Seturunnya dari taksi, seorang gadis yang sekarang sudah kelas sebelas itu berjalan santai menuju gerbang sekolah SMA Bina Nusantara atau yang disingkat Binus. Ia sudah telat 20 menit sekarang. Pak Mamat yang notabenenya satpam SMA Bina Nusantara itu menatap bingung dengan kehadiran seorang siswi yang berjalan santai,sembari menyeruput sekotak susu strawberry.Dia Matahari Embun Galaxia. Atau yang lebih dikenal dengan, Tari.
"Aduh tumben neng Tari telat? Biasanya paling rajin. Neng Tari udah telat 20 menit loh" Pak Babas berteriak yang dibalas cengiran oleh Tari
"Maaf ya Pak Mamat. Tari kesiangan tadi," Tari menjelaskan pada satpam sekolahnya.
Pak Mamat pun membuka gerbang sekolah yang cukup besar itu sambil tersenyum ramah. Ia sudah mengenal Tari sejak kelas sepuluh. Tari anak yang baik dan juga sopan ia tidak pernah telat masuk kecuali hari ini. "Ya sudah, Neng Tari langsung masuk aja. Untung Bu Kepsek nggak masuk hari ini. Kalau engga, pasti saya dilarang bukain pintu."
"Siap Pak Mamat! Makasi ya, Pak. Entar istirahat Tari traktir okey!"
Tari memberi senyuman terlebar lalu melangkahkan kakinya masuk melewati gerbang sekolahnya yang dibukakan oleh Pak Mamat. Tari terus berjalan santai, dan keadaan sekolah untungnya sekarang sepi.Suasan seperti inilah yang Tari sukai tenang dan damai. Pasti apel kecil-kecil tahun ajaran baru sudah kelar dan otomatis guru-guru pasti sudah masuk ke kelas karena bel udah bunyi 20 menit yang lalu.
Tari merupakan tipe siswi yang tidak peduli dengan sekitar.Berkepribadian dingin, wajah yang sedikit jutek, tenang, dan jangan lupakan ia juga tidak pernah dandan ke sekolah.Hanya memakai liptint,Ya hanya itu.Yang jelas dia punya prinsip, "masuk, belajar, pulang."
Tari mengarahkan langkahnya menuju papan pengumuman yang berada di sudut koridor sekolah untuk melihat daftar kelas. Hari ini merupakan hari pertama ia menjadi siswi kelas 11 tapi sialnya, ia kesiangan karena alarmnya mati dan Ayah dan Bundanya sedang ada proyek di Bali sehingga mereka tidak bisa membangunkan Tari.
Saat ia kembali menyeruput susu strawberrynya, tiba-tiba seseorang tidak sengaja menabraknya dan membuat susu strawberrynya jatuh dan terlihat cairan pink keluar dari sedotan.
Tari hanya mematung saat ia menyadari bahwa yang menabraknya itu - Biru teman kelasnya sejak duduk dibangku kelas sepuluh. Mereka tidak akrab, bahkan mengobrol saja mungkin ini yang pertama kali. Cowok dengan rambut yang selalu acak-acakkan seperti tidak pernah disisir itu lantas menaikkan alis tebalnya sebelah. "Eh, sorry gue gak sengaja. Lo sih, lagian udah tau telat bukannya lari malah jalan santai di tengah jalan.Kan jadi nabrak"
Tari mengernyitkan keningnya bingung. "Hah? Lo ngomong sama gue?" tanya Tari dengan suara lembutnya.
Biru gugup. Pasalnya ini pertama kalinya ia berbiacara dengan seorang Matahari Embun Galaxia. Suara yang terdengar lembut dan khas.
"Iyalah anjir, emang siapa lagi selain lo disini.Yang gue tabrak kan juga elo. Gimana sih?" ucap Biru. Kembali menetralkan kegugupannya.
Karena ini pertama kalinya mereka berbicara, setelah setahun sekelas. Pasalnya Tari itu orangnya introvert sekali, dia akan asik jika orang tersebut juga asik dengannya. Prinsipnya, sikapnya tergantung sikap orang kepadanya.
"Sini biar gue bersihin baju lo pake tisu" tawar Biru. Karena ia merasa tidak enak juga.
Tari hanya menampilkan muka tenang andalannya.
"Emm gak papa. Biar gue bersihin sendiri""Beneran gapapa?" Tanya Biru.
"Hmm iya gapapa" Balas Tari gugup.
"Kalau gitu gue pergi dulu ada urusan soalnya ". Biru pun merapikan pakaiannya dan berjalan menuju kantin.
Sepeninggal Biru, Tari harus segera membersihkan noda tumpahan tadi ke toilet.Ia berjalan tenang menuju toilet, tidak banyak orang yang mengenalnya.Begitu pun Tari, Tari hanya mengetahui mereka lewat name tag yang tertempel didada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari Biru
General FictionHanya penulis amatir yang masih belajar dalam dunia pernovelan. diupdate ketika lagi mood doang. hehe Sedikit cringee. mweehehe