Seperti yang telah aku ceritakan sebelumnya, bahwa aku adalah seorang penyedia jasa fotocopy & pengetikan di Kota A dan tanpa diduga melakukan persetubuhan dengan pelanggan yang baru kali itu mampir ke toko. Suatu hal yang diluar nalar, bahkan tidak pernah terpikirkan oleh ku, bahkan itulah pertama kalinya aku merasakan nikmatnya bersetubuh dengan seorang wanita. Walaupun yang ku setubuhi saat itu adalah wanita berumur 40an yang telah memiliki 2 anak.
Sebelum membaca cerita ini ada baiknya terlebih dahulu membaca cerita pertama 'Calon Janda dan Tukang Fotocopy', bisa di cek di profile ini.
Ceritapun dimulai.
2 Hari berlalu sejak bu Tina memberikan vaginanya untuk ku. Malam hari sejak persetubuhan itu terjadi aku sebenarnya ingin mengirimkan pesan WA ke bu Tina. Namun tidak berani, takut apakah bu Tina menyadari kesalahannya karena bersetubuh denganku hari itu. Aku memiliki WA bu Tina karena dia mengirimkan foto isi chat dengan suaminya untuk di print.
Sampai sekarang pun aku tidak berani untuk sekedar mengetik 'p' dan kirim ke bu Tina. Entah dimana kelakian ku, padahal sudah kurasakan sendiri tubuh bu Tina itu. Dan aku pun mulai sedikit melupakan hal itu karena disibukkan dengan keseharian sebagai pedagang.
Tepatnya hari selasa sekitar jam 3 siang, setelah ku nikmati makan siangku yang seperti biasa nasi bungkus. Tiba-tiba masuk WA dari nomor yang telah ku hafal (belum disimpan soalnya), yang kutunggu-tunggu namun aku sendiri tidak berani untuk memulai percapakan. Benar saja, bu Tina mengirimkan suatu dokumen, dan sedang mengetik sesuatu. Aku yang sedang duduk pun, dengan seksama menunggu apa yang akan dikatakan oleh bu Tina saat itu.
'Bang panjii lagi ngpain??' isi chat bu Tina, lalu statusnya typing kembali.
'Bang tolong di print ya berkas itu, nanti abg antarkan boleh ya?, ni saya share lokasi saya', kata bu Tina melalui chat WA.
'Oke buk, nanti siap langsung saya antarkan ke lokasi', balasku setelah bu Tina menshare lokasinya.
'Yah si abang, panggilnya jangan ibu lagi dong, panggil lain kek (emot ketawa)', balas bu Tina.
'Hehehh, oke siap kakakk', aku membalas pesannya.
'Gitu dong abangg, oh iya, sore-sore abang antarnya, jam-jam setengah 5, boleh ya (emot love)', balas bu Tina lagi.
'Oke siap kakk', balasku.
'Jangan telatt, nanti rugi lohh, wkwk', balas bu Tina lagi.
'Laksanakan kakk', aku membalas kembali. Lalu bu Tina tidak membalas apapun. Hanya membaca chat terakhirku. Hati ini pun kembali riang gembira, pasti bu Tina akan menyediakan 'Hidangan sore' untukku nanti dirumah nya. Itulah kenapa aku disuruh datang jam setengah 5 sore, bukannya sekarang. Padahal berkas yang disuruh print itu hanya 30an halaman. Bisa selesai dalam 10 menit.
Pukul menunjukkan jam 4. Aku telah siap mencetak berkas yang bu Tina kirim tadi dan sudah kumasukkan ke dalam plastik buah. Aku pun menutup toko dan lansung menuju kebelakang untuk mandi serta ganti pakaian.
Setelah mandi dan segar kembali, aku langsung saja menghidupkan motor dan segera menuju lokasi rumah bu Tina. Jaraknya sekitar 30 Km dari toko ku, itulah kenapa aku belum pernah melihat bu Tina disekitar sini karena dia memang bukan warga setempat.
Dalam perjalanan, aku membayangkan apa yang akan terjadi nanti. Apakah bu Tina memakai pakaian minim di rumah, lalu menarikku masuk dan langsung menyodori vagina merah kehitamannya? Pikirpun dalam hati.
Aku pun sampai di perumahan seperti komplek, dan langsung menuju lokasi rumah bu Tina seperti yang di share di WA tadi. Aku melihat motor bu Tina yang dia gunakan saat ke tokoku 2 hari yang lalu. Langsung saja aku berhenti lalu buka pintu pagar yang tidak terkunci dan memakirkan motorku di dalam perkarangan rumah bu Tina. Komplek tersebut terhitung sepi, bagian depan rumah bu Tina adalah tanah kavling kosong. Rumah hanya sebelah kiri dan kanan dan posisinya berdempetan. Yang sebelah kiri sepertinya masih kosong karena kanopi nya tidak ada, dan tidak ada siapapun di rumah itu. Sedangkan rumah sebelah kanan, ada keluarga yang menempati. Terbukti tembok batas perkarangannya sudah di pasangi fiber agar tidak kelihatan dari samping.
Aku pun mengetuk pintu rumah bu Tina.
"Asalamualaikum", ucapku sambil mengetuk pintu.
"Walaikumsalam, sebentar. Yantii..riyantii tolong bukakan pintu siapa itu didepan", terdengar olehku seperti suara bu Tina, namun mungkin bu Tina sedang di belakang.
"Sebentar mahh, yanti di kamar mandii", samar-samar terdengar olehku dari luar pintu. Lalu aku pun duduk di kursi depan sejenak. Pikirku pasti lama dibuka pintu karena orang di rumah lagi sibuk semua.
Namun tak lama berselang, kunci pintu rumah berbunyi dan terbuka sedikit, namun orangnya tidak keliatan karena aku sedang duduk yang bersampingan dengan pintu. Aku pun berdiri dan menuju ke pintu.
"Ohh maaf, ini benar rumah Kak Tina?" tanyaku ke perempuan itu. Aku sangat terkejut karena perempuan itu memakai handuk mandi yang di pegang sama tangannya dan tingginya hanya sepaha saja.
"Iya bang, oh abang fotocopy ya, masuk dulu bang, mamah lagi nyuci di belakang", jawab perempuan itu. Mataku tak lepas dari arah pahanya yang semok, sama seperti paha bu Tina namun yang ini lebih ketat, putih, mulus lagi dengan bulu halus yang basah terkena air di betisnya. Tingginya hampir setinggi bu Tina, namun badannya rada kecil, payudara nya lumayan berisi, namun tidak besar. Entah karena handuk atau apa. Dalam pikiranku ini pasti Riyanti anak bu Tina.
"Oh nggak apa, saya tunggu diluar aja dek", ucapku ke perempuan itu.
"Jangan bang, disuruh tunggu di dalam kata mamah kok, masuk aja bang cuma kita berdua di rumah", jawab perempuan itu santai.
"Oke deh", jawabku. Aku sebenarnya sangat senang, sampai rumah disuguhi dengan pemandangan yang aduhai. Lalu aku pun masuk dan perempuan itu menutup pintu kembali. Dan disini aku masih berdiri karena di Kursi ruang tamunya penuh dengan baju jemuran yang membuat ku tidak tau duduk dimana.
"Maaf bang, lagi beberes juga ni berdua mamah, duduk disini bang", ucap perempuan itu sambil mengambil baju di kursi ruang tamu dan masih memegang handuk dengan tangan satunya, serta tangan lainnya mengambil baju satu persatu sambil sedikit menunduk.
Shit, penisku tegang! Aku yang berada di belakang perempuan itu tak bisa menolak melihat semoknya pantat perempuan itu. Sangat berisi dan seperti agar-agar yang bergoyang. Namun sayangnya bagian yang paling ingin ku lihat yaitu vaginanya tidak kelihatan, karena dia telah sedikit menekan lututnya jadi otomatis pemandangan itu sirna. Mungkin karena dia tau kalau aku lagi berdiri di belakangnya sedang melihat pantatnya.
"Duduk sini aja bang, saya lagi mandi soalnya, nanti entar mamah temani ya", ucap perempuan itu, dan dia pun pergi menuju ke ruang belakang.
"Mah, abang fotocopy itu lagi duduk di depan, aku belum selesai mandi lagi, mamah temani gih", terdengar suara perempuan itu samar-samar.
Bersambung ke part selanjutnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Janda dan Tukang Fotocopy Jillid II
Storie breviCerita singkat ini menceritakan kelanjutan dari kisah Calon Janda dan Tukang Fotocopy sebelumnya. Sinopsis singkat: Berawal dari permintaan bu Tina kepada Panji agar pesanan nya diantarkan ke rumah bu Tina langsung dan Panji di sana bertemu dengan R...