BAB II: Pesanan Bu Tina (8-END)

7.4K 26 0
                                    

Kaki ku terasa sangat lemas, kakiku mati rasa seperti orang sedang kebas. Aku mencabut penisku dan duduk di lantai sambil bersandar ke dinding kamar mandi itu.

"Ouchh..", desah bu Tina lagi sambil melihatku yang duduk dilantai yang sempit dan basah itu. Bu Tina pun ikut duduk di atas pahaku yang kedua kakinya berada di paha bagian kanan lalu memelukku.

"Lemes banget bangg, nggak nyangka sanggup orgasme berkali-berkali ini", ucap bu Tina dengan suara yang lemah.

"Iyaa kaki saya kebas kali malahan kak", jawabku yang memeluk bu Tina. Kami pun istirahat sebentar sambil aku mengelus rambut bu Tina.

"Dari sebelum si adek lahir, kakak baru kali ini ngentot 2 kali sampe orgasme hebat gini loh, padahal kontol abang kecil, tapi besarnya itu yang buat kakak nggak tahan, sesak banget rasanya di dalam memek kakak nih kalo abang ngentotin", kata bu Tina.

"Mungkin karena udh bertahun-tahun nggak ngentot jadinya birahi muda kakak jadi muncul lagi deh", katanya.

"Yaah, pantes lemes kali kak ya, tadi mani aku kyknya encer gitu keluarnya deh", jawabku.

"Iyaa karena yang kentalnya udah keluar tadi pas ngentot di depan, jadinya belum selesai lagi peler abang ngisi maninya", ucap bu Tina.

"Hahahaha, bisa gituu", jawabku tertawa kecil.

"Mungkinnn aja sih bisa jadi kann", jawab bu Tina. Lalu kami berbicara sebentar sekitar 5 menitan. Bu tina lalu berkata ingin lanjutin mandi lagi karena udah bersetubuh kembali denganku dan mengajakku untuk mandi berdua.

"Yuk mandi dulu sayang, biar bersih lagi", bu Tina menarik tanganku.

Kami pun mandi seperti biasa, bu Tina mengambil sabun dan menggosok badan sampai penisku yang sudah berukuran normal lagi. Dan kami melanjutkan mandi sampai selesai.

Bu Tina terus masuk ke kamarnya, aku oun mengikuti ke kamar depan. Kondisi kamarnya mewah, set springbednya mewah dan elegant dengan ukuran Queen Size itu. Lemarinya dipenuhi kaca yang arahnya ke kasur. Disampingnya atas meja rias dengan lampu led di sekeliling kaca.

Terus disampingnya lagi ada lemari kaca yang isinya tas, dompet, sepatu high heels, ada juga kotak-kotak perhiasan yang lumayan banyak.

"Aduhh enak banget tidur disini kayaknya kakk", ucapku ke bu Tina sambil duduk diats kasur.

"Hehehe, jangan sampe ketiduran bang, udah jam 6 lewat tuh nanti pulang si kakak berabee", jawab bu Tina sambil memakai pakaiannya.

"Lah pantes mulai gelap, nggak sadar waktu udah mau malam", jawabku kaget, aku pun bangun dan keluar mengambil pakaian serta kembali memakainya. Aku melihat jam di HPku, yang menunjukkan tepat pukul 18.21, dan aku pun menuju ke kamar bu Tina ingin izin pulang kembali ke rumah.

"Kak aku pulang dulu deh ya, udah sore banget nih", tanyaku yang melihat bu Tina sedang memakai make up diwajahnya.

"Abang pulang nanti aja gimana, kita makan dulu diluar, bentar lagi si kakak juga sampe, kita makan bareng yuk", lanjut bu Tina.

"Nanti malam dijalan juga abang kan, abis magrib kita keluar terus makan, mau yaa?", Pinta bu Tina.

"Hmmm, yaudah oke deh", jawabku sambil rebahan dikasurnya itu.

"Bentar saya siap-siap dulu yaa, maklum bu ibu banyak bedaknya, heheh", jawabnya serius sambil merias wajahnya itu.

Terdengar suara motor diluar, benar saja Riyanti udah pulang.

"Eh bang, si kakak itu, duduk didepan cepetann", kata bu Tina, aku pun buru-buru keluar kamar lalu duduk di kursi tamu sambil memainkan HPku.

Riyanti membuka pintu dan sedikit terkejut melihatku masih didalam bersama mamah nya.

"Lah bang panji belum pulang?", Tanya riyanti.

"Ehh, mm, abang tunggu kakak pulang nih disuruh mamah tuh, mau lanjutin ngomongin les tadi sih", jawabku kikuk sambil mencari cari alasan. Padahal dalam waktu 1 jam yang lalu, 2 kali aku merasakan tubuh mamah nya serta ku tancapkan penisku dilubang vagina dan pantat mamahnya itu.

"Owhh, mamah mana bang?", Tanya riyanti sambil melirik ke belakang.

"Kayaknya tadi mandi, tapi lama banget belum keluar-keluar", jawabku beralasan. Lalu riyanti masuk ke kamar, dan melihat mamahnya sedang merias diri di meja rias dalam kamar tidurnya.

"Lah bang panji tungguin didepan sendirian, mamah asik make up, kasian bang panji tu", kata riyanti ke bu Tina.

"Iya mamah mandi tadi, oh ya kak, abis magrib kita makan bareng bang panji aja, sambil bahas les juga, mamah yang suruh bang panji jangan pulang dulu tadi", kata bu tina ke riyanti.

"Okee mah, kakak ganti baju dulu deh", jawab riyanti sambil masuk ke kamarnya.

Jam menunjukkan pukul 18.48, dan bu Tina telah keluar kamar dan siap untuk jalan.

"Kakkk, udah belum, mamah udah siap, nanti kasian bang panji telat pulang ke rumahnya", bu Tina memanggil riyanti yang sedang di kamar mengganti bajunya.

"Hampir mahh, bentarr", saut riyanti dari dalam kamarnya.

Bu Tina lalu ke belakang dan menutup pintu dapur, menghidupkan lampu belakang, dan kedepan lalu menutup gorden jendela serta menghidupkan lampu.

"Si kakak ih udah gelap nggak dihidupin lampu", cetus bu Tina.

Riyanti pun keluar kamarnya, dia memakai celana yang sangat ketat, keliatan semok pantatnya itu. Sedangkan bu Tina memakai celana berbahan kain yang juga ketat dibagian pantat dan pahanya namun lega di bagian bawah.

"Yaudah yukk, kita makan di lesehan pinggir jalan itu aja, enak kok menunya", ajak bu Tina.

Kami pun keluar rumah. Bu tina diboncengi Riyanti dan aku mengendarai sendiri motorku. Kami menuju ke warung lesehan yang letaknya tak terlalu jauh dari komplek rumah.

Sesampai disana kami makan malam bersama dan berbincang-bincang mengenai les privat untuk riyanti. Sesuai yang kami bicarakan tadi sore di rumah, aku setuju untuk mengajari riyanti 3 kali dalam seminggu. Hari rabu, sabtu, dan minggu. Hari rabu aku mengajari riyanti dirumahnya pada malam hari dan menginap disana. Sedangkan sabtu, saat pulang sekolah riyanti ke toko ku untuk les privat. Dan hari minggu aku mengatakan boleh dirumah atau ditoko, kalau aku sedang ada kerjaan riyanti nanti ke toko sekitar jam 2 gitu.

Bu tina juga setuju, dia juga meminta agar hari minggu kalau bisa les di rumah saja. Karena kadang bu Tina juga ketemu kliennya paling sering itu hari minggu siang. Bu Tina juga sepulang dari sini ingin melapor ke RT untuk perihal aku yang menginap di rumah pada malam kamis. Bu tina memintaku membawa fotocopy KTP ku saat datang ke rumah nanti agar diberikan ke RT.

Kami pun selesai makan dan berbincang-bincang. Jam menunjukkan pukul 20.20 malam, aku izin ke bu tina untuk pulang. Bu Tina lalu menanyakan harga print pesanannya itu, terus aku diberi uang sebesar 200ribu sambil berkedip mata, katanya bonus karena sudah bersedia ikut menemani makan malam bersama mereka berdua.

Padahal uang itu ongkos pijit yang kuberikan, namun bonus menyetubuhi bu Tina saja walaupun tidak dibayar pun aku terima.

Aku pun pulang, bu Tina mengarah ke komplek dan aku berbalik arah ke jalan menuju rumah.

Akhirnya cerita singkat saat aku bersetubuh dengan bu Tina yang kedua kalinya. Cerita ini ku adaptasi dari pengalaman pribadi ku, memang berdasarkan kisah yang ku alami. Jika memungkinkan waktu, aku akan berbagi cerita saat mengajari riyanti dan nginap di rumah bu Tina karena besok adalah hari Rabu hari pertama les privat untuk Riyanti. Pastinya ada persetubuhan kembali, tapi akan ku ceritakan di cerita selanjutnya.

Akhir kata, aku bukanlah penulis, jadi kata-kata ku yang dalam cerita ini amburadul, mohon dimaafkan. Terimakasih sudah membaca kisah nyataku. END

By: NoName69

Calon Janda dan Tukang Fotocopy Jillid IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang