wajah sinis yang menatapku seakan aku telah di vonis bersalah.
Lanjut, kali ini Pak Jamal memberikan kesaksian untuk menyudutkanku.
"Saya pernah bertanya kepada Ibrahim, tentang kebiasaannya pergi ke Masjid pagi pagi buta"
"Namub jawabannya membuat saya curiga, Ibrahim mengaku pergi ke Masjid pagi pagi buta untuk mencari nafkah"
"Kotak Infaq itulah yang menjadi tujuannya, mana ada nafkah di Masjid terlebih pagi pagi buta"
"Jemaah sekalian, seperti yang kita ketahui, kotak infaq sudah tiga kali terbongkar, dan di setiap kejadian kita menemukan Ibrahim sebagai orang pertama yang ada di Masjid."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kau Dan Mereka
AdventureKisah sebuah perjalanan seorang Pria yang menjalani hidup dengan penuh perjuangan, tanpa pernah mengenal lelah. Kisah Cinta menjadi warna warni dalam kehidupannya, yang membawa menuju sebuah pertarungan sesungguhnya dalam episode kehidupan. Bukan te...