Di bulan ketiga setelah didagnosa kanker nasofaring, Lily meminta Dimas untuk bertemu dengan teman-teman di kantornya. Arlin, Fenny, dan Bayu. Mereka datang ke ruangan rawat Lily di rumah sakit.
Semakin hari kondisi Lily semakin memburuk. Sebab dukungan dari siapapun tak memantik semangat dalam dirinya. Di depan matanya hanya ada kematian dan dengan kematian ia akan bisa menghampiri Morgan. Sekali lagi, cintanya pada Morgan masih amatlah besar.
Beberapa Minggu yang lalu, Lily membuat Dimas berjanji akan menikah dengan Aulia. Gadis pintar dengan gelar S2 yang merupakan seorang designer terkenal akan menikah dengannya bulan depan. Di hadapan Lily dan Lily berusaha akan bertahan untuk hari itu tiba.
Lily terus berkata pada Dimas. Pria itu harus melepasnya. Membiarkan jiwanya tenang dalam damai seperti sebuah ketenangan ketika tengah mendengar deburan ombak menabrak bebatuan karang di pinggir pantai.
“Ly, cepet sembuh. Kantor sepi banget nggak ada kamu,” kata Arlin sambil mengelus tangan Lily. Lily hanya terkekeh dan tidak berkata iya. Dia sudah menyerah.
Fenny dan Bayu juga terus memberi dukungan pada Lily. Satu per satu dari mereka memeluk Lily ketika mereka sudah mau pulang ke rumah masing-masing.
Setelah mereka pergi, yang terasa hanya hampa. Tidak ada Dimas di dalam. Orangtua Dimas juga tidak pernah datang menemuinya setelah Lily dinyatakan terkena kanker stadium akhir.
Alasan lain Lily menyuruh Dimas menikah lagi adalah mendengar pembicaraan mertuanya yang menyesal mendukung pernikahan putranya dengan Lily. Dan Ibu, katanya akan datang sebentar lagi. Ibu tidak melarang Lily untuk melakukannya. Jika hal itu membuat Lily merasa lebih baik, maka Ibu akan mendukungnya.
Sudah banyak Lily merasakan kesedihan dan penderitaan. Ibu tidak mau lagi melihat putrinya merasakan hal itu lagi dan lagi.
Wanita itu menoleh ke arah jam dan kalender. Menatap detik dan terus menghitung hari sampai pernikahan Dimas dan Aulia terjadi.
🥀🥀🥀
1 Bulan Kemudian
“Saya terima nikah dan kawinnya Aulia Putri Jatmiko binti Dani Jatmiko dengan mas kawin tersebut tunai!”
“Kamu bisa melakukannya,” ucap Lily dalam hati ketika Dimas telah mengucapkan kalimat itu dengan lantang tepat di hadapannya. Wanita yang duduk di kursi roda itu terus tersenyum dengan mata berkaca. Menatap tatapan Dimas yang terus tertuju padanya.
Sakit sekali rasanya harus menghadapi keadaan yang seperti ini. Tapi, Lily sudah membuat Dimas berjanji dan jika Dimas mengingkarinya, Lily akan sangat membenci lelaki itu lebih dari apapun.
“Dimas, setidaknya. Di jari manis kanan Aulia, tidak ada cincin orang lain. Kamu bisa mengisi hatinya dengan banyak cinta yang kamu mau. Kamu bisa mencintainya seluas samudra atau bahkan alam semesta. Berbahagialah.” Lily kembali berucap dalam hatinya dengan mata berkaca.
Ibu menggenggam jemari putrinya dan mengelus kepala Lily dengan sayang. “Maafkan Ibu, Ly.”
“Jangan minta maaf, Bu. Harusnya aku yang meminta maaf. Kondisiku buruk, aku tidak bisa membahagiakan Ibu.”
Ibu menggeleng dan kembali meyakinkan Lily bahwa ia akan segera pulih.
“Ibu.”
“Ya?”
“Lily sayang Ibu,” ucapnya membuat air mata Ibu turun. Lily segera menghapusnya dan menyuruh Ibu untuk tidak menangis.
Sampai Lily tak menyadari bahwa Dimas dan Aulia menghampirinya di kursi roda. Lelaki itu, Adimas Purwoko telah menepati janjinya. Matanya penuh dengan linangan air mata yang kapan saja siap jatuh membasahi pipinya.
“Kak.” Aulia menunduk dan memeluk wanita itu erat. “Maaf dan terima kasih.”
Lily mengelus punggung Aulia. “Berjanji ya, Lia. Tolong bahagiakan Dimas dan cintai dia sebanyak yang kamu bisa. Jaga dia jika aku sudah tidak ada di dunia ini,” ucap Lily pelan. Air mata Aulia mulai turun dan dia mengangguk. “Iya, Kak.”
Aulia melepas pelukan Lily dan kini Dimas bersimpuh di hadapan istri pertamanya. “Ly, aku tidak bisa-”
Lily menaruh jari telunjuk pada bibir Dimas. “Kamu bisa. Kalian bisa. Udah sana ditunggu yang lain.” Lily tertawa pelan dengan senyum merekah. Semakin membuat perasaan Dimas tercabik-cabik kala itu juga.
🥀🎶🌊🎶🥀
Bersambung...
2 chapter lagi selesai, karena ini short story series. Jd alurnya emg juga cepet dan melompat.
Jadi akan ada short story lainnya yg kurang dari 10 chapter.
Terima Kasih sudah membaca ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Harmony Of The Seas ✓
Fanfiction[END] Jika laut adalah lukisan, ombak adalah melodi, burung camar sebagai saksi, maka cinta kita ialah seindah-indahnya seni. Dari Morgan De Vries untuk yang terkasih-Lily Almeira Jian. ddynalee