Part 18 - Hutang Pemilik Asli

17.9K 2K 99
                                    



"Kakak, maaf telah membuatmu melihat keributan. Ayo masuk, hari di luar masih sangat dingin," ajak Zhang Yichen sambil menatap ke arah Xihuan yang masih dalam keadaan linglung.

"Ah, tidak apa-apa, Yichen," geleng pria manis itu akhirnya sadar jika Yichen benar-benar telah mengusir Yihua dari rumahnya. Xihuan jelas merasa terkejut, sebab Zhang Yichen yang dikenalnya pasti akan selalu menuruti perkataan Yihua.

Apakah adik iparnya sudah sadar jika wanita itu membawa pengaruh yang buruk? Jika Zhang Yichen sudah tahu, maka syukurlah.

"Yy—yichen, apa tidak apa-apa mengusir Yihua?" tanya Xihuan yang masih khawatir jika Zhang Yichen akan mendapatkan masalah karena telah mengusir kakak iparnya.

"Tenang saja, tidak akan ada yang terjadi, Kakak," balas Zhang Yichen sambil tersenyum, membuat membuat Xihuan perlahan ikut menjadi tenang dan tidak lagi memikirkannya.

Zhang Yichen lalu mengajak Xihuan masuk ke dalam rumahnya karena hari masih cukup dingin di luar. Karena posisi rumah Zhang Yichen berada lebih tinggi dari pemukiman desa, membuat udaranya semakin terasa dingin. Zhang Yichen saja tidak berani untuk mandi pagi-pagi sekali.

"Kakak, apa kamu makan dengan benar?" tanya Yichen saat berjalan bersama Xihuan menuju dapur, pria itu merasa Xihuan terlalu kurus untuk seseorang yang sedang hamil.

Sebenarnya tubuh ibu hamil yang kurus memang tidak dapat dikaitkan dengan kesehatan ibu dan baiknya yang buruk, Zhang Yichen bahkan sering menemui pasien yang selama kehamilan sangat menjaga bentuk tubuhnya namun tidak lupa dengan kesehatan janinnya.

Tapi itu semua akan berbeda zaman kuno ini, Zhang Yichen khawatir tentang hal yang berbeda. Saat ini dimana semua orang cukup kesulitan untuk makan, Yichen takut jika Xihuan tidak mendapatkan gizi yang cukup.

Xihuan yang mendengar pertanyaan Zhang Yichen sedikit terkejut, pasalnya ia tidak pernah mendapatkan pertanyaan bernada peduli itu dari adik iparnya. Bagi pemilik asli, Xihuan sangatlah membosankan, hanya tahu cara bekerja dan mengurus kelurga. Sehingga hubungan keduanya sedikit renggang.

"Tentu saja Kakak makan dengan baik, Yichen. Changhai pasti akan mengomel jika kakak makan sangat sedikit," jawab Xihuan tidak mau membuat adik iparnya khawatir. Selama kehamilan, pria itu memang sering kehilangan nafsu makannya dan berakhir hanya makan dengan secukupnya.

"Kakak pasti sangat beruntung menikah dengan kakak pertama yang sangat cerewet, itu tidak membuat rumah sepi," sindir Zhang Yichen sambil melirik ke arah Fengying yang tidak sengaja lewat. Dalam ingatannya, Changai memang begitu mencintai istri dan anaknya sehingga menjadi suka berbicara.

Fengying yang mendengar itu berhenti sejenak, kepalanya bergerak ke arah Zhang Yichen yang buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lain. Fengying tahu jika dirinya sedang disebut. Apa dia sependiam itu?

Zhang Yichen lalu mengajak kakak iparnya untuk duduk di meja makan terlebih dahulu, pria itu lalu memberikan segelas air hangat untuk diminum. Dia takut kakak iparnya merasa kedinginan karena harus keluar dari rumah saat hari masih cukup pagi.

"Kakak, ada apa?" tanya Zhang Yichen yang baru saja menghabiskan isi gelasnya, melihat Xihuan terus menunduk dan gelisah.

"Yi—yichen, maafkan kakak karena tidak membawa apa-apa untukmu. Tapi, tenang saja saja, Kakak akan meminta Changhai membeli sesuatu untukmu nanti." Xihuan merasa tidak enak untuk beraada disini, Yichen sudah sangat baik hati untuk mengajarkannya membuat asinan sayur yang disukai putranya, akan tetapi dia malah tidak membawa apa-apa untuk membalas kebaikannya.

Zhang Yichen yang melihat bola mata Xihuan berkaca-kaca sedikit merasa panik. Karekter ipar pertamanya memang terkenal lemah lembut ditambah saat ini dia sedang hamil, membuatnya semakin sempurna. Latar belakang kakak iparnya itu pun nampak tidak biasa, Zhang Yichen yakin jika Xihuan dibesarkan dengan hati-hati.

Kembali ke Zaman Kuno untuk memiliki banyak anak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang