04

1.6K 138 6
                                    

Sepasang mata kecil itu mengerjap pelan beberapa kali. Hal pertama yang ia lihat adalah wajah tampan milik hyung kesayangan nya.

Yejun memindahkan tangan Jisung yang memeluk nya lalu turun dari kasur kemudian keluar kamar. Kaki nya melangkah menyusuri apartemen sampai ia menemukan hyung cantiknya yang tengah memasak untuk sarapan.

Bruk

"Eh?!"

Yejun memeluk kaki Chenle dan menenggelamkan wajah nya di antara kaki Chenle.

"Eoh, Yejunie sudah bangun. Jie hyung mana hm?" Chenle bertanya tanpa melihat ke arah Yejun.

"Masih bobo hyung, Jie hyung terlihat tampan tapi imut ketika tertidur hehe, mirip Yejun. Jadi Yejun tak tega membangunkan Jie hyung"

Mendengar jawaban sang anak membuat Chenle tersenyum kecil. "Kalau begitu, bagaimana jika Yejun mandi dulu? ingin dimandikan atau mandi sendiri?"

"Mandi sendiri. Yejun sudah besar hyung."

"Okey, hati hati ya."

Yejun mengangguk, kemudian berlari kembali ke kamar. Chenle terkekeh melihat tingkah Yejun.

Setengah jam berlalu, terdengar suara langkah kaki juga tawa Yejun yang mengalun keras, juga kekehan Jisung. Sepertinya ayah dan anak itu tengah bercanda di pagi hari.

"Morning sayang" sapa Jisung lalu mencium bibir Chenle sekilas. Chenle pun membalas sapaan Jisung dan mencium pipi kanan Jisung.

"Yejun juga mau ciumm" pekik Yejun dalam gendongan Jisung.

"Of course son"

Chenle dan Jisung kompak mencium pipi kiri dan kanan Yejun, membuat anak itu tertawa girang.

"Ayo sarapan!"

Jisung mengangguk. "Yejunie mau makan sendiri apa disuapi?" Jisung bertanya sembari mencuri satu kecupan di pipi kanan Yejun.

"Makan sendiri hehe"

Jisung pun mendudukkan Yejun pada kursi di dekat nya, kemudian Chenle duduk di depan Jisung. Meja makan mereka memang kecil, hanya muat 4 orang. Hm apa ini tanda jika Yejun butuh adik?.

Keluarga kecil itu pun memulai acara sarapan bersama dengan khidmat. Jisung menatap Chenle dan Yejun bergantian, tanpa sadar matanya sedikit berkaca kaca. Ia masih sangat emosional terkait hal itu. Dulu, ia pikir sarapan bersama Chenle serta anak mereka hanyalah sebuah mimpi.

Nyatanya, hari ini... pagi ini ia dapat melakukan hal tersebut. Terkesan sangat sederhana, namun bagi Jisung rasanya sudah sangat luar biasa.

"Jie hyung kenapa nangis?" tanya Yejun membuat Chenle akhirnya sadar jika Jisung tidak baik baik saja.

"Ini hyung cuma kelilipan, bukan nangis hahaha. Udah Yejun lanjutin makanya ya!"

Yejun mengangguk dan Jisung tersenyum, namun senyum nya malah membuat air matanya jatuh. Maka Jisung beralasan ingin ke kamar mandi sebentar agar Yejun tak melihat nya menangis.

Chenle memilih menyusul Jisung ke kamar mereka. Saat membuka pintu, ia dapat melihat baju lebar Jisung bergetar menahan isakan. Tanpa banyak berkata, Chenle langsung memeluk Jisung.

"Cengeng banget ya aku? hiks"

"Nggak hyung, wajar. Kamu hebat loh, makasih ya... maaf dulu aku terlalu bego haha."

Jisung balas memeluk Chenle. "Jangan tinggalkan aku Chenle!"

"Hm, tidak akan."

****

Error Results [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang