Prolog

2.7K 174 29
                                    

Note :: Entah ini bisa di sebut prolog atau enggak, but I hope you like this. I really need your kritik and saran. Thank you💚.

__Happy Reading__

"Mommy, kenapa perut lele besar begini?" tanya Chenle pada sang ibu.

Haechan meringis kecil. "Nggak papa sayang, anak mommy cukup sabar aja ya" Haechan mengelus surai gelap Chenle.

Chenle tersenyum dan mengangguk.

Dari jauh, ada sosok Jisung yang memperhatikan Chenle dan Haechan berinteraksi. Tatapan nya sendu, ia ingin juga berbincang dengan Chenle, tapi larangan dari sang kakek menahan nya.

Apa yang sebenarnya terjadi?. Jisung mencintai Chenle, sepupunya. Entahlah apa maksud bocah itu di saat usia nya baru menginjak 12 tahun, pantaskah itu di sebut cinta? bukankah lebih baik di sebut sebagai penasaran saat masa pubertas?. Akan tetapi rasa penasaran Jisung tersebut malah membuat Jisung terjerumus ke hal yang fatal.

Bagaimana bisa anak 12 tahun melakukan hubungan intim layaknya orang dewasa? bahkan sang pihak bawah sampai hamil?. Gila. Memang gila.

Saat ini Chenle tengah hamil 8 bulan, sebentar lagi cicit pertama keluarga Jung akan lahir. Padahal anak ketiga keluarga Jung baru melangsungkan pernikahan setahun yang lalu, dan belum dikaruniai momongan.

"Jie, sedang apa di sini?" tanya Jaemin, ibu Jisung.

Jisung nampak terkejut. "Nggak kok Bun, Jie cuma lagi istirahat, nyender. Oh ya, Jisung mau ke kamar. Bye Buna" Jisung berlari kilat menuju kamar nya.

Jaemin tersenyum tipis, bukannya ia tidak tahu. Ia tahu jika Jisung sedari tadi mengawasi Chenle dan Haechan, dirinya pun sudah cukup lama di belakang Jisung. Hanya mengamati saja.

"Buna yakin kamu bisa Jisung." gumam Jaemin.

.....

Chenle bermain di taman rumah seorang diri, karena semua orang sedang sibuk. Sebenarnya tadi ada pembantu yang menemani nya bermain, tapi Taeyong selaku nyonya besar meminta bantuan.

Mengingat area taman yang aman, juga gerbang yang ditutup, pembantu itu pun membiarkan Chenle bermain sendirian. Tanpa tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Wah kupu kupu nya cantik" ucap Chenle. Tangan nya menggapai gapai kupu-kupu tadi namun si kupu-kupu malah terbang semakin tinggi.

Chenle bergerak kesusahan karena perut besar nya, ia menghentakkan kaki nya kesal. "Dasar perut nyebelinn!!!"

Senyum Chenle merekah kala kupu-kupu tadi hinggap di dahan pohon mangga yang cukup rendah. Chenle bisa meraih nya, namun ketika tangan kecil itu akan meraih, si kupu-kupu malah berpindah ke dahan yang lebih tinggi, membuat nya merengut kesal.

"Ihhh gak sampeee" keluh nya.

Chenle kepalang ingin kupu-kupu, maka dengan nekat ia panjat pohon mangga tadi. Sebelum sebelum nya Chenle memang handal memanjat, jadi tidak akan jatuh pikir Chenle. Tapikan kali ini kondisi nya berbeda, Chenle mengandung. Berbahaya.

Chenle mencoba meraih kupu-kupu tadi setelah dirasa sampai, tangan nya berpegang erat pada pohon agar tidak jatuh, namun perut besar nya menghalangi. Perut itu bahkan sampai tertekan kuat ke pohon membuat Chenle lama lama merasakan sakit.

"Sss sakit... perut lele sakit hiks mommy...."

Bingung, bagaimana turun nya?. Pelan pelan, Chenle bergerak turun. Sayang, kaki nya tidak berpijak dengan benar dan mengakibatkan dirinya terjatuh.

Brukk

Suara nya keras sekali sampai orang orang yang berada di dalam keluar karena mendengar nya.

Error Results [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang