BINTANG ੈ✩‧₊˚

11 3 0
                                    

malam sunyi, memang terkadang terlihat bak lembar yang masih kosong tapi sebenarnya tidak . bintang yang menemanimu tetap di sana karena pada dasarnya bintang tidak pernah meninggalkan langit malam walau langit malam jatuh cinta pada bulan namun terkadang kita berpaut pada kata " memandangmu bagaikan melihat bintang, bintang yang indah dan yang paling terang namun sangat sulit dan bahkan tidak mungkin untuk digapai" .

______________________________________

duhai semesta ,

pekik tangisku mengangkasa dikala fajar,
sedang ruhku baru sahaja ingin mengabadi,
sungguh daku sedang didesak waktu,
terbuai mengharungi jejak yang tak berujung,
hanyutnya jiwaku di lembah kepalsuan alam fana ini
hatiku dengan layu meronta meneriak,
rasanya aku seperti ingin pupus bersama ombak
jejak terseret arus waktu,
terbias dalam syahdu gelombang
jejakku hanya tinggal tangisan pengharapan tak bertuan
tolong tentukan penjelasan yang terbaik buat insan sepertiku,
insan lemah yang terbuai dalam dodoian kezaliman alam,
ku rayu ya

- wulan ratna
______________________________________

"KRINGGGG , KRINGGG"

jam locengku berdering sekuatnya hingga membuatkan ruhku yang masih mengukir jejak dalam hitungan alam fatamorgana berdesup tergelincir oleh waktu yang kian bergerak dengan pantas dan tegas

"hahhh sudah 11 pagi ? jam gue rusak atau gimana ya ? seharusnya kan jam 4 pagi sudah berdering" - wulan ratna

dengus wulan dengan rasa penuh janggal akan situasi yang amat jarang berlaku dalam kehidupannya itu

"lan udah bangun?" - bunda

wulan tidak menyahut persoalan bundanya malah hanya meraup tangannya ke wajah tanda habis berdoa atas kesyukuran atas nikmat masih hidup yang tuhan berikan pada dirinya

"alhamdulillah" - wulan ratna

nikmat kehidupan ,
wulan terpaku menyadari detik detik bermetamorfosis menjadi minit
lalu menguap menjadi jam, hari, bulan dan tahun
padahal raganya masih berdiri
utuh disini,
sendirian mengemas gerimis
yang ditinggalkan,
betapa cepatnya waktu menyublim
usia yang kian membengkak, lalu mengempis ketika tertusuk jarum,
namun masih tidak ramai yang sedar akan nikmatnya usia ,
nikmatnya waktu yang dipunyai

"lan , ayo sarapan ! bunda masak makanan kegemaran kamu loh" - bunda

"iya , makasi ya bunda?" - wulan ratna

"lan , kamu..." -bunda

"kenapa bunda?" - wulan ratna

"ga papa , nikmatin ya masakan bunda.." - bunda

ada yang aneh loh sama bunda , apakah bunda takut kalo persoalannya bakal bikin aku marah ga jelas lagi ?

bicara wulan dalam lubuk hatinya yang terpaling dalam seiring dengan perasaan ingin tahu akan kelakuan aneh bundanya itu

"bunda , bunda mau bilang apa? mau soal juga gapapa kok , wulan ga bakal marah lagi sama bunda...wulan janji" - wulan ratna

"lan , kamu ingat ga saat kamu masih 5 tahun ?" - bunda

"wulan 5 tahun ? hm , ya ingat tapi kalo bisa , wulan gamau ingat sama sekali akan kejadian itu" - wulan ratna

"lan , bunda kayak ga percaya kalo kamu udah 18 tahun , rasanya seperti baru kemarin sahaja bunda nyuapin makanan ke mulutmu yang tak henti berbicara soal keindahan pelangi yang kamu lihat" - bunda

O M B A KWhere stories live. Discover now