O1 - Bertemu kembali

76 17 2
                                    

"Fuck" umpat salah seorang wanita berambut pirang sembari melemparkan puntung rokok yang sedari tadi dia hisap ke jalanan becek yang dipenuhi oleh sampah.

Lagi dan lagi dia mendapatkan pesan singkat dari para penagih hutang Ayahnya yang baru saja meninggal dunia sebulan yang lalu. Dia mengancam akan menyeretnya ke balik jeruji besi jika dia tidak segera membayar hutang-hutang Ayahnya itu.

Wanita itu memakai kembali topinya dan berjalan keluar dari gang sepi tadi sembari menundukkan kepalanya dalam-dalam. Tentu saja berusaha menyembunyikan dirinya dari banyaknya orang yang mungkin akan mengenali dirinya. Ya, seorang model terkenal yang namanya tiba-tiba saja jatuh terperosok ke dasar jurang paling dalam karena Ayahnya yang terlibat kasus narkoba lima tahun silam.

Erika Mikaela Laodi.

Hidupnya yang bergelimang harta, dipuja oleh banyak pria, serta memiliki banyak teman, seketika hancur berantakan karena kasus Ayahnya.

Ayahnya masuk ke dalam penjara, kemudian disusul dengan perusahaan Ayahnya yang bangkrut dan pada akhirnya membuat perekonomiannya serta karirnya ikut hancur berantakan.

Kini Erika hanya hidup sebatang kara di sebuah flat sederhana di pinggiran kota setelah Ayahnya meninggal dunia di penjara dengan meninggalkan banyak hutang untuk dirinya yang bahkan kesulitan untuk sekedar makan tiga kali sehari.

Belum lagi fakta bahwa semua orang yang dulunya ada di sampingnya tiba-tiba saja menghilang bak ditelan bumi. Selain faktor dari Erika yang namanya telah tercoreng sehingga mereka takut nama mereka ikut tercoreng, mereka juga merasa bahwa Erika sudah tidak bisa lagi mereka manfaatkan, baik dari segi popularitas maupun dari segi kekayaan Erika.

Pada intinya Erika benar-benar sendirian menjalani hidupnya di awal usianya yang menginjak tiga puluh tahun.

Sial!

Bruk!

Erika menolehkan kepalanya sekilas ke arah sosok yang baru dia tabrak bahunya tersebut tanpa repot-repot melihat wajahnya, sebelum dia memilih untuk membuang muka ke arah lain tanpa repot-repot meminta maaf padanya.

Pada sosok pria berponi dengan balutan tuxedo. Pria itu menghentikan langkahnya seketika lantas dia menolehkan kepalanya ke belakang menatap punggung sempit wanita bertopi itu yang berjalan semakin jauh dari posisinya.

Alisnya tampak naik satu saat dia merasa bahwa wanita itu tidak asing dalam ingatannya. Dia seperti pernah melihat wanita itu lima tahun lalu.

"Erika" gumam pria itu menyadari bahwa sosok wanita itu adalah seorang model yang kini sudah tidak tenar lagi dan menghilang dari layar kaca, majalah, maupun situs lainnya.

Pria itu tampak merogoh ponsel dari saku celananya kemudian menghubungi seseorang, "Cari alamat rumah model bernama Erika..." Ucapnya begitu sambungan telepon tersambung.

"...dan tugas selanjutnya akan saya beritahu setelahnya"

Pip!

Kemudian pria itu mematikan sambungan telepon secara pihak. Dan seulas senyuman miring samar-samar terpatri diwajahnya sebelum dia berjalan pergi memasuki sebuah restoran mewah yang berada tidak jauh dari posisinya.

🌱

Bruk!

Erika menjatuhkan dirinya ke atas kasur lantai di dalam flat sederhananya. Lalu dia melepaskan topinya dan mendongakkan kepalanya ke atas menatap langit-langit flat-nya yang tampak usang.

"Gue nggak mau dipenjara kaya Ayah. Bisa-bisa gue mati membusuk di sana" gumam Erika saat dia kembali mengingat ancaman dari para penagih hutang almarhum Ayahnya.

The Difference (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang