Liburan milik Hu Tao berlalu dengan cepat hingga tak terasa bahwa hari ini dia akan kembali pulang ke rumahnya yang ada di kota. Beberapa kopernya sudah dimasukan ke dalam mobil, Yelan masih menyantap makan siangnya sambil mengetikkan sesuatu melalui ponsel hpnya. Sedangkan Hu Tao duduk di taman belakang bersama Qiqi dan Xiao.
"Sedih deh kak Hu Tao mau balik." Qiqi mengerucutkan bibirnya. Seminggu bersama Hu Tao, menurut Qiqi itu sangat-sangat kurang. Dia ingin selalu bersama dengan Hu Tao ketika main maupun belajar.
"Mau gimana lagi. Besok udah ada jadwal soalnya."
"Kan masih ada kakak?"
"Nggak ah, kak Xiao jelek." Ejek Qiqi sembari menjulurkan lidahnya dengan raut wajah menyebalkan. Hari ini tidak mendung seperti sebelum-sebelumnya dan Hu Tao bersyukur akan hal itu. Setidaknya, dia tidak akan terkena macet ketika di jalan nanti.
Matanya sedikit tertutup, gadis itu mengantuk karena semalaman malah bermain dengan Qiqi. Tanpa Hu Tao sadari, dirinya benar-benar terlelap dengan kepala yang terjatuh di pundak Qiqi yang sedikit lebih pendek darinya. "Kak Xiao, kak Xiao." Panggil Qiqi sepelan mungkin agar tidak membangunkan Hu Tao. Xiao menoleh kearahnya, "Bantuin aku."
Mereka duduk di salah satu bangku memanjang yang berada di halaman belakang dengan Hu Tao yang duduk di antara Qiqi dan Xiao. Namun, gadis itu malah menjatuhkan kepalanya ke pundak Qiqi dan itu sedikit membuat Qiqi kesulitan untuk bergerak. Jadis dia berinisiatif agar Hu Tao menjatuhkan kepalanya di pundak milik Xiao, lelaki itu 'kan lebih tinggi dari Hu Tao.
Xiao menarik pelan kepala Hu Tao agar tidak terbangun oleh gerakannya yang sedikit tiba-tiba. Gadis itu melenguh pelan lalu dengan mandirinya tidur kembali di atas pundak Xiao.
"Hu Tao, mau berangkat sekarang?" Suara Yelan terdengar jelas ketika wanita itu menginjakkan kaki pada rumput hijau yang menghiasi halaman itu. Qiqi berdesis pelan. "Sst, kak Hu Tao lagi tidur."
Yelan mengerutkan keningnya lalu melirik ke arah ponsel selama beberapa detik, "20 menit lagi kalau belum bangun, tolong dibawa masuk aja ke mobil." Dan setelah itu, wanita berambut biru itu pergi meninggalkan mereka yang masih terlihat nyaman duduk di taman belakang.
Semilir angin menerpa lembut poni tipis milik gadis itu, wajahnya begitu menenangkan dan juga sangat teduh ketika tertidur seperti ini. Qiqi bahkan hampir saja menyentuh pipi gadis itu jika Xiao tidak segera melarangnya. "Qiqi, nggak boleh!" Tegur Xiao yang membuat Qiqi cemberut.
Setelah itu, mereka hanya diam, sesekali mengobrol ringan dengan topik random yang Qiqi dan Xiao temui tanpa membangunkan Hu Tao yang sepertinya semakin terlelap. Hingga akhirnya, 20 menit sudah berlalu, mau tidak mau, Xiao harus menggendong Hu Tao menuju mobil agar dia bisa cepat kembali ke kota.
"Xiao, Qiqi. Makasih ya untuk bantuannya selama kita disini." Yelan berucap lembut. Bantuan yang dimaksud itu adalah ketika Yelan sedang asyik berjalan sendiri di pinggir danau tapi malah tidak sengaja dikejar oleh seekor angsa. Qiqi yang kebetulan lewat juga berusaha membantu Yelan agar tidak dikejar lagi oleh angsa itu.
Ada juga bantuan seperti gas dari kompor Yelan yang tidak bisa menyala padahal sudah terpasang dengan benar atau makanan yang dibuat oleh Xiao karena mereka kelebihan makanan dirumah. Semua itu benar-benar membantu dan meringankan Yelan selama liburan.
"Nggak masalah. Kita juga seneng, kok bantu kak Yelan." Yelan kemudian mengekuarkan dua buah amplop yang entah apa isinya untuk diserahkan kepada Qiqi dan Xiao. "Buat kalian. Kakak denger, Xiao mau kuliah di kota, ya? Semangat ya. Kalau butuh apa-apa, kakak usahain bisa bantu. Terus untuk Qiqi, sebentar lagi bakalan olimpiade tingkat daerah, 'kan? Kamu pasti bisa kok! Kakak nggak terima penolakan, ya!" Tegas Yelan di akhir ketika melihat Xiao yang sudah membuka mulutnya untuk melayangkan protes.
YOU ARE READING
Perfect Stars.
Fiksi RemajaBerkilauan seperti seorang bintang, tentu saja Xiao sangat bangga dengan pencapaian gadis itu. Ia juga ingin menjadi berkilauan seperti Hu Tao, apakah ia bisa...? Ini cerita tentang dua hati yang memiliki perasaan yang sama, namun terhalang oleh wak...