Nagagini

1.4K 153 40
                                    

Pria dengan jas warna dan kaca mata warna hitam itu tengah memantau proses pemindahan barang dari kapal-kapal kecil ke kapal yang lebih besar. Hari ini barang-barang pesanan akan diantar dengan cepat sehingga pemindahannya dilakukan dengan amat cepat dan teliti.

Ada banyak orang di sana yang sibuk dengan tugas masing-masing. Jika salah dalam melaksanakan tugasnya, tak segan akan mendapatkan tendangan keras bahkan pukulan dari seorang mandor yang bertugas mengawasi kinerja bawahannya.

Hari ini mereka kedatangan bos yang membuat para bawahan bekerja dengan ekstra dan berusaha menonjolkan kinerja terbaik di depan sang bos. Syukur-syukur mereka akan naik posisi dan tentu akan menguntungkan dari segi mana pun, utamanya uang.

"Sir, the goods to be sent to Colombia are all ready," lapor salah satu dari mereka dan pria berjas hitam itu langsung mengangguk. 

Tak lama kemudian, terdengar suara langkah yang mendekat ke arah pria itu. Tanpa menoleh pun sudah tahu siapa yang menghampirinya.

"Lebih baik jika putrimu itu tidak bermain-main terlalu jauh denganku. Sudah banyak anak buahku yang tertangkap olehnya, dan itu menyinggung harga diriku," ucap pria itu kemudian pada pria setengah baya di sampingnya.

"Bukankah sudah konsekuensi atas semua perbuatan yang telah kita lakukan?" sahut pria itu tanpa merasa bersalah. Ia ikut menatap aktivitas sibuk di depannya.

Gerald kemudian menoleh ke arah Jack. "Konsekuensi? Selama ini aku tidak pernah mengenal konsekuensi. Semua harus berjalan sesuai rencana tanpa ada celah sedikit pun. Tetapi karena janjiku padamu, semuanya kacau. Aku bahkan tidak bisa menyentuh jal*ng kecil itu."

Jack langsung menatap Gerald dengan pandangan yang sulit diartikan, namun yang pasti ada kemarahan di sana.

"Jangan pernah menyentuh putriku atau semuanya akan hancur berantakan," peringatnya dengan suara datar.

Gerald langsung tertawa sumbang. "Sejak kapan seorang mafia harus tunduk pada perintah seseorang yang bahkan tidak bisa menjalankan perintah dengan baik? Kau hanya beruntung tidak mati cepat di tangan Gencio, Jack. Berhentilah bersikap seakan-akan paling menguasai di sini!"

"Ini bukan peringatan, tapi ancaman. Aku tidak pernah bermain-main dengan ucapanku sendiri," sahut Jack tanpa rasa takut sama sekali. Padahal di depannya ini adalah mafia yang terkenal bengis di kawasan Asia.

Gerald kembali tertawa atas kalimat yang dilontarkan oleh Jack itu. Rasanya ini seperti lelucon dan penghinaan. Mengapa ia harus tunduk pada pria tua di sampingnya itu? Jika memungkinkan, ia juga tak segan akan berkhianat dari Gencio dan merebut kekuasaan kartel milik pria itu. Namun sayangnya, pertahanan kartel Gencio amat kuat sehingga dirinya tak bisa menyentuh sama sekali singgasana kartel terbesar milik sang bos. Ia hanya bisa menguasai pasar Asia dengan pengawasan Gencio yang amat ketat.

Dan Jack ini sudah seperti tangan kanan yang siap melibas sesuatu yang menghalangi di depan mata. Namun sayang, Jack tidak sebaik itu untuk mengikuti semua perintah yang ada. Diam-diam mereka bersaing dalam membentuk kekuasaan di wilayah asal.

"Untuk sekarang aku akan membiarkan jal*ng kecil itu untuk bermain-main. Ah ya ditambah keempat pria bodoh yang mau saja menyerahkan nyawanya cuma-cuma. Akan ku lihat sejauh mana mereka bertindak. Kehilangan satu pion pentingku cukup berpengaruh sekarang, namun aku masih punya pion-pion lain yang lebih pintar tentunya."

"Dan ya, lindungi putrimu sebaik mungkin karena bisa saja di masa depan putrimu akan jadi salah satu barang daganganku," pungkas Gerald dengan senyum iblisnya.

Perkataan Gerald barusan membuat Jack menahan amarahnya. Matanya menyala marah, namun ia tak bisa asal menyerang pria angkuh itu. Perselisihan di antara mereka tidak boleh terendus oleh siapa pun. Mereka bagaikan 'saudara' di panggung bisnis. Namun di belakang itu semua, mereka adalah musuh yang saling mengintai, mengancam, dan menjatuhkan.

Sang InspekturTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang