🍂 PANTAI🍂

17 5 14
                                    

Doa ku di kabulkan oleh Tuhan.

Sekarang ini aku bersama dengan orang yang bisa di bilang "Teman", doakan saja semoga dia nanti menjadi pacar ku...

Dia memang tidak terlalu menyukai Langit Senja, tapi aku melihatnya begitu menikmati sejuknya angin pantai sore itu, dan musik dari ombak laut yang begitu merdu.

"Selatan, senja indah banget ya? makasih udah mau bawa aku kesini, aku suka banget."

"iya Senja indah banget..."

dia mengucapkan kata katanya itu dengan melihat ku... aku tidak tau yang dia maksud itu Langit senja atau aku?

Ah... mungkin langit senjanya yang indah, tidak baik jika terlalu percaya diri.

"Selatan, kamu bilang Senja nya indah, tapi kenapa malah lihatnya ke aku? kan senjanya ada di sana.."

Aku menunjuk ke arah matahari terbenam itu, Benar benar indah... senjanya indah, dan Selatan juga tak kalah indah disini.

Pantai sore ini lumayan sepi, jadi aku dan Selatan bisa menikmati senja dengan damai tanpa ada gangguan dari banyak suara manusia yang berada disini.

"Senja yang di sana memang indah, tapi Senja ku juga tak kalah indah." Selatan mencubit pipiku gemas, sungguh pria yang penuh teka teki.

"Senja, tau ga?" ucap pria itu sambil menatap langit yang di dominasi oleh warna oranye dan kuning.

"Tau apa?" Tanyaku, jujur aku selalu penasaran tentang identitas pria itu yang sebenarnya.

"Nanti kalau aku udah lulus, aku mau menikahi wanita yang mirip dengan bunda ku.. dan setiap aku liat kamu, aku selalu liat bunda di diri kamu Nja, aku engga bohong lohh, pipi kamu merah kaya tomat heheh"

Dan apa yang di katakan Selatan itu benar, pipi ku merah karena malu, aku berfikir;
"ini dia beneran muji aku??"

Aku gugup saat itu, atmosfir nya berubah dengan cepat.

"Udah mau adzan Maghrib, ayo pulang." Selatan berdiri dan membantu ku berdiri, aku hanya mengangguk saja, karena kata ibu juga tadi aku tidak boleh pulang malam malam, jika waktu main ku, aku habiskan di pantai ini yang ada menyesal nantinya.

kata Selatan; "Ayo jalan-jalan sebentar."

Aku mengangguk setuju,

Hari ini aku beruntung bisa mengelilingi Yogyakarta bersama Selatan, hanya dia lelaki yang aku kenal setelah aku pindah ke Yogyakarta selama dua bulan ini.

Dia lelaki yang sangat baik, kata Ibu; "Dia baik, baik sekali, apa kamu berpacaran dengannya?"

ibu ku sengat menyukainya, setiap setelah bertemu dengannya, di rumah pasti aku ceritakan semuanya pada ibu, walaupun ibu sedang memasak, merajut, menjahit, mencuci piring pun aku ceritakan itu. Mungkin ibu sudah muak dengan cerita ku...

"Mau wedang ronde??"

Kalian tau wedang ronde? Wedang ronde adalah sejenis minuman yang berisi kuah jahe serta kue kenyal yang berisi kacang tanah dan sangrai. Biasanya, wedang ronde dihidangkan secara panas atau hangat sebagai teman bersantai di malam hari.

Aku dan Selatan duduk di kursi yang berada di pinggir jalan, di terangi lampu lampu jalan yang sangat indah.

mungkin jika aku tidak bertemu dengannya waktu itu... aku tidak akan merasakan ini semuanya..

Seberuntung itukah aku, Selatan??
dari sekian banyaknya wanita yang ada di kota istimewa ini, kenapa aku yang terpilih?

"Senja, kamu tau? Aku suka suasana malam di Yogyakarta, biasanya aku kesini sendirian, sesekali aku bersama Alshan, saudara kembar ku... kebanyakan orang-orang tidak bisa membedakan ku dengannya karena terlalu mirip, tapi aku tau kamu pasti bisa membedakannya kelak."

Senja di Langit Selatan | ON HOLD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang