Bad feeling

693 93 2
                                    

(Name) bisa di bilang anak yang sejak dulu sendirian, Entah itu dari segi pertemanan,keluarga atau hubungan percintaan.

Jadi dia sudah biasa untuk menyendiri atau menanggung semua sendirian.

"Hahhhh... Sekarang harus gimana? Aku harus seperti apa. Aku bingung sama semuanya" keluh nya

(Name) berjalan di sisi sungai untuk menenangkan dirinya,namun tak di sangka ia menemukan Yohan sedang duduk sendiri.

'Yohan.. ku deketin aja kali ya dia orangnya satu nasib sama juga' batinku

Aku berlari ke arah Yohan namun hal bodoh terjadi. Tali sepatu yang di pakai (name) tiba tiba terinjak, tentu saja ia jatuh.

"Aihhhh malu banget" (name)

"Hei kau tidak terluka kan?" Sambil menyodoran tangan. Aku menggenggam tangan Yohan yang membantuku untuk berdiri.

"Kau bodoh. Sampai lupa mengikat tali sepatumu" Yohan berjongkok dan mengikat tali sepatuku. "Nah sudah" ucapnya

"Terimakasih Yohan" ceplos ku

"Kau mengetahui namaku?" Yohan sedikit waspada

"Ahh aku tau kamu dari di anak mafia. Gimyung" ucapku melantur

Yohan hanya bisa diam tak lama setelah itu perutnya mengeluarkan suara. "Ahh m-maaf.."

"Kamu lapar? Ayo sini sama aku makan bareng aku juga lapar!!!" Ucapku girang langsung memegang tangan Yohan dan menuju restoran.

"Nah ayo pesan Yohan" ucapku

"Tapi.. aku tak mempunyai uan-" ucapannya terpotong karena aku langsung memanggil pelayan.

"Pelayan, aku ingin ini ini ini bla bla bla" aku memesan banyak makanan tentu saja untuk Yohan makan karena aku tau dia tak makan.

Pelayan membawa makanan kami pun datang dan tentu saja wajah Yohan panik akan ini semua.

"H-hei a-aku tak mempunyai banyak u-uang untuk membayar ini" gugup Yohan karena ia takut harus membayar semua ini.

"Sudah tak apa apa aku yang bayar. Sebagai gantinya kita menjadi teman saja karena aku... Kesepian." Ucapku

Yohan hanya bisa diam tertegun melihat diriku yang wajah menyedihkan.

"Ahh iya namaku! (Name), Kwak (Name)" ucapku sambil senyum dan menyodoran tangan.

"Sudah silahkan makan Yohan aku tau kamu jarang sekali makan"

"T-t-terimakasih" Yohan memakan makanan yang ada di meja dengan lahap tentu dengan sikap yang imut juga.

Yohan menghabiskan semua makanan nya ia tak sadar bahwa aku tak makan sedikitpun. Ia memasang wajah sedih "m-maaf aku menghabiskan semua nya" lirihnya.

"Tak apa Yohan. Kamu lebih harus banyak makan agar tetap sehat" jawabku dan mengelus Surai berwarna coklat hazel itu.

"Sekali lagi terimakasih aku akan menggantika-"

"GAAAK! Kamu gak usah ganti Yohan cukup menjadi temanku dan bergantung kepadaku aku ingin direpotkan oleh mu..." ucapku dengan nada yang naik namun seketika menurun dan menjadi suasana yang canggung.

"Ba-baik lah aku akan mencobanya (name)"

Aku hanya Yohan dengan senyuman hangat.

'seperti senyuman hangat mama..' batin Yohan

                                      ಠ⁠︵⁠ಠ

Gada angin gada hujan (name) nyari masalah di daerah gangseo.

Obsession with you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang