memories

665 104 7
                                    

Notif yang membuat seluruh badan (name) lemas seakan-akan memberikan racun yang tak mungkin ada obatnya.

Bagaimana tidak? Pesan yang berisi sebuah informasi yang orang lain tidak tahu bahkan seorang jenius pun akan susah mencarinya informasi ini.

"I-ini.. ini.. tidak mungkin kan? Tidak mungkin ini akan terjadi kan!!"



(Name) saat ini akan pergi ke sekolah tentu berpenampilan berbeda dengan rambutnya yang di cat sedikit pirang memberi kesan seperti coklat hitam dan putih.

(Name) sengaja masuk telat karena ia mampir ke kantin untuk membeli roti dan susu. Sesampainya ia di depan kelas tentu aku melihat hobin yang berbinar-binar di depan kelasku dan memasuki ruangan kelasku bersamaan namun berbeda pintu.

Aku hanya menatap hobin dengan seksama dia? Meminta nomor 'crystal' itu untuk bisa menjalin hubungan dekat.

Mereka yang tak sadar aku berada di kelas dan suasana canggung itu aku membuka suara.

"Yooo (name) di sini kawan kawan!"

Bukannya ada respon yang ada hanya suasana canggung yang semakin makin.

"Haisshhh ngapain dah kalian diem diem aja? Biasanya ribut dan kelas jadi kapal pecah" ucapku

Aku yang tak nyaman hanya menyimpan tasku di meja tempatku duduk dan segera pergi dari kelas itu, tak ada tujuan hanya melihat lihat semua jurusan dan menengok jurusan kecantikan untuk melihat janghyun.

*Beberapa bulan kemudian

Aku sudah jarang berkomunikasi dengan teman-teman di sekolahku kecuali Jay, aku hanya tidur di kelas karena waktu tidurku hanya 3jam. Jay mengetahui itu dan menyuruh Seok dan yang lainnya untuk tak menganggu ku yang sedang tidur.

Tentu si pencari perhatian itu membuat masalah dan melibatkan hyundoo.

Aku sedang berjalan dan melihat Zin yang sedang di pukul oleh Dae Hoon, sontak ku mendekatinya dan menyuruh si Dae Hoon ini untuk berhenti.

"Hei Dae Hoon, bisa berhenti memukuli temanku? Dia tak tahu apa apa kau malah memukulnya" (name)

"Wah siapa cewek cantik ini? Dia pacarmu? Lemah banget" Dae Hoon

"Ya dia pacarku kenapa? Sudah ya maaf kalau mulut dia memang tak bisa di saring ucapannya dan kau juga minta maaf karena memukulnya"

Dae Hoon hanya melihat dan pergi bersama teman-temannya tak mengatakan sepatah kata pun.

"Zin.. maaf tadi" aku membantunya untuk bangun dan tak mendengar jawaban yang Zin katakan.

'kau.. menganggap ku pacarmu.." batin Zin

Aku tak ikut membantu menyelamatkan si hyundoo dan Tae Joon itu karena mereka bisa menyelesaikannya sendiri.

Aku berada di bioskop yang bertempat minjin dan Zin yang sedang berkencan, mengapa aku di sana? Aku ingin memukul si Joon ki itu dan menonton film yang selalu di Bicarakan minjin.

Zin sedang berada di kamar mandi dan aku menemui minjin dan berbincang sebentar.

Aku tetap melihat kelakuan si Joon itu dan tak lama emosiku naik karena dia melakukan hal aneh di belakang badan minjin.

Obsession with you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang