Chapter 19

366 54 3
                                    




"Tidak masalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak masalah. Tapi ingatlah, di masa depan kau jangan menyusahkan orang lain..."









***









"Sudah ku peringatkan, MENJAUH LAH DARI (NAME)!"

"Kau seperti HAMA di antara hubungan kami!!"

Bugh!!

Bachira menyeringai, mengusap ujung bibirnya yang berdarah akibat pukulan Nagi. "Ini salahmu sendiri, jangan menyalahkan orang lain!" Matanya setengah menyipit, menatap Nagi rendah. "Inilah akibatnya jika kau lebih mementingkan dirimu sendiri"

Grep... Nagi menggeram kesal memperlihatkan beberapa perempatan imajiner di dahinya. Ia sudah siap untuk memukul kembali namun kalah cepat dengan Bachira yang sudah melesatkan pukulan ke arahnya.

Bugh!!

BrAK!!

"Itu pantas kau terima" Bachira berjalan sempoyongan meninggalkan Nagi yang terduduk di tanah akibat pukulannya. Hanya dalam satu kali tinju, Nagi terhempas. Pemuda itu hanya terduduk melihat punggung Bachira yang mulai menghilang.

"Sialan!!!"

Umpatan demi umpatan ia lontarkan, BrAK!!... Bahkan tempat sampah ukuran besar yang berada di samping di jadikan pelampiasan. "Shhh.." ringisnya memegang kepala yang mulai terasa sakit.

"Akan kubalas nanti"




***





Hari ini hari Minggu, (Name) menghabiskan waktu dengan bersantai didalam kamar. Jarinya mengotak Atik ponsel berwarna merah dengan beberapa hiasan gantungan yang indah. Sesekali tangannya mengambil cemilan di samping tempat ia tidur. Mulut mengunyah dengan mata yang masih fokus menatap layar.

"(Name)!!"

Buk... Panggilan Isagi sontak membuatnya kaget, ponselnya jatuh tepat mengenai wajahnya. "Shh... Kak Yoichi!!" Ringis (Name) mengusap pelan hidung yang memerah.

"Ups... Sorry" Isagi menutup kembali pintu dan pergi.

"Kakak menyebalkan!!"

Kini mereka saling berhadapan di meja makan, (Name) menatap tajam ke arah Isagi, membuatnya merinding di tempat. Sedangkan sedari tadi ibu mereka, Iyo, menatap keduanya dengan tertawa kecil. Melihat kedua anaknya yang begitu dekat satu sama lain membuatnya bahagia, hanya saja. Rasa khawatir menyelimutinya sesekali, membayangkan hubungan mereka dengan ayah mereka, Isagi Issei.

Sebagai tulang punggung keluarga, Issei sering keluar kota untuk pekerjaan, hubungannya dengan Yoichi baik-baik saja, namun tidak dengan (Name). (Name) tidak membenci ayahnya, ia hanya tak suka padanya. Karena sering lembur dan tidak bisa menghabiskan waktu bersama layaknya keluarga pada umumnya.

-ᴏɴᴇ ᴅᴀʏ- [Blue Lock] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang