chap 2

212 21 0
                                    

Cahaya matahari pagi masuk melalui jendela dengan tirai yg sedikit terbuka itu. Lelaki manis yg tertidur di tengah kasur itu membuka matanya, dia melihat sosok laki-laki dipelukannya. Lelaki itu sedang tertidur dengan pulas. Megumi merasa ada satu orang lagi di kamar itu, dia ada dibelakangnya.

Kedua laki-laki itu tidur sambil memeluk dirinya. Megumi baru sadar kalau mereka berdua adalah suaminya. Sukuna dan Yuuji, dua orang yg ia nikahi kemarin. Kenapa dia bisa lupa itu, apa karena alkohol?

Ada hal lain yg dia sadari juga, pakaiannya yg setengah terbuka. Jika ingatannya tidak salah, mereka belum melakukan hal 'itu' tadi malam. Atau dua suaminya melakukan hal 'itu' saat dia tertidur?!

"Mhmm pagi Megumi," pria dibelakangnya mengecup pipi lelaki manis itu.

"Sukuna"

"Iya," lelaki yg dipanggil Sukuna itu mengeratkan pelukannya.

"Semalam kalian gak melakukan hal yg aneh padaku, kan?"

"Aneh bagaimana?"

"Haahh sudahlah, kepalaku pusing"

"Megumi..." Kini giliran pria dipelukannya yg berbicara. Dia terlihat masih mengantuk.

Ketiga orang itu masih bermalas-malasan di atas kasur besar. Tidak ada yg mau melepaskan istri mereka yg berbaring ditengah. Megumi memegang kepalanya yg kembali berdenging. Sukuna yg melihat itu langsung bangun dan mengambil obat yg dia bawa kemarin. Sedangkan Yuuji mengambil segelas air untuk Megumi.

"Seharusnya kau gak minum sebanyak itu Megumi," Yuuji terlihat khawatir.

"Udah terjadi, mau bagaimana lg. Nih obatnya," Sukuna memberikan obat itu untuk Megumi.

Megumi menerima air dan obat itu lalu meminumnya. Dia sudah dewasa tapi masih belum bisa minum alkohol sebanyak itu. Tidak seperti Sukuna dan Yuuji mereka memiliki daya tahan yg tinggi terhadap alkohol.

"Terima kasih," Megumi memberikan gelas itu pada Yuuji.

"Masih sakit?" Tanya Yuuji

"Nggak"

"Yuuji, kau ambil sarapan sana. Aku akan menjaga Megumi"

Pagi pagi begini sepertinya Sukuna ingin mengajak Yuuji untuk berantem.

"Kenapa bukan kau aja hah?! Kau pasti ingin mengambil kesempatan kan"

"Apa maksudmu hah?!"

Kilat perselisihan terpancar dari kedua pasang mata itu. Keributan yg biasa terjadi, tapi kali ini Megumi tak bisa bersabar.

*Buuaak *plaak
Pukulan dan tamparan dilayangkan oleh Megumi. Dua orang yg mendapat 'hadiah' itu langsung terdiam. Megumi mendorong mereka keluar dari kamar.

"Keluar sekarang dan sarapan di luar! Aku akan makan di kamar, sendiri"

*Braak
Pintu tertutup dengan kencang tepat di wajah mereka. Mereka saling melirik sinis.

"Ini salah mu yuuji"

"Aku?! Kau yg mulai!"

Sukuna berdecih, "aku tak punya waktu untuk meladeni anak kecil"

Sukuna pergi meninggalkan Yuuji yg masih kesal. Mereka mengambil jalan yg berbeda untuk pergi ke bawah.


































"...kamar 221 lantai 16. Baik terima kasih" Megumi kembali berbaring setelah memesan menu sarapan.

'kenapa aku mau menikah dengan mereka'
'mereka menyebalkan, berisik, dan susah diatur'
'tapi mereka imut, seperti anjing'
'memikirkannya saja membuatku gemas'
Wajah Megumi memerah mengingat kedua suaminya. Dia memeluk bantal dengan sangat erat, entah kenapa dia merasa malu.







Terjebak dengan MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang