12

1.2K 110 31
                                    

"Ma, Yejun berangkat dulu ya" pamit Yejun pada Chenle yang sedang menyiapkan bahan masakan untuk sarapan.

"Pagi banget nak?, kemana dulu kamu?."

"Yejun ke rumah temen dulu ma, ngerjain tugas bareng." Yejun mencium pipi Chenle sebelum pergi.

"Hati hati!!" teriak Chenle pelan.

Helaan nafas terdengar berat dari Chenle, ia tidak bodoh jika putra nya aneh akhir akhir ini. Berangkat lebih pagi, pulang larut malam, terkadang tidak pulang, alasan nya selalu 'tugas & nolong temen'.

Chenle yakin jika ada yang di sembunyikan Yejun darinya dan Jisung. Bukan nya apa apa, ia tidak akan marah jika Yejun melakukan kesalahan atau semacamnya, tidak perlu di sembunyikan seperti itu. Ia khawatir, intensitas kedekatan mereka juga berkurang.

Seolah anak sulung nya itu seperti membuat batas tak kasat mata dan pelan pelan menjauh. Orang awam tak akan sadar perubahan kecil yang Yejun lakukan, namun bagi mereka Chenle dan Jisung yang merupakan orang tua dan memiliki ikatan, pasti... sekecil apapun perubahan terhadap anak mereka, mereka akan sadar.

Ia dan Jisung diam bukan berarti tidak tahu, tapi keduanya memberikan waktu kepada putra mereka untuk menjelaskan keadaan yang sebenarnya. Sebelum mereka tahu dari orang lain. Chenle maupun Jisung sangat menjunjung tinggi kejujuran dan keterbukaan serta kepercayaan antara satu sama lain dalam keluarga mereka.

"Yejun udah berangkat?"

Chenle menoleh ke arah suaminya yang baru saja bergabung ke dapur, ia hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Anak kita aneh le, aku harus apa? apa aku tanya langsung ke dia?"

"Percuma, kalau Yejun belum mau ngomong mau di tanya sampe bibir kamu robek juga Yejun bakalan tutup mulut" ucap Chenle kemudian ia memeluk tubuh tinggi Jisung. "Jangan terlalu di pikirin Jie, kamu fokus aja ke  pekerjaan kamu, Yejun biar aku yang urus." lanjut nya.

"Hmm" balas Jisung. "Perasaan aku gak enak le, aku takut"

"Ada aku Jie, kamu gak sendirian."

***

Yejun sedang menyuapi Shotaro bubur khas rumah sakit setelah beberapa jam lalu sadarkan diri. Ada Sungchan juga yang sibuk dengan laptop nya.

"Kamu kenapa nggak sekolah nak? bunda jadi ngerasa bersalah kalau kamu gak sekolah gini. Kesan nya bunda jadi penghalang masa depan kamu" Shotaro menatap Yejun sendu.

Yejun menggeleng kuat. "Yejun yang mau ngerawat bunda, bunda sakit bukan karena keinginan bunda, jadi jangan nyalahin diri bunda. Yejun gak suka."

Seulas senyum menghiasi wajah pucat Shotaro, ia mengangguk kecil. Ia merasa sangat bahagia karena sekarang akhirnya Yejun mau memperhatikan nya, tidak seperti saat pertama kali bertemu.

Walaupun dirinya harus 'sedikit' berkorban, tidak papa, ternyata cara nya ini berhasil.

"Kamu tahun ini lulus SHS kan nak?"

Yejun mengangguk atas pertanyaan yang di layangkan Shotaro padanya.

"Berapa bulan lagi?"

"2 sampai 3 bulan bun, minggu depan juga udah ujian kelulusan."

"Kalau gitu kamu harus rajin sekolah sama belajar nya, bunda gak papa kok. Kamu harus pentingin sekolah—uhuk uhuk..."

"Bunda!!" Yejun panik langsung menaruh mangkuk berisi bubur tadi ke atas nakas lalu mengambil minum untuk Shotaro.

Shotaro meminum sedikit kemudian tersenyum kepada Yejun. "Bunda nggak papa Yejun, jangan terlalu panik!."

Yejun menghela nafas nya dan mengangguk. "Cepet sembuh bunda, Yejun sayang bunda" ucap nya kemudian memeluk Shotaro.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Error Results [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang