"Berhelai helai rambutmu mampu menghipnotisku akan kilauan yang indah"
Ketua kelas akhirnya masuk setelah sekian kali bolak balik karena rapat di ruang guru. Don mengetuk-ngetuk papan tulis untuk mengalihkan atensi teman temannya, salah satunya Tari si gadis bermata teduh. Ia dapat menebak apa yang akan keluar dari mulut sang Ketua beberapa detik lagi. Satu, dua, tiga...
"Guru- guru lagi rapat. Kalian bisa lanjut istirahat didalam kelas sampai pulang nanti, dan tidak ada yang boleh keluar. "
Ketua lelas berwajah manis itu langsung kembali ke tempat duduknya setelah menyampaikan "kabar gembira" barusan. Seisi kelas langsung berteriak heboh seperti napi yang baru bebas setelah belasan tahun dipenjara. Anak laki laki langsung berkumpul dan membiat sebuah lingkaran dan bermain uno.
Tapi tidak dengan Biru, Ia terus memperhatikan Tari yang sibuk dengan drawing booknya. Ya, Tari memiliki hobi melukis, menggambar dan mengagumi karya karya seni yang ada dipameran. Bahkan dia sering melihat pameran yang diadakan di Jakarta.
Sementara anakperempuan lainnya ada yang live instagram, ngegibah, tiduran dan ada juga yang masih belajar. Sungguh rajin siswi ini.
Biru, si pelaku yang memperhatikan Tari tadi, tidak mengalihkan atensinya. Seakan terhipnotis dengan aura tenang yang dimiliki Tari.
Aku menyukaimu, tapi kamu tidak menyadari bahwa itu benar, guman Biru yang terdengar oleh temannya.
" Liatin terus ru, sampe mata lo keluar " ucap Bijak.
Salah satu teman dekat Biru saat SMA ini. Mereka sudah berteman sejak di bangku SMP dan kemudian sekelas di bangku SMA.
"Yaelah, Jak. Ganggu aja lo njir ".Kesal Biru dan kemudian mengeplak wajah Bijak yang kini sedang cengengesan, gaje.
Tari, yang merasa dirinya diperhatikan oleh seseorang pun menoleh dan terdapat Biru yang langsung menoleh ke arah yang lain.
" Kek ada yang liatin gue deh " gumam Tari.
Tapi tidak ingin ambil pusing, dia kembali melanjutkan kesibukannya."Hufft hampir aja ketahuan " ucap Biru yamg bernafas lega.
"Lo kalau suka sama dia, mending lo ungkapin sekarang. Cupu lo, suka dalam diam gini. Udah satu tahun lo suka sama Tari " ucap Bijak
"Lo enak ngomong gitu. Lah gue? belum pernah pacaran, bro.Belum ada pengalaman buat deketin cewek. Gue juga takut ntar Tari risih sama gue. " jawab Biru dengan nada lirih.
Bijak yang peka pun menepuk punggung Biru."Ya ya terserah lo deh, Ru. Gue dukung apapun usaha lo " ucap Bijak.
Biru hanya mengangguk.
Biru seorang laki laki yang berparas tampan belum pernah merasakan pacaran. Sudah bertahun tahun ia memasang status jomblo. Dan juga masih mempertahankan perasaannya kepada Tari. Si gadis bermata teduh yang pertama kali ia temui saat kegiatan MOS atau Masa Orientasi Sekolah.
"Udah udah, mending kita gabung sama yang lain noh " ujar Bijak sambil menunjuk kumpulan anak laki laki yang sedang bermain uno.
Biru hanya menggangguk.
KRING KRINGGG bel sekolah pun berbunyi menjadi tanda berakhirnya aktivitas non faedah ini. Anak laki laki yang telah selesai bermain Uno pun segera membereskan semua yang berserakan di lantai, tam lupa saling mengejek satu sama lain.Yang kalah pun hanya pasrah menerima hukuman dari mereka. Karena berbeda dengan permainan mobile legend, mereka nggak punya sinyal untuk menjadjkan temperatur ponsel yang panas sebagai bentuk pengelakan.
Semua siswa dan siswi berhamburan keluar kelas menuju parkiran. Begitu juga dengan Tari, ia membereskan semua peralatan sekolahnya ke dalam tas.
Chika teman dekat Tari memeberikan kode kepada Tari dengan mengangangkat alisnya dan menunjuk pintu keluar.
Tari yang paham maksud dari kode itu langsung menatap Chika seolah bertanya 'mau kemana? '
"Tar, lo habis ini mau langsung pulang atau mau kemana? ""Hmm rencananya sih mau langsung pulang " balas Tari.
"Kalau gitu lo mau ga temenin gue ke Gramedia? "
Gramedia — salah satu tempat kesukaan Tari. Dimana disana banyak novel novel yang digemarinya. Bagaimana ia akan menolak nya.
" Hmm boleh " jawab Tari senyum.
Kalo bisa lama lama aja, batinnya senang." Asik, let's go. EH TAPI GUE KE KELAS SEBELAH DULU YA.MAU KETEMU AYANG BENTAR. KETEMU DI GERBANG AJA, OKE?." ucap Chika riang sambil teriak itu, menjadi akhir dari nggak sendirinya aku dikelas
" Iya yang mulia Chika" balas Tari. Ia terkekeh dengan temannya satu ini, bucin sekali pikirnya.
Bangku bangku yang berantakan tadi sudah kembali tertata rapi. Tari bergegas keluar menuju parkiran dimana mobil Chika berada. Sambil meninggu gadis itu, Ia mengeluarkan ponsel untuk mengabari Bunda nya.
Bunda 🤍
Bun, aku gak langsung pulang ke rumah ya
Mau nemenin temen ke Gramedia dulu.
luv u bun
15.00 √√Iya sayang. Hati hati ya, dear
15.01√√Akhirnya yang ditunggu pun datang, kemudian kami langsung menuju ke Gramedia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari Biru
General FictionHanya penulis amatir yang masih belajar dalam dunia pernovelan. diupdate ketika lagi mood doang. hehe Sedikit cringee. mweehehe