Subadra

1.1K 184 18
                                    

Malya kembali ke messnya dan memilih tidur sejenak. Namun ia justru tak bisa tidur dengan baik. Gangguan tidur kembali menyerangnya. Alhasil, setelah tiga jam-an, Malya terbangun dan memilih membuka laptopnya.

Gadis itu lalu mengambil jaket dan mengambil sesuatu dari dalam sakunya. Sebuah diska lepas ia bawa dari TKP. Ia penasaran dengan isinya sehingga memilih membukanya terlebih dahulu.

Diska lepas itu ia temukan di dalam tempat penyimpanan garam. Malya benar-benar menggeledah semua tempat dan tak menyangka akan menemukan sesuatu di sana. Kemungkinan Gerald mengetes kemampuan Malya dan tim dengan meletakkan barang di tempat yang tidak wajar. Namun ternyata, Malya bisa menemukannya.

Diska lepas itu berisi video dan foto-foto. Terlebih dahulu, Malya membuka folder foto. Di dalam folder foto terdapat dua folder lagi yaitu Regalo dan Familia. Malya mengernyit karena tak paham dengan kata-kata tersebut. Dengan cepat ia pun mencari tahu. Ternyata kedua folder itu diberi nama 'hadiah' dan 'keluarga' yang diambil dari Bahasa Spanyol. Kemudian, terlebih dahulu Malya membuka folder Regalo.

Di dalam folder Regalo ternyata berisi foto korban dari keganasan organisasi di bawah Gerald. Kebanyakan adalah foto perempuan yang dibunuh secara sadis akibat praktik prostitusi skala internasional.

"Gila. Gerald psikopat!" gumam Malya dengan tatapan tajam memandang foto-foto tersebut.

Foto yang begitu keji, membuat Malya menjadi mual. Ia lalu memutuskan untuk menutupnya.

Folder berikutnya yang berjudul Familia berisi foto-foto Gerald dan aktivitasnya. Mulai dari pesta mewah, menaiki kapal pesiar, bermain golf hingga menghabiskan waktu dengan perempuan-perempuan berparas cantik. Dari foto tersebut, Gerald tampak lebih menyukai wanita Asia Tenggara yang memiliki kulit kuning langsat sampai eksotis.

Anak buah Gerald banyak yang terfoto, termasuk tersangka pembunuhan perempuan di apartemen kemarin. Ternyata Gerald tak segan menumbalkan anak buah yang cukup dekat dengannya untuk menunjukkan eksistensinya. Namun Malya berspekulasi berbeda, gadis itu merasa jika Gerald sedang mengancam timnya.

Terdapat 30 foto dan Malya sudah membuka foto ke-25. Saat membuka foto ke-26, Malya tertegun. Seorang pria setengah baya yang mengenakan jas hitam, tertawa bersama dengan Gerald. Masing-masing dari mereka terlihat menikmati rokok dengan cerutunya.

Malya kemudian melihat foto berikutnya. Foto itu masih sama tentang pria setengah baya. Kali ini pria itu tengah berbincang dengan Gerald di kapal pesiar. Kemudian lanjut lagi hingga foto ke-30 yang menampilkan foto pria tadi menggendong anak perempuan yang berusia 4 tahun. Dalam foto jadul itu, pria tersebut terlihat bahagia bersama dengan putrinya.

Malya seketika mendengus sembari tertawa miris. "Lelucon apa ini?"

Malya mengembuskan napasnya dengan kasar. Ia lalu memperbesar foto tersebut. Foto yang diambil dengan latar belakang pantai, masih menjadi hal yang diingat.

Telunjuk Malya mengarah ke foto gadis kecil tersebut. Saat itu, gadis kecil itu terlihat bahagia hanya dengan liburan ke pantai bersama keluarganya.

"Ternyata, lo bisa ketawa lebar kayak gini. Gue iri," gumamnya.

Kemudian Malya menyentuh pria yang menggendong putri kecilnya itu.

"Kau bahkan tidak berubah. Kau masih tampan dan gagah. Kau keras kepala. Kau tidak pernah mendengar permohonan istrimu yang menyuruhmu berhenti. Kau percaya dan akhirnya mengambil jalan yang diyakini akan membawa kebahagiaan tak terkira. Kau rela meninggalkan istri dan anakmu demi kehidupan yang selalu terancam."

Malya kembali tersenyum miring. "Apa kau bahagia sekarang? Apa kau tidak merindukan putrimu ini? Dan apakah masih pantas kau kupanggil ayah?"

*****

Sang InspekturTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang