Arimbi

1K 166 20
                                    

Pagi sekali Malya sudah turun ke jalan. Pukul 05.00 WIB, Malya sudah berada di jalan menuju ke kantornya. Sebelum sampai ke kantornya, ia menyempatkan diri untuk membeli sarapan terlebih dahulu. Pada pukul 06.30 WIB, ia sampai di kantor dan langsung menuju ruangannya. Tepat ketika membuka pintu ruang Nawasena, suasananya gelap karena tirai yang masih tertutup dan ternyata ada Arjuna yang tidur di sofa ruangan tersebut.

Malya meletakkan sarapan di mejanya, lalu membuka tirai yang masih tertutup dan saat itu juga Arjuna langsung terbangun.

"Mbak," ucapnya dengan suara serak yang langsung terbangun dan terduduk. Pria itu kaget dengan kehadiran Malya.

"Kalau baru bangun jangan langsung duduk, nanti pusing," sahut Malya sembari kembali ke tempatnya dan meraih kopinya.

"Nggh, iya, Mbak. Aduh pusing," gumam Arjuna dan langsung menyenderkan kepalanya di sofa.

Malya kembali bangkit dari duduknya dan mengambil air putih. Ia memberikannya pada Arjuna dan pria itu menerimanya.

Malya kemudian mengambil roti lapis yang ia beli sebelumnya. Rencananya ia makan sebagai camilan, tetapi karena ada Arjuna, ia memberikanya kepada pria itu.

Arjuna yang sedikit lebih rileks seketika tersenyum ketika Malya memberikannya roti lapis. "Makasih, Mbak."

Malya hanya mengangguk kecil, lalu kembali ke tempatnya. Ia memakan sarapannya terlebih dahulu sembari membuka komputer di depannya. Selain itu, ia membaca berkas yang belum terbaca karena kemarin ia pulang lebih awal.

"Mbak, laporan terbaru dari kasus pembunuhan apartemen udah masuk di surel kita. Sorry nggak gue cetak karena perintah komandan untuk dibaca via surel aja," ucap Arjuna kemudian. Pria itu hampir lupa memberi tahu.

Malya langsung mengangguk. "Iya, terima kasih. Hari ini bakal aku selesain."

Arjuna lalu berdiri dan memakai jaketnya. Wajahnya terlihat lesu seperti kurang tidur.

"Mbak, aku keluar dulu, ya. Mau ke asrama bentar, mau ganti baju sama mandi."

Malya mengangguk dan Arjuna langsung keluar. Pria itu bergegas ke asrama dan akan kembali lagi ke kantor. Sementara itu, Malya menyelesaikan sarapannya sambil membaca berkas.

Sekitar 15 menit kemudian, pintu ruangan dibuka. Naryama sedikit kaget dengan keberadaan Malya yang sudah di kantor.

"Udah dateng? Jam berapa sampai sini?" tanya Naryama yang mirip basa-basi karena terasa aneh jika mereka tak saling menyapa.

Malya yang merasa berada di situasi yang bukan dirinya, berusaha untuk memahami situasi yang ada. Gadis itu lalu hanya mengangguk kecil. Wajahnya terlihat sedikit bingung karena ia memang jarang disapa oleh orang lain dengan kalimat seperti itu. Bahkan Malya tak membalas sapaan Naryama itu. 

Naryama langsung duduk di tempatnya dan tersenyum tipis. Entah mengapa Malya terlihat lucu dengan wajah kaget sekaligus bingungnya itu. Sedangkan Malya melanjutkan kembali pekerjaannya. Beberapa menit kemudian, Hamdan dan Sigit datang. Setengah jam kemudian, Arjuna datang dengan wajah yang lebih segar. Mereka langsung bekerja dengan tugas masing-masing yang sudah menunggu.

Setengah jam berlalu, tiba-tiba Naryama berdiri dan mengatakan jika mereka dipanggil ke ruangan Kompol Tri dengan memakai seragam dinas lengkap.

Malya sempat mengerutkan dahinya dan hendak bertanya, namun ia kembali menyimpannya dan memilih berganti pakaian dinas dan segera menghadap Kompol Tri.

Mereka berlima langsung memberikan hormat ketika masuk ke dalam ruangan Kompol Tri. Mereka lalu dipersilahkan duduk di sebelah ruang kerja yang terhubung dengan ruang rapat berukuran sedang.

Sang InspekturTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang