Bab 3 - Dunia Baru

41 7 0
                                    

Amanda bisa merasakan sakit kepala datang menghampirinya, "Apakah pengibaratan yang kau gunakan harus seperti itu?"

Asti membalas dengan cemberut, "Ai! Sebebarnya apa maumu? Aku hanya berusaha membuat pengibaratan sebaik mungkin. Jika itu tidak sesuai dengan keinginanmu, bagaimana aku harus berbuat?"

"Kau bertanya apa keinginanku? Baik, kalau begitu buatlah pengibaratan yang lebih baik untuk leluhurmu ini!" Teriak Amanda penuh penderitaan dalam hatinya.

Karena tidak bisa mengatakan apa yang ada di pikirannya, Amanda hanya bisa berkata sambil mengalihkan wajahnya ke arah lain. " Untuk itu... terserah kau saja."

Asti mendengus dingin. Sesaat kemudian, seolah baru saja mengingat sesuatu, Asti langsung menatap ke arah Amanda dengan mata cerah. "Eh, ngomong-ngomong bagaimana wajahku? Cantik tidak?"

Seketika Amanda langsung facepalm, "Anak ini... bahkan bisa membalik wajah lebih cepat daripada membalik halaman buku."

Amanda berdiri perlahan dan menjawab pertanyaan itu dengan ragu-ragu. "Erm ... bagaimana ya? Kau cantik, tapi ... ah! Aku bingung mendeskripsikannya. Kau tahu bukan kalau aku tidak ahli bermain kata-kata."

Asti yang mendengarnya menundukkan kepalanya dengan sedih, seperti anak kecil yang kecewa karena tidak mendapatkan mainan yang diinginkannya. Sambil memainkan kedua jari telunjuknya, ia berkata dengan lemah, "Lalu sekarang bagaimana?"

Amanda, "Mm ... bagaimana jika kita mencari sesuatu yang bisa memantulkan bayangan. Misalnya cermin atau genangan air."

Asti langsung mendongak dan berkata dengan penuh semangat. "Wahai sahabatku, kau memang yang terbaik!"

Dengan semangat tinggi, Asti mencoba berdiri tanpa bantuan apapun. Sebelum ia bisa berdiri dengan benar, rasa sakit yang hebat datang dari kaki kanannya. Ia pun terjatuh kembali ..

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA ......................... SAAAKIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIITTTTTTTTTTTTTTTTT ...!!!" Teriaknya kencang sambil memegangi pohon di sampingnya untuk melampiaskan rasa sakitnya.

Amanda, "...."

Tanpa bisa berkata-kata, Amanda kemudian berjongkok kembali dan memeriksa kaki kanan Asti. Asti meringis ketika Amanda memeriksa kakinya. Amanda lalu berkata, "Tulang di kakimu bergeser. Jika tidak lekas mendapat perawatan, aku khawatir itu akan berakibat buruk."

Asti mengusap kakinya pelan, "Terus bagaimana?"

Amanda sudah kembali berdiri dengan bantuan ranting, "Mana saya tahu."

Asti merengek dengan manja, "Huhu ... Jiejie, bantu aku berdiri." Ucap Asti sambil menggembungkan pipinya dan mengulurkan kedua tangannya.

Amanda merinding hebat melihat tingkah manusia yang mungkin setengah jin atau siluman dihadapannya. "Aku tidak kenal ... aku tidak kenal." Ulangnya terus-menerus dalam hati sambil mengusap kedua lengan atasnya secara bersilangan.

Menyaksikan sahabat terkutuknya memandangnya bagaikan melihat hantu, Asti menarik tangannya dan berkata dengan nada muram, "Huh, kejam sekali kau pada adikmu ini!"

Amanda ingin menangis tapi tidak bisa menangis, "Ya Tuhan ... dosa apa yang sudah kulakukan hingga mendapat sahabat aneh seperti ini."

Akhirnya, Amanda dengan berat hati agak membungkukkan badannya dan berkata, "Sudah, sini Jiejie bantuin". Kata Amanda sambil mengulurkan kedua tangannya.

Asti dengan senang hati menerima uluran tangan sahabatnya dan berdiri sambil dibantu Amanda. Keduanya berjalan perlahan ke dalam pondok kayu. Katanya : Siapa tahu ada cermin atau harta karun disana

Love and Friendship♡   爱和友谊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang