🍂Ke Makam Bunda🍂

3 1 0
                                    

Happy reading 💗 !!!

••••••••••••••••••••••••••••••••••

Hari ini adalah hari yang sudah aku tunggu tunggu, aku bangun begitu pagi hanya untuk bersiap siap dan berdandan hanya untuk ke makam Ibunya Selatan.

sengaja aku bangun pagi, selain untuk berdandan aku juga bikin sedikit kue kering untuk aku bawa ke rumah Selatan nanti, walaupun aku masih marah padanya sedikit.

Bunda masuk ke kamar ku dengan senyumannya yang tergambar di wajahnya.

"Aduh aduh... anak bunda pagi pagi udah cantik aja nih, tu kue kamu sudah matang, udah bunda taroh di wadah juga, hati hati ya nanti, jangan marahan lagi loh!!"

pesan Bunda sebelum bunda pergi dan menutup pintu kamar ku, disitu aku hanya tersenyum malu dan sedikit tertawa karena ucapan bunda yang terakhir sebelum dia meninggalkan kamar ku.

setelah Bunda pergi, aku mendengar suara motor dan aku yakin suara motor itu berasal dari motor Selatan.

Aku melihat dari jendela kamar ku dan benar saja, Pacar ku sudah tiba.

(fyi: waktu Ayah Raga dan keluarga kecilnya ke rumah Senja itu sebenarnya modus si Selatan mau nembak senja, dan di terima hahhaah. kapal yang satu ini cute sekali.)

dia melepaskan helm nya dan mengibaskan rambutnya yang indah itu, dan itu di lihat oleh adik laki laki ku.

"Mas Selatan ini kenapa to? kok pake gaya kaya gitu segala lho, padahal tinggal lepas terus masuk ke rumah." celetuk adik ku dengan pandangan sinis nya itu.

"Itu tadi namanya tebar pesona, Janu. " Jawab Selatan.

"Halah tebar pesona, tebar pesona, orang gaada yang liat mas mas."

"Loh, barusan kamu liat loh nu haha" Ya, Selatan menang dengan Janu kali ini, bocah itu pasti tidak akan mau kalah lagi nanti, lihat saja.

"Mbak Senja nya mana?" ucap Selatan.
"Tuh dari tadi udah nungguin di kamarnya, bentar lagi juga keluar." jawab Janu, adikku.

Janu ini masih kecil, umurnya baru tujuh tahun dan sekarang sudah duduk di bangku kelas dua SD, orangnya sangat menyebalkan tapi juga seru, satu hari saja dia tidak di rumah, rumah akan terasa begitu sepi tanpa suara teriakan khas Janu yang melengking.

"Emang e mau kemana to mas? kok bawa melati segala."

"Ke rumah Ibu ku, Janu."

"Ga serumah ta mas?" Bocah yang sangat ingin tau tentang urusan orang lain, dan juga terlalu polos... tapi aku pikir dia antara polos atau bodoh.

"Rumah maksudnya mas itu di makam Januardi, masyaallah." Selatan menggelengkan kepalanya dengan kedua tangannya yang mencubit pipi janu, karena terlalu gemas.

"Loh mas, janu minta maaf ya janu ga tau, maaf ya mas Selatan, ngapurane mas." Dia panik dan langsung meminta maaf pada Selatan, lucu sekali.

"udah gapapa, mas masuk dulu keburu gelap."

Selatan senyum ke arah adikku dan dia berjalan menuju ruang tamu, dia melihat Bunda yang sedang menjahit di sana.

"Assalamualaikum, Bunda Senjanya ada? mau saya ajak ketemu keluarga lagi.."

"waallaikumsalam, Selatan... tunggu di sini dulu ya, biar Bunda yang manggil."

Bunda berjalan ke arah kamar ku, langkah kakinya kini terdengar jelas di telinga ku.

Tokk... Tokk.. Tokkk...

Suara ketukan pintu itu membuat ku bangun dari posisi dudukku dan segera berjalan untuk membuka pintu kamar ku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senja di Langit Selatan | ON HOLD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang